Banjir dan Longsor Terjang Kawasan Sumatera Utara
A
A
A
LANGKAT - Banjir belum juga surut dari Tanah Sumatera Utara. Terbukti, 5.293 rumah di Kecamatan Tanjungpura, Hinai, dan Batang Serangan, Kabupaten Langkat hingga kemarin masih terendam banjir setinggi 50-100 cm.
“Banjir belum juga surut. Air masih terus menggenangi pemukiman penduduk,” kata Camat Tanjungpura Surianto kemarin. Faktanya begitu. Hujan deras yang terus mengguyur kawasan Langkat selalu diakhiri dengan banjir. Bahkan, jumlah permukiman penduduk yang terendam banjir makin bertambah, yaitu Desa Pekubuan, Desa Pematang Cengal Barat, Desa Paya Perupuk, Kelurahan Pekan Tanjungpura, Desa Lalang, dan Desa Baja Kuning.
Total keseluruhannya mencapai 4.184 unit rumah yang sudah terdata terendam banjir. “Banjir masih terus bertahan di permukiman warga sampai sekarang ini dan belum juga surutsurut,” tegas Surianto. Camat Batang Serangan Resti Yanti menambahkan, ada tiga wilayah di daerahnya yang juga terendam banjir, yaitu Desa Bamban, Desa Karya Jadi, dan Kelurahan Pekan Batang Serangan.
Alhasil, total rumah warga yang teredan air setinggi 50 cm mencapai 425 rumah. Banjir yang terjadi ini karena meluapnya beberapa sungai di sana menyusul tingginya curah hujan yang menyebabkan debit air sungai terus meningkat yang akhirnya memasuki permukiman warga. Hal senada disampaikan Camat Hinai Fahri. Dia mengatakan sekitar 684 rumah di wilayahnya turut terendam air setinggi 50 cm.
Dari data yang ada, 454 rumah berada di Desa Cempa, 107 rumah di Desa Batu Malenggang, dan 23 rumah lainnya di Desa Tamaran. Selain merendam permukiman warga, banjir juga merendam perkebunan sawit milik warga, sekolah dasar (SD) dan madrasah tsanawiah (MTs) di Desa Batu Malenggang, serta dua SD di Desa Cempa.
“Para pelajar akhirnya diliburkan akibat sekolah mereka terendam banjir,” ungkap Fahri. Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di beberapa wilayah di Sumut. Di Kabupaten Simalungun misalnya, tujuh rumah warga Desa Bayu Muslimin, Kecamatan Tapian Dolok rusak berat dan ringan akibat tertimbun longsor, Selasa (13/1) malam.
Begitu juga jalan lintas dari Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara menuju Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, tertimbun longsor sejak kemarin pagi. Menurut Camat Tapian Dolok Ester Tambunan, meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor yang menimbun tujuh rumah, warga masih khawatir tinggal di rumahnya jika hujan deras turun.
“Rumah warga tertimbun tanah longsor dari perbukitan yang ada di sekitar permukiman penduduk, sehingga rumah warga rusak ringan, rusak berat, dan satu rusak akibat kebakaran yang bersamaan kejadiannya dengan longsor,” ujar Ester.
Rumah warga yang mengalami rusak berat adalah milik Ramli Harahap dan Muhammad Asnan, sedangkan rumah yang rusak ringan adalah milik Edy Purwanto, Khairul Anwar, Hanafi Harahap, dan Sutrisno. Adapun rumah milik Baharudin Harahap rusak akibat terbakar yang kejadian berlangsung saat longsor. Bencana longsor juga terjadi di Kabupaten Tapsel, tepatnya di Desa Batu Jomba, Kecamatan Sipirok.
Kejadian longsor tersebut mengakibatkan arus lalu lintas baik yang keluar ataupun yang datang ke Sipirok putus total. Warga terpaksa bahumembahu untuk membersihkan material longsor dari badan jalan, karena alat berat milik pemerintah lambat sampai ke lokasi. Sepeda motor yang ingin melintas dari badan jalan terpaksa harus diangkat.
Ricky hutapea/ Zia ul haq nasution/ant
“Banjir belum juga surut. Air masih terus menggenangi pemukiman penduduk,” kata Camat Tanjungpura Surianto kemarin. Faktanya begitu. Hujan deras yang terus mengguyur kawasan Langkat selalu diakhiri dengan banjir. Bahkan, jumlah permukiman penduduk yang terendam banjir makin bertambah, yaitu Desa Pekubuan, Desa Pematang Cengal Barat, Desa Paya Perupuk, Kelurahan Pekan Tanjungpura, Desa Lalang, dan Desa Baja Kuning.
Total keseluruhannya mencapai 4.184 unit rumah yang sudah terdata terendam banjir. “Banjir masih terus bertahan di permukiman warga sampai sekarang ini dan belum juga surutsurut,” tegas Surianto. Camat Batang Serangan Resti Yanti menambahkan, ada tiga wilayah di daerahnya yang juga terendam banjir, yaitu Desa Bamban, Desa Karya Jadi, dan Kelurahan Pekan Batang Serangan.
Alhasil, total rumah warga yang teredan air setinggi 50 cm mencapai 425 rumah. Banjir yang terjadi ini karena meluapnya beberapa sungai di sana menyusul tingginya curah hujan yang menyebabkan debit air sungai terus meningkat yang akhirnya memasuki permukiman warga. Hal senada disampaikan Camat Hinai Fahri. Dia mengatakan sekitar 684 rumah di wilayahnya turut terendam air setinggi 50 cm.
Dari data yang ada, 454 rumah berada di Desa Cempa, 107 rumah di Desa Batu Malenggang, dan 23 rumah lainnya di Desa Tamaran. Selain merendam permukiman warga, banjir juga merendam perkebunan sawit milik warga, sekolah dasar (SD) dan madrasah tsanawiah (MTs) di Desa Batu Malenggang, serta dua SD di Desa Cempa.
“Para pelajar akhirnya diliburkan akibat sekolah mereka terendam banjir,” ungkap Fahri. Selain banjir, bencana tanah longsor juga terjadi di beberapa wilayah di Sumut. Di Kabupaten Simalungun misalnya, tujuh rumah warga Desa Bayu Muslimin, Kecamatan Tapian Dolok rusak berat dan ringan akibat tertimbun longsor, Selasa (13/1) malam.
Begitu juga jalan lintas dari Kecamatan Pangaribuan, Kabupaten Tapanuli Utara menuju Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan, tertimbun longsor sejak kemarin pagi. Menurut Camat Tapian Dolok Ester Tambunan, meski tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsor yang menimbun tujuh rumah, warga masih khawatir tinggal di rumahnya jika hujan deras turun.
“Rumah warga tertimbun tanah longsor dari perbukitan yang ada di sekitar permukiman penduduk, sehingga rumah warga rusak ringan, rusak berat, dan satu rusak akibat kebakaran yang bersamaan kejadiannya dengan longsor,” ujar Ester.
Rumah warga yang mengalami rusak berat adalah milik Ramli Harahap dan Muhammad Asnan, sedangkan rumah yang rusak ringan adalah milik Edy Purwanto, Khairul Anwar, Hanafi Harahap, dan Sutrisno. Adapun rumah milik Baharudin Harahap rusak akibat terbakar yang kejadian berlangsung saat longsor. Bencana longsor juga terjadi di Kabupaten Tapsel, tepatnya di Desa Batu Jomba, Kecamatan Sipirok.
Kejadian longsor tersebut mengakibatkan arus lalu lintas baik yang keluar ataupun yang datang ke Sipirok putus total. Warga terpaksa bahumembahu untuk membersihkan material longsor dari badan jalan, karena alat berat milik pemerintah lambat sampai ke lokasi. Sepeda motor yang ingin melintas dari badan jalan terpaksa harus diangkat.
Ricky hutapea/ Zia ul haq nasution/ant
(ars)