Kejahatan Marak, Polda Razia Serentak

Senin, 12 Januari 2015 - 11:31 WIB
Kejahatan Marak, Polda Razia Serentak
Kejahatan Marak, Polda Razia Serentak
A A A
JAKARTA - Maraknya aksi kejahatan sadis dalam satu minggu terakhir ini membuat Polda Metro Jaya menggelar razia besarbesaran. Operasi yang dimulai pukul 22.00 Sabtu (10/1) dan berakhir dini hari kemarin berhasil menangkap 336 orang.

Razia tersebut melibatkan 1.750 personel dari berbagai unsur seperti Satuan Reserse, Satuan Intelijen, Satuan Sabhara, dan Satuan Brimob. “Sasarannya lokasi rawan kriminalitas di seluruh wilayah hukum Polda Metro Jaya,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul kemarin.

Menurut dia, razia skala besar yang dipimpin langsung Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Unggung Cahyono ini merupakan operasi pada saat-saat tertentu untuk memaksimalkan kegiatan patroli rutin. “Fokusnya memang pelaku kejahatan dan memberikan rasa aman kepada masyarakat,” katanya. Dalam razia tersebut, kapolda beserta jajarannya berkeliling ke sejumlah lokasi di Jakarta, Bekasi, Tangerang, dan Depok.

Sasarannya antara lain balapan liar atau trek-trekan, perjudian, narkoba, kejahatan konvensional seperti pencurian dengan kekerasan (curas) dan pencurian dengan pemberatan (curat). Hasilnya ratusan orang diamankan dengan beragam kasus mulai dari judi, narkoba, mabuk-mabukan, serta membawa senjata tajam.

Dari 336 orang yang ditangkap, rinciannya 73 orang di Jakarta Selatan, 150 orang di Jakarta Utara, 68 orang di Jakarta Pusat, 45 orang di Jakarta Timur. Sebanyak 68 orang yang ditangkap di Jakarta Pusat antara lain narkoba 1 orang, senjata tajam 2 orang, mencoret-coret dinding rumah warga 4 orang, juru parkir 20 orang, pengamen 11 orang, gelandangan 31 orang, dan mereka yang ditahan atau disidik 3 orang.

Sebanyak 73 orang yang diamankan di Jakarta Selatan dengan area patroli di kawasan Pasar Minggu, Taman Ayodya Barito, Terminal Blok M, dan Lebak Bulus. “Jakarta Utara diamankan 150 orang di antaranya preman 81 orang, pak ogah 41 orang, judi 15 orang, senjata tajam 3 orang, jambret 3 orang, dan narkoba 6 orang,” sebut Martinus.

Dari Polres Jakarta Timur yang ditangkap 45 orang antara lain di Terminal Kampung Rambutan dan sekitarnya 11 orang, Terminal Pulogadung-Jalan Paus Rawamangun-flyover Klender 13 orang, Stasiun Jatinegara- depan Lapas Cipinang- Pondok Kopi-flyover Klender 12 orang, serta Terminal Kampung Melayu-PGC-UKI 9 orang. Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya juga menangkap 11 orang yang diduga akan melakukan aksi kejahatan di Monas dan Tanah Abang.

“Kawasan ini menjadi perhatian polisi karena rawan preman,” ujar Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Herry Heryawan. Masih dalam upaya memberantas tindak kejahatan, aparat Polres Jakarta Pusat menembak pelaku pencurian kendaraan bermotor saat tengah beraksi di kawasan Monas, Sabtu (10/1). Tono Riyadi ditembak di kaki kirinya saat berusaha kabur dengan sepeda motor hasil curiannya.

Pelaku mencongkel motor Yamaha Mio milik Dimas Bagus Sriyono, warga Tanah Tinggi 1, Johar Baru, Jakarta Pusat. Motor korban diparkir di Jalan Merdeka Utara, selanjutnya korban bermain futsal di kawasan Monas. Ketika pelaku beraksi, anggota Polres Jakarta Pusat yang sedang berjaga langsung menegurnya. Karena terkejut, pelaku mengeluarkan senjata tajam dan berusaha melukai petugas hingga akhirnya petugas menembak pelaku. “Saat aksinya diketahui, teman Tono melarikan diri,” kata Kapolres Jakarta Pusat Kombes Pol Hendro Pandowo.

Sementara itu, kriminolog Universitas Indonesia (UI) BambangWidodoUmarmenilairazia besar-besaran kurang berdampak signifikan jika tujuannya menekan angka kejahatan jalanan. Razia atau patroli besarbesaran sebenarnya lebih berdampak untuk meningkatkan kedisiplinan pengendara.

Penilaian tersebut didasari atas cara kerja yang dilakukan. Misalnya, kejahatan jalanan terjadi setiap saat dan tidak mengenal waktu, kemudian lokasi kejadian selalu berpindah-pindah. Sedangkan razia atau operasi hanya dilakukan pada waktu tertentu dalam artian tidak setiap saat, namun sebaliknya potensi kejahatan bisa terjadi setiap saat.

Yang perlu dilakukan kepolisian yakni menyelidiki lebih mendalam laporan masyarakat. Satuan Intelijen harus mencari tahu informasi dan meng-counter -nya sehingga diketahui jaringan pelaku kejahatan dari hasil informasi tersebut. Kepolisian juga harus melakukan mapping berbagai tindak kejahatan.

Helmi syarif/ Ridwansyah/ R ratna purnama
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6899 seconds (0.1#10.140)