Korban Tewas Pohon Tumbang Bertambah
A
A
A
BOGOR - Jumlah korban meninggal dunia akibat pohon tumbang di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, bertambah menjadi enam orang. Korban terakhir diketahui bernama Ahmad Saefullah, meninggal di ICU Rumah Sakit Sentra Medika, Cibinong, kemarin.
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor Didik Widyatmoko mengatakan pihak Kebun Raya Bogor sudah mendatangi rumah sakit, rumah korban, dan mengurus segala keperluan jenazah hingga memberikan santunan.
“Korban sudah dikirim ke rumah duka, staf Kebun Raya juga sudah berada di rumah keluarga,” katanya di Bogor kemarin. Ahmad Saefullah, warga Tajur, Kota Bogor, menderita luka berat ketika peristiwa itu terjadi. Dia sempat dirawat di RS PMI Bogor sebelum kemudian dipindah ke RS Sentra Medika karena membutuhkan penanganan di ruang ICU. Pejabat Humas RS PMI Bogor Yudha W Waspada mengatakan, pemindahan korban semata-mata faktor teknis.
Ruan ICU RS PMI telah penuh karena juga merawat korban kritis, di antaranya Rizki Nurawaman, 25, yang meninggal Senin (12/1). “Ada dua pasien yang dipindahrawatkan ke rumah sakit lain yakni Ahmad Saefullah di RS Sentra Medika dan Andre di Rumah Sakit Vania Kota Bogor,” kata dia.
Pohon besar jenis Agatis damara di Kebun Raya Bogor tumbang dan menimpa rombongan karyawan PT Asalta Mandiri Agung atau yang tergabung dalam Ikatan Serikat Buruh Indonesia, Minggu (11/1) sekitar pukul 10.15 WIB. Sebanyak 30 orang menjadi korban, 21 di antaranya cedera luka-luka, 6 meninggal, dan sisanya hanya luka ringan.
Salah satu korban, Didi, 50, mengaku beruntung sempat menyelamatkan diri dan menghindar dari maut.“ Saya sadar pas dengar suara seperti batang pohon patah. Sempat kabur, tapi susah soalnya banyak orang,” katanya. Meski cedera pada tulang belikatnya, dia bersyukur masih bisa selamat dan kondisinya mulai membaik. Merespons peristiwa itu, Polres Bogor Kota telah melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan olah tempat kejadian perkara.
“Kita menyelidiki apakah ada kaitannya dengan pidana, karena peristiwa ini menyebabkan enam orang meninggal,” kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Aulia Djabar. Dia mengungkapkan, saat kejadian tidak ada peristiwa angin ataupun hujan yang berpotensi terjadinya pohon tumbang. Tapi pohon patah dan roboh hingga menimpa pengunjung. Karena itu, pihaknya menelusuri apakah ada unsur kelalaian mengingat Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi.
“Dalam waktu tiga hari ini kita akan buatkan panggilan yang langsung akan kita layangkan kepadapihak- pihakterkait, initidak terhitung hari kerja,” katanya. Sementara itu, untuk menghindari kejadian serupa, pengelola Kebun Raya Bogor kemarin menebang empat pohon Agatis damara yang lokasinya sejajar dengan pohon tumbang pada Minggu lalu.
Selain itu, Kebun Raya juga akan memberlakukan zonasi bagi daerahdaerah yang dianggap rawan atau pusat keramaian pengunjung. Meski demikian mereka memastikan pengelola tidak akan menutup operasional tempat wisata itu, karena Kebun Raya masih layak dikunjungi.
Haryudi/ant
Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor Didik Widyatmoko mengatakan pihak Kebun Raya Bogor sudah mendatangi rumah sakit, rumah korban, dan mengurus segala keperluan jenazah hingga memberikan santunan.
“Korban sudah dikirim ke rumah duka, staf Kebun Raya juga sudah berada di rumah keluarga,” katanya di Bogor kemarin. Ahmad Saefullah, warga Tajur, Kota Bogor, menderita luka berat ketika peristiwa itu terjadi. Dia sempat dirawat di RS PMI Bogor sebelum kemudian dipindah ke RS Sentra Medika karena membutuhkan penanganan di ruang ICU. Pejabat Humas RS PMI Bogor Yudha W Waspada mengatakan, pemindahan korban semata-mata faktor teknis.
Ruan ICU RS PMI telah penuh karena juga merawat korban kritis, di antaranya Rizki Nurawaman, 25, yang meninggal Senin (12/1). “Ada dua pasien yang dipindahrawatkan ke rumah sakit lain yakni Ahmad Saefullah di RS Sentra Medika dan Andre di Rumah Sakit Vania Kota Bogor,” kata dia.
Pohon besar jenis Agatis damara di Kebun Raya Bogor tumbang dan menimpa rombongan karyawan PT Asalta Mandiri Agung atau yang tergabung dalam Ikatan Serikat Buruh Indonesia, Minggu (11/1) sekitar pukul 10.15 WIB. Sebanyak 30 orang menjadi korban, 21 di antaranya cedera luka-luka, 6 meninggal, dan sisanya hanya luka ringan.
Salah satu korban, Didi, 50, mengaku beruntung sempat menyelamatkan diri dan menghindar dari maut.“ Saya sadar pas dengar suara seperti batang pohon patah. Sempat kabur, tapi susah soalnya banyak orang,” katanya. Meski cedera pada tulang belikatnya, dia bersyukur masih bisa selamat dan kondisinya mulai membaik. Merespons peristiwa itu, Polres Bogor Kota telah melakukan penyelidikan dengan memeriksa sejumlah saksi dan olah tempat kejadian perkara.
“Kita menyelidiki apakah ada kaitannya dengan pidana, karena peristiwa ini menyebabkan enam orang meninggal,” kata Kasat Reskrim Polres Bogor AKP Aulia Djabar. Dia mengungkapkan, saat kejadian tidak ada peristiwa angin ataupun hujan yang berpotensi terjadinya pohon tumbang. Tapi pohon patah dan roboh hingga menimpa pengunjung. Karena itu, pihaknya menelusuri apakah ada unsur kelalaian mengingat Kebun Raya Bogor merupakan kawasan konservasi.
“Dalam waktu tiga hari ini kita akan buatkan panggilan yang langsung akan kita layangkan kepadapihak- pihakterkait, initidak terhitung hari kerja,” katanya. Sementara itu, untuk menghindari kejadian serupa, pengelola Kebun Raya Bogor kemarin menebang empat pohon Agatis damara yang lokasinya sejajar dengan pohon tumbang pada Minggu lalu.
Selain itu, Kebun Raya juga akan memberlakukan zonasi bagi daerahdaerah yang dianggap rawan atau pusat keramaian pengunjung. Meski demikian mereka memastikan pengelola tidak akan menutup operasional tempat wisata itu, karena Kebun Raya masih layak dikunjungi.
Haryudi/ant
(ars)