Wakapolsek Banyumanik Diduga Akhiri Hidup dengan Minum Racun
A
A
A
SEMARANG - Wakapolsek Banyumanik AKP Sunarto diduga tewas bunuh diri di rumah dinasnya di Kompleks Asrama Polisi 1 Gedawang Nomor A 03, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah, kemarin.
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyebutkan, berdasarkan pemeriksaan polisi di tempat kejadian perkara (TKP), korban tewas diduga setelah menenggak racun. “Ada luka lebam (di dada). Kami duga dia meninggal bunuh diri dengan minum racun, apalagi ada muntahan di dekatnya. Ini memang rumah dinasnya, korban punya rumah di daerah Ketileng (Tembalang),” katanya di TKP.
Korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum luar dan AUtopsi. “Kami juga koordinasi dengan Labfor untuk mengetahui itu (muntahan dan jenis racunnya),” ungkapnya. Djihartono menegaskan, korban diduga sudah tewas 12 jam sebelumnya. Apalagi, pagi harinya korban tidak masuk dinas tanpa keterangan.
Bahkan, beberapa kali Kapolsek Banyumanik Kompol Kristanto meneleponnya, namun tidak direspons. Korban diketahui meninggal dunia oleh istrinya pada pukul 13.30 WIB. Posisinya telentang, baju terbuka, dan memakai sarung di lantai samping tempat tidur di kamar korban. Korban juga tidak memakai pakaian dinas.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO di TKP, petugas gabungan dari Polsek Banyumanik, Polrestabes Semarang, dan Polda Jateng tiba di lokasi, termasuk Kepala Subdit Paminal Bidang Propam Polda Jateng AKBP Yohanes. “Sejumlah keterangan masih dikumpulkan,” kata Yohanes.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jateng Kombes Pol Rini Muliawati membenarkan korban sudah berada di RS Bhayangkara. “Iya, jenazah diautopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya,” kata Rini. Yang menarik, beberapa saat setelah olah TKP di rumah korban muncul seorang perempuan yang mengaku bernama Yuli dari Bedono, Kabupaten Semarang.
Dia utusan toko kaligrafi milik Syech Puji. Saat dijelaskan bahwa Sunarto sudah meninggal dengan dugaan bunuh diri, Yuli tampak begitu shock. “Tadi pagi (kemarin) sekitar pukul 09.00 saya ke sini (rumah korban). Saya panggil-panggil juga tidak ada sahutan dari dalam.
Akhirnya saya pulang lagi, iya saya tahu itu Pak Waka (Wakapolsek),” ceritanya. Menurut Yuli, korban membeli dua buah kaligrafi untuk dipasang di rumah dengan harga total Rp5,2 juta. Namun, dia baru bayar Rp2,5 juta.
Eka setiawan
Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyebutkan, berdasarkan pemeriksaan polisi di tempat kejadian perkara (TKP), korban tewas diduga setelah menenggak racun. “Ada luka lebam (di dada). Kami duga dia meninggal bunuh diri dengan minum racun, apalagi ada muntahan di dekatnya. Ini memang rumah dinasnya, korban punya rumah di daerah Ketileng (Tembalang),” katanya di TKP.
Korban dibawa ke RS Bhayangkara untuk dilakukan visum luar dan AUtopsi. “Kami juga koordinasi dengan Labfor untuk mengetahui itu (muntahan dan jenis racunnya),” ungkapnya. Djihartono menegaskan, korban diduga sudah tewas 12 jam sebelumnya. Apalagi, pagi harinya korban tidak masuk dinas tanpa keterangan.
Bahkan, beberapa kali Kapolsek Banyumanik Kompol Kristanto meneleponnya, namun tidak direspons. Korban diketahui meninggal dunia oleh istrinya pada pukul 13.30 WIB. Posisinya telentang, baju terbuka, dan memakai sarung di lantai samping tempat tidur di kamar korban. Korban juga tidak memakai pakaian dinas.
Berdasarkan pantauan KORAN SINDO di TKP, petugas gabungan dari Polsek Banyumanik, Polrestabes Semarang, dan Polda Jateng tiba di lokasi, termasuk Kepala Subdit Paminal Bidang Propam Polda Jateng AKBP Yohanes. “Sejumlah keterangan masih dikumpulkan,” kata Yohanes.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Kedokteran Kesehatan Polda Jateng Kombes Pol Rini Muliawati membenarkan korban sudah berada di RS Bhayangkara. “Iya, jenazah diautopsi untuk mengetahui penyebab pasti kematiannya,” kata Rini. Yang menarik, beberapa saat setelah olah TKP di rumah korban muncul seorang perempuan yang mengaku bernama Yuli dari Bedono, Kabupaten Semarang.
Dia utusan toko kaligrafi milik Syech Puji. Saat dijelaskan bahwa Sunarto sudah meninggal dengan dugaan bunuh diri, Yuli tampak begitu shock. “Tadi pagi (kemarin) sekitar pukul 09.00 saya ke sini (rumah korban). Saya panggil-panggil juga tidak ada sahutan dari dalam.
Akhirnya saya pulang lagi, iya saya tahu itu Pak Waka (Wakapolsek),” ceritanya. Menurut Yuli, korban membeli dua buah kaligrafi untuk dipasang di rumah dengan harga total Rp5,2 juta. Namun, dia baru bayar Rp2,5 juta.
Eka setiawan
(bbg)