Kemenkes Susun Roadmap Obat Tradisional
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah menyusun roadmap pemanfaatan obat tradisional. Ini dilakukan mengingat obat tradisional semakin tergusur dengan kehadiran obat kimia.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Indonesia harus mengembangkan obat berbahan tradisional karena memiliki khasanah tanaman obat yang luar biasa khasiatnya.
“Ada 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat obat dan 300 spesies bahan obat tradisional di antaranya yang dikembangkan oleh industri. Agar tanaman bisa jadi obat, harus ada roadmap. Untuk uji klinis, autentifikasi teknis dan spesies serta standardisasi kandungan kimianya,” ucap dia seusai seminar “Challenges of Development of Natural Compound as Drug for Infectious and Degenerative Diseases” di Kampus UHAMKA, Jakarta, kemarin.
Tjandra mengatakan, bahan tradisional yang sudah dijual bebas di pasaran jumlahnya masih rendah yakni sekitar 4.000- an jenis. Karena itu, kebijakan roadmapyang baru saja dibuat ini agar masyarakat memiliki pilihan untuk memakai obat tradisional atau bahan kimia. Saat inijugaberkembangtrenminum jamu di kalangan masyarakat.
Kementerian UKM dan Kementerian Perdagangan pekan kemarin sudah meluncurkan program gemar minum jamu. Pada 2012, ujarnya, pemerintah sudah melakukan riset tumbuhan obat dan jamu dengan menginventarisasi 15.773 ramuan dari 209 suku bangsa dan berhasil mengidentifikasi 1.740 spesies tanaman obat dari 13.576 nama daerah tanaman obat atau 60% dari total data.
Rektor UHAMKA Suyatno mengatakan, Indonesia memiliki potensi luar biasa pada tanaman obat. Namun, Indonesia sudah ketinggalan dengan mengembangkan bahan tra-disional menjadi obat. Sementara Thailand sudah mendirikan pusat riset produk halal.
“Indonesia adalah negara tropis yang potensi tanaman obatnya sangat tinggi. Namun, saat ini masyarakat hanya diberikan pilihan berobat dengan obat kimia saja,” ungkapnya.
Neneng zubaidah
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama mengatakan, Indonesia harus mengembangkan obat berbahan tradisional karena memiliki khasanah tanaman obat yang luar biasa khasiatnya.
“Ada 9.600 spesies tumbuhan berkhasiat obat dan 300 spesies bahan obat tradisional di antaranya yang dikembangkan oleh industri. Agar tanaman bisa jadi obat, harus ada roadmap. Untuk uji klinis, autentifikasi teknis dan spesies serta standardisasi kandungan kimianya,” ucap dia seusai seminar “Challenges of Development of Natural Compound as Drug for Infectious and Degenerative Diseases” di Kampus UHAMKA, Jakarta, kemarin.
Tjandra mengatakan, bahan tradisional yang sudah dijual bebas di pasaran jumlahnya masih rendah yakni sekitar 4.000- an jenis. Karena itu, kebijakan roadmapyang baru saja dibuat ini agar masyarakat memiliki pilihan untuk memakai obat tradisional atau bahan kimia. Saat inijugaberkembangtrenminum jamu di kalangan masyarakat.
Kementerian UKM dan Kementerian Perdagangan pekan kemarin sudah meluncurkan program gemar minum jamu. Pada 2012, ujarnya, pemerintah sudah melakukan riset tumbuhan obat dan jamu dengan menginventarisasi 15.773 ramuan dari 209 suku bangsa dan berhasil mengidentifikasi 1.740 spesies tanaman obat dari 13.576 nama daerah tanaman obat atau 60% dari total data.
Rektor UHAMKA Suyatno mengatakan, Indonesia memiliki potensi luar biasa pada tanaman obat. Namun, Indonesia sudah ketinggalan dengan mengembangkan bahan tra-disional menjadi obat. Sementara Thailand sudah mendirikan pusat riset produk halal.
“Indonesia adalah negara tropis yang potensi tanaman obatnya sangat tinggi. Namun, saat ini masyarakat hanya diberikan pilihan berobat dengan obat kimia saja,” ungkapnya.
Neneng zubaidah
(ars)