Kekuasaan Jadi Ujian Ideologi PDIP

Minggu, 11 Januari 2015 - 13:16 WIB
Kekuasaan Jadi Ujian Ideologi PDIP
Kekuasaan Jadi Ujian Ideologi PDIP
A A A
JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri menjadikan momentum politik tahun 2014 lalu sebagai tahun penentuan agar bangsa ini kembali ke akar sejarahnya.

Akar tersebut adalah membangun Indonesia yang mandiri, beradab, adil, makmur, dan menjadi pelita bagi bangsabangsa lain di dunia. Kini, dengan kemenangan yang diraih dalam pemilu legislatif dan pemilu presiden, Megawati mengingatkan kepada seluruh jajaran partainya bahwa tahun 2015 ini merupakan tahun ujian dalam menentukan perjalanannya sebagai partai ideologis.

”Ujian terbesar bagi partai ideologis tatkala partai ini berada dalam pemerintahan. Sebagai partai ideologis, tantangan terbesar justru dalam mewujudkan ideologi bekerja dalam kehidupan bernegara. Dengan demikian, berpartai sekaligus juga bernegara,” kata Megawati dalam pidato politiknya di HUT PDIP Ke-42, di Kantor DPP PDIP, Jakarta, kemarin.

Hadir dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo (Jokowi), Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo, Menkumham Yasonna H Laoly, serta sejumlah menteri seperti Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Megawati mengungkapkan, cita-cita Trisakti yakni negara yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi, dan berkepribadian secara budaya, mutlak untuk diaplikasikan.

Bagi PDIP, kemenangan yang diraih di pemilu bukan semata-mata kemenangan sebagai partai, melainkan kemenangan seluruh rakyat yang menginginkan adanya perubahan kehidupan yang lebih baik. Rakyat, kata dia, tidak hanya memberikan suaranya, tetapi juga menitipkan untuk Indonesia Hebat, untuk Indonesia Raya.

”Oleh sebab itu, kemenangan dalam pemilu tidak harus membuat kita berpuas diri apalagi mabuk kepayang. Pengalaman sejarah berpartai dan bernegara pasca-Pemilu 1999 harusnya menjadi pelajaran berharga bagi seluruh kader partai di seluruh tingkatan,” ujarnya.

Pergeseran karakter menjadi partai pemerintah, diakui Megawati, mengharuskan PDIP menata lagi langkah antar-tiga pilar partai secara horizontal maupun sinkronisasi irama kerja secara vertikal. Namun Megawati bersyukur, karena dari aspek kelembagaan kepartaian, dirinya merasakan semakin berjalannya fungsi partai di dalam rekrutmen anggota, pendidikan politik, komunikasi politik, dan agregasi kebijakan.

Dalam aspek pemerintahan, sambung dia, tidak sedikit kepala daerah yang diusung PDIP yang dinilai berhasil membawa perubahan fundamental untuk kesejahteraan rakyat. Dalam hal kepemimpinan, cukup banyak tunas kepemimpinan baru yang muncul sebagai hasil kaderisasi yang berproses sistematis. Kini, PDIP juga mampu menyesuaikan dengan tantangan baru, dan meletakkan dasar-dasar kehidupan demokrasi Indonesia yang lebih matang.

”Hal yang lebih menggembirakan, PDIP dinilai mampu mengembangkan karakter dan jati diri kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial. Inilah buah dari Partai Ideologi yang berakar dari Pancasila dengan spirit kelahirannya pada tanggal 1 Juni 1945,” tegas Presiden ke-5 RI ini. Dalam kesempatan tersebut, Megawati juga menyatakan bahwa konsolidasi kader merupakan skala prioritas terpenting untuk mewujudkan partai pelopor.

Hal ini menjadi modal bagi partai di dalam melaksanakan kepemimpinan Trisakti. Megawati percaya sepenuhnya, bahwa kepemimpinan Trisakti ini hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin yang memiliki mata hati, menyatu dengan landasan spiritual dan jiwa pengabdian, serta rela berkorban untuk kejayaan negeri.Untuk itulah, sebelum Joko Widodo (Jokowi) dilantik sebagai presiden, Megawati secara khusus mengingatkan, agar jangan melihat istana dari sisi megahnya, dari sisi terangnya saja.

”Tetapi, lihatlah juga sisi gelapnya, kenalilah sisi gelap itu. Di situlah jati diri dan karakter seorang pemimpin diuji. Dengan demikian, menjadi seorang pemimpin memang berproses. Pemimpin lahir melalui gemblengan dan ujian sejarah,” tukas Megawati. Kondisi itulah yang mendasari sikap Megawati, dan sekaligus menjawab, mengapa dirinya tidak pernah bergeming menghadapi berbagai tantangan atas garis kebijakan politik sebagai Ketua Umum DPP Partai.

Teristimewa dalam hubungannya dengan mandat yang telah Megawati berikan kepada Jokowi pada tanggal 14 Maret 2014 yang lalu. ”Prinsip yang selalu saya pegang adalah, ketika Joko Widodo ini dengan sungguhsungguh menyampaikan kepada saya, tekadnya untuk membumikan Pancasila melalui jalan Trisakti; Saya pun kemudian berketetapan untuk memberikan pendampingan dan dukungan secara penuh.

Karena alasan itulah mengapa PDIP berada di dalam pemerintahan,” jelasnya. Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, perayaan HUT PDIP kali ini digelar secara sederhana di Kantor DPP PDIP karena bangsa ini sedang dilanda berbagai musibah. ”Karena sedang berduka, musibah Banjarnegara, musibah AirAsia, maka kita laksanakan HUT partai secara sederhana, tidak di hotel berbintang,” ujarnya.

Hasto mengungkapkan, pesan yang ingin disampaikan dalam rangka HUT PDIP Ke- 42 adalah saat ini PDIP sebagai partai pemerintah harus membuktikan komitmennya dalam kehidupan rakyat dan bernegara. Karena itu, dalam HUT ini salah satu rangkaian acaranya adalah misi kemanusiaan, di mana kader kemanusiaan yang dilatih khusus akan dilepas ke daerah yang dilanda bencana.

Rahmat sahid
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7661 seconds (0.1#10.140)