Banjir di Kabupaten Langkat Makin Meluas

Jum'at, 16 Januari 2015 - 09:45 WIB
Banjir di Kabupaten...
Banjir di Kabupaten Langkat Makin Meluas
A A A
MEDAN - Banjir di Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, makin meluas. Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho bahkan memantau langsung kondisi banjir di Kecamatan Tanjungpura kemarin.

Dari lima kecamatan yang terendam banjir, Tanjungpura memang yang terparah. Selain itu, ada tiga titik benteng jebol di Desa Pematang Cengal Barat yang mengakibatkan air terus bertahan. Apalagi, ditambah air laut yang pasang sehingga air masih bertahan di sana.

“Kami khawatir dengan hujan susulan yang masih terjadi karena Tanjungpura topografinya seperti kuali, begitu air tinggi di Sungai Batang Serangan, air segera melimpah ke berbagai desa yang terlintas sungai tersebut,” ungkap Camat Tanjungpura Surianto. Pemerintahjuga mengimbau warga untuk segera mengungsi dari daerah banjir. Sebagian warga memang melakukan itu, terutama mengungsi ke rumah keluarganya yang tidak teredam banjir.

Namun, tidak sedikit pula warga yang berusaha bertahan di rumah-rumah mereka yang kebanjiran demi menjaga harta benda mereka. Dalam situasi seperti itulah, GubsuGatotPujoNugrohomengambil peran. Dia mengunjungi tempat pengungsian, tepatnya di Gedung Juang 45, Tanjungpura, kemarin. Di gedung itu terdapat puluhan keluarga pengungsi akibat rumah mereka terendam.

Di tempat pengungsian itu pula, Gubsu turut menjenguk seorang ibu yang baru melahirkan anak perempuan. Dia pun langsung membujuk sang suami, Andika, dan sang ibu, Eliana, agar dirawat di rumah sakit demi kesehatan ibu dan bayinya. “Dirawat saja di rumah sakit ya Pak, bagaimana? Kasihan anak sama istrinya,” pinta Gubsu yang kemudian memberikan nama sang bayi, Nadya.

Gubsu kemudian melanjutkan tinjauannya ke tanggul Sungai Batang Serangan, tepat di sisi Jembatan Tanjung Pura. Dia masuk ke kediaman warga yang terendam banjir dan mengimbau masyarakat yang rumahnya terendam banjir hingga kedalaman 1,5 meter agar segera mengungsi ke tempat pengungsian. Masyarakat di sana memang masih bersikeras menempati rumah yang terendam banjir.

“Saya berkoordinasi dengan bupati Langkat untuk melakukan pengerukan sungai. Saya juga meminta kepada masyarakat agar tidak tinggal di tempat daerah aliran sungai atau DAS,” sebut Gatot yang memberikan bantuan 1.000 paket makanan dan lauk pauk, 18.000 bungkus mi instan, 300 matras, 390 selimut, 270 selimut wol, dan 200 tenda kepada korban banjir.

Di sisi lain, Bupati Langkat Ngogesa Sitepu mengatakan, data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Langkat menyebutkan, per 13 Januari 2015 terdapat lima kecamatan terendam banjir. Di Kecamatan Tanjungpura terdapat 4.184 keluarga dengan ketinggian air 50-110 cm. Di Kecamatan Sawit Seberang terdapat 285 keluarga dengan ketinggian air 80-200 cm dengan kondisi tanggul sungai pecah sepanjang sekitar 40 meter.

Sementara di Kecamatan Batang Serangan terdapat 667 keluarga dan menelan korban jiwa satu orang yakni Zendamia Sitepu yang hanyut terbawa arus saat melintas di jembatan yang tergerus air. Di kecamatan ini tinggi air antara 30-90 cm. “Banjir juga merendam 1.700 rumah di Kecamatan Hinai dan 252 rumah di Kecamatan Wampu. Jadi, total keseluruhan di lima kecamatan itu terdapat 7.178 KK,” ungkapnya.

Sementara di Kabupaten Simalungun, sedikitnya 500 jiwa warga tiga desa yakni Desa Lokkung, Raya Bayu, dan Silou Huluan di Kecamatan Raya, terancam terisolasi. Sarana transportasi, jalan, dan jembatan penghubung ke ibu kota kecamatan serta dua kecamatan lain, Raya Kahean dan Dolok Silou, tertimbun longsor setelah hujan desar, Rabu (14/1) malam.

Selain itu, longsor juga merusak jaringan irigasi sehingga puluhan hektare sawah terendam air.

Fakhrur rozi/ Ricky hutapea/Ant
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7188 seconds (0.1#10.140)