Anak Korban Penculikan Kembali Bertemu Orang Tuanya
A
A
A
Dari ribuan anak yang terpisah dari keluarganya karena kasus penculikan, hanya segelintir yang bisa kembali bersua orang tuanya. Sun Bin adalah salah satunya.
Pria berusia 28 tahun ini berkumpul lagi bersama keluarga setelah 24 tahun berpisah. Saat itu tahun 1991, Bin yang masih berusia empat tahun tengah ikut bersama ayah dan ibunya berbelanja di pasar sayur di dekat tempat tinggalnya Provinsi Sichuan, China. Asyik berbelanja membuat orang tua Bin fokus memilih sayuran segar sehingga melupakan Bin yang kala itu tak mendapat pengawasan penuh.
Ketika selesai berbelanja, kedua orang tua Bin baru sadar putra semata wayangnya hilang. Ayah Bin, Sun Youhong, lantas menyusuri semua areal pasar namun tak sedikit jejak pun yang ditemukan. Dia dan ibu Bin melanjutkan pencarian hingga kampung tetangga, menempelkan selebaran bergambar Bin. Namun, si kecil tak jua ditemukan. Waktu, tenaga, dan uang sudah habis untuk mencari Bin, hingga ibu Bin meninggal pada 2011 silam.
Namun, Youhong tak ingin menyerah. Sejak 24 tahun silam, ia terus mencari. “Semua itu saya lakukan karena ini adalah keinginan terbesar istri saya. Sebelum dia meninggal, dia selalu menggumamkan nama Bin,”ujar Youhong dilansir CNN. Ternyata Bin telah menjadi korban penculikan dan dibawa ribuan mil jauhnya dari Sichuan. Ia kemudian diadopsi oleh sebuah keluarga tanpa anak.
Namun bukan berarti adopsi ini membuat hidup Bin lebih bahagia, karena keluarga angkatnya ternyata tidak memberikannya pendidikan yang baik. Bahkan pada usia 15 tahun, Bin sudah harus bekerja sebagai tukang listrik. Bin bercerita sejak kecil dirinya sudah sadar diadopsi, namun dia tidak mengerti bagaimana dia bisa sampai di sana dan hidup dengan keluarga orang lain.
Hingga beranjak dewasa, pertanyaan ini semakin mendorongnya untuk menemukan keluarga aslinya. Namun, tak sekalipun Bin meminta orang tua angkatnya untuk menceritakan bagaimana asal mula kehadirannya.
Dia berhasrat mencari jawabannya seorang diri. Akhirnya Bin meninggalkan sampel DNA di Kantor Polisi Jiangsu pada Oktober 2014. Dan pada Selasa, ia diberi tahu pihak kepolisian bahwa ada seorang pria berusia 60 tahun, yakni Youhong, yang memiliki DNA sama dengan Bin. Setelah melalui beberapa pemeriksaan, Youhong terbukti adalah ayah Bin. Keduanya bertemu dengan diwarnai isak tangis.
Bin berlutut di kaki sang ayah, sementara Youhong berusaha memeluk Bin dan mengucap syukur kepada Tuhan. “Saya sangat senang dan bersyukur atas pertemuan ini tapi saya juga sedih. Jika dia tinggal bersama kami, saya tidak akan menyuruhnya bekerja saat masih berusia 15 tahun,” papar Youhong.
Rini Agustina
Pria berusia 28 tahun ini berkumpul lagi bersama keluarga setelah 24 tahun berpisah. Saat itu tahun 1991, Bin yang masih berusia empat tahun tengah ikut bersama ayah dan ibunya berbelanja di pasar sayur di dekat tempat tinggalnya Provinsi Sichuan, China. Asyik berbelanja membuat orang tua Bin fokus memilih sayuran segar sehingga melupakan Bin yang kala itu tak mendapat pengawasan penuh.
Ketika selesai berbelanja, kedua orang tua Bin baru sadar putra semata wayangnya hilang. Ayah Bin, Sun Youhong, lantas menyusuri semua areal pasar namun tak sedikit jejak pun yang ditemukan. Dia dan ibu Bin melanjutkan pencarian hingga kampung tetangga, menempelkan selebaran bergambar Bin. Namun, si kecil tak jua ditemukan. Waktu, tenaga, dan uang sudah habis untuk mencari Bin, hingga ibu Bin meninggal pada 2011 silam.
Namun, Youhong tak ingin menyerah. Sejak 24 tahun silam, ia terus mencari. “Semua itu saya lakukan karena ini adalah keinginan terbesar istri saya. Sebelum dia meninggal, dia selalu menggumamkan nama Bin,”ujar Youhong dilansir CNN. Ternyata Bin telah menjadi korban penculikan dan dibawa ribuan mil jauhnya dari Sichuan. Ia kemudian diadopsi oleh sebuah keluarga tanpa anak.
Namun bukan berarti adopsi ini membuat hidup Bin lebih bahagia, karena keluarga angkatnya ternyata tidak memberikannya pendidikan yang baik. Bahkan pada usia 15 tahun, Bin sudah harus bekerja sebagai tukang listrik. Bin bercerita sejak kecil dirinya sudah sadar diadopsi, namun dia tidak mengerti bagaimana dia bisa sampai di sana dan hidup dengan keluarga orang lain.
Hingga beranjak dewasa, pertanyaan ini semakin mendorongnya untuk menemukan keluarga aslinya. Namun, tak sekalipun Bin meminta orang tua angkatnya untuk menceritakan bagaimana asal mula kehadirannya.
Dia berhasrat mencari jawabannya seorang diri. Akhirnya Bin meninggalkan sampel DNA di Kantor Polisi Jiangsu pada Oktober 2014. Dan pada Selasa, ia diberi tahu pihak kepolisian bahwa ada seorang pria berusia 60 tahun, yakni Youhong, yang memiliki DNA sama dengan Bin. Setelah melalui beberapa pemeriksaan, Youhong terbukti adalah ayah Bin. Keduanya bertemu dengan diwarnai isak tangis.
Bin berlutut di kaki sang ayah, sementara Youhong berusaha memeluk Bin dan mengucap syukur kepada Tuhan. “Saya sangat senang dan bersyukur atas pertemuan ini tapi saya juga sedih. Jika dia tinggal bersama kami, saya tidak akan menyuruhnya bekerja saat masih berusia 15 tahun,” papar Youhong.
Rini Agustina
(ars)