Saksi Kunci Hambalang Mengaku Diancam

Selasa, 13 Januari 2015 - 14:29 WIB
Saksi Kunci Hambalang Mengaku Diancam
Saksi Kunci Hambalang Mengaku Diancam
A A A
JAKARTA - Saksi kunci kasus dugaan korupsi proyek pembangunan sarana prasarana Pusat Pendidikan Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang, Bogor, Jawa Barat.

Direktur CV Rifa Medika sekaligus mantan anggota Tim Asistensi Hambalang Lisa Lukitawati Isa mengaku diancam oleh Silvya Sholeha alias Bu Pur. Ancaman tersebut disampaikan Lisa saat dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sebagai saksi dalam sidang lanjutan terdakwa Direktur Utama PT Dutasari Citra Laras (DCL) Machfud Suroso di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta kemarin.

Turut bersaksi bersama Lisa yakni mantan Ketua Panitia Lelang Hambalang Wisler Manalu dan mantan Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Sesmenpora) Wafid Muharram. Awalnya Lisa menyampaikan soal proses kerja tim asistensi yang bertanggung jawab kepada Wafid Muharram.

Spesifikasi Lisa lebih pada peralatan olah raga yang rencananya akan diadakan dalam proyek Hambalang. Kemudian dia membeberkan Ibu Pur pernah menyampaikan ada orangnya yakni Arif Gunawan alias Arif Gundul dan Widodo Wisnu Sayoko akan membantu proyek Hambalang. Tidak lama kemudian Lisa membeberkan ancaman yang diterimanya dari Ibu Pur.

“Kemudian yang mulia, saya (ingin) menyampaikan, saya memang dalam ancaman, kira-kira beberapa minggu. Pada 2012, saya secara tidak sengaja bertemu di Makassar dengan ibu Pur,” ungkap Lisa sambil terisak di depan majelis hakim. Ketua Majelis Hakim Sinung Herwaman kaget dengan kesaksian Lisa. “Saudara bertemu dengan Ibu Pur?” tanya Sinung.

Lisa membenarkan. Menurut Lisa, Ibu Pur merupakan sosok yang pernah disampaikan Wafid beberapa waktu lalu saat bersaksi di sidang terdakwa lainnya. Wafid, kata Lisa, menyampaikan Ibu Pur adalah orang dekat istana.

Hakim Sinung masih berusaha menuntun Lisa mengungkap kebenaran kejadiannya. “Saudara tolong bisa terbuka supaya tidak menjadi kabur lagi. Kalau saudara jujur, insya Allah, Tuhan akan melindungi saudara. Oke,” ungkap Sinung.

Lisa pun menceritakan ancaman yang diterimanya dari Ibu Pur. Sebelum Desember 2012, Lisa mengaku tidak sengaja bertemu dengan Ibu Pur di Makassar. Meski demikian, Lisa tidak menjelaskan bagaimana Ibu Pur bisa ada di Makassar. Saat berbincang dengan Ibu Pur, Lisa berusaha mengonfirmasi apakah memang benar ada uang-uang dari proyek Hambalang.

Pasalnya, Lisa mengaku terseret dan diperiksa KPK pada 2011 terutama berkaitan dengan aliran uang Hambalang. “Saat itu (2012) satu yang beliau (Bu Pur) sampaikan, jangan pernah membuka mulut mengenai uang. Kalau tidak... bisa berakhir seperti Arif Gundul (meninggal). Begitu yang mulia,” ungkap Lisa.

Hakim Sinung berusaha menyela kesaksiannya. “Begitu ya yang disampaikan oleh Ibu Pur itu?” tanya Sinung. Lisa pun membenarkan sambil mengangguk. “Yang kedua (kata Bu Pur), saya akan dijerumuskan sampai mengenai kantor saya yang ada. Karena memang saya (2012), masih berdagang,” ungkapnya.

Hakim Sinung kemudian berusaha menenangkan Lisa. Dia meminta Lisa mengambil napas lebih dulu serta menyampaikan kesaksian dengan pelanpelan. Lisa melanjutkan, satu waktu dia pernah menerima telepon dari Arif Gundul. Saat itu Arif belum meninggal.

Dalam sambungan telepon, Arif memperingatkan Lisa agar berhati-hati. Kejadian ini terjadi sebelum pertemuan Lisa dengan Ibu Pur di Makassar. “Saudara Arif Gundul terakhir pernah menghubungi saya, dia (Arif) bilang memang, hati-hati Mbak Lisa, perasaan saya tidak enak, mata saya sudah tidak melihat. Pada suatu (saat) nanti (Mba Lisa) akan dibuat lumpuh. Karena memang saya (maksudnya Lisa) diancam mengenai kasus di Makassar.

Tapi alhamdulillah , majelis hakim, saya di Makassar di persidangan yang menguatkan saya...nangis lagi,” imbuh Lisa. Setelah sempat terdiam, Lisa kemudian meminta perlindungan KPK lewat majelis hakim.

Sabir Laluhu
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8697 seconds (0.1#10.140)