Ibu dan Anak Tewas Terseret Banjir

Sabtu, 10 Januari 2015 - 14:44 WIB
Ibu dan Anak Tewas Terseret Banjir
Ibu dan Anak Tewas Terseret Banjir
A A A
SIMALUNGUN - Tragis. Seorang ibu dan dua anaknya yang berupaya melewati jalan banjir dengan mengendarai sepeda motor, tewas terseret arus deras di Kelurahan Serbelawan, Kecamatan Batunanggar, Simalungun, Sumatera Utara, Kamis malam (8/1).

Ketiga korban itu, yakni Sri Harjani, 34; Jihana Nafizar, 5; dan M Ikhsan Hanafi, 9, warga Desa Dolok Merangir. Sri yang membonceng kedua anaknya hendak pulang ke rumah setelah menghadiri acara keluarga di rumah kerabatnya di Kelurahan Serbelawan. Menurut informasi, jalan yang dilewati korban terendam banjir setinggi lebih kurang 50 sentimeter (cm) berasal dari luapan Sungai Pasar Bawah yang tak jauh dari jalan itu.

Derasnya air membuat Sri tak kuasa mengendalikan sepeda motornya hingga oleng. Ibu dan anak ini pun jatuh tercebur serta terseret arus yang deras hingga ke Sungai Pasar Bawah. Suasana gelap dan hujan yang turun menyulitkan warga menyelamatkan ketiga korban. Warga baru menemukan Sri dan Ikhsan beberapa jam kemudian dalam keadaan tak bernyawa.

Sementara jenazah Jihanna ditemukan pada pagi harinya. “Ketiga korban yang tewas dalam musibah banjir di Kecamatan Dolok Batunanggar sudah dievakuasi dan diserahkan kepada keluarganya untuk dimakamkan,” kata Sekretaris Camat Dolok Batunanggar, Simson Tambunan, kemarin. Banjir yang menerjang Kelurahan Serbelawan, Desa Dolok Merangir, Kecamatan Dolok Batunanggar, akibat Sungai Pasar Bawah meluap juga merendam sekitar 150 rumah warga.

Menurut warga setempat, Lokot Harahap, 61, banjir mulai merendam rumah warga sekitar pukul 21.00 WIB dan menjelang tengah malam ketinggian air terus naik lebih dari 50 cm. “Setelah hujan deras, sungai meluap dan airnya menggenangi rumah-rumah warga. Barulah menjelang dini hari air surut,” katanya.

Berdasarkan pantauan KORAN SINDO, hingga menjelang sore kemarin, warga masih membersihkan rumahnya, namun sebagian besar masih khawatir terjadi banjir susulan jika hujan deras turun. Bupati Simalungun Jopinus Ramli (JR) Saragih bersama Komandan Komando Distrik Militer (Dandim) 0207 Simalungun Letnan Kolonel (Letkol) Inf P Marpaung dan Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Heri Sulesmono turun meninjau lokasi banjir sekaligus memberikan arahan langkah-langkah penanggulangan bagi korban banjir maupun yang meninggal.

JR mengatakan, Pemkab Simalungun membantu penanganan korban banjir secara maksimal, termasuk melakukan mencegah terulangnya bencana banjir yang sudah dua kali terjadi di daerah itu. “Untuk para korban banjir sudah disiapkan penampungan sementara. Mereka akan diberikan makan tiga kali sehari serta pelayanan kesehatan selama 24 jam hingga mereka bisa kembali ke rumahnya masing-masing,” ujar JR.

Sementara terkait upaya mengantisipasi terulangnya bencana banjir di Kelurahan Serbelawan dan Dolok Merangir, JR sudah menginstruksikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) membuat beberapa saluran pembuangan air sehingga sungai tidak lagi meluap saat hujan deras tiba. Untuk pembersihan rumah warga yang dilanda banjir, Pemkab Simalungun juga meminta bantuan Kodim 0207 dan Polres Simalungun.

Peristiwa sama terjadi di Tebingtinggi, Sumatera Utara. Banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Padang di Kota Tebingtinggitelahmerendamratusan rumah di tiga kecamatan di kota itu, Kecamatan Tebingtinggi Kota, Rambutan, dan Kecamatan Bajenis, kemarin. Bahkan, beberapa anak-anak dan orang tua mulai dievakuasi. Sementara posko pengungsian dan kesehatan belum terlihat, walaupun warga sudah tiga hari berturut-turut mengalami kebanjiran.

Menurut Bambang, salah seorang warga Kelurahan Bandar Utama, kedalaman air saat ini sudah mencapai satu meter. “Banjir hari ini (kemarin) lebih tinggi dari sebelumnya. Kami terpaksa mengungsikan sendiri orang-orang tua dan anak-anak kami demi keselamatan mereka, sedangkan kami lebih memilih menunggu di lokasi rumah yang terendam banjir,” ujar Bambang.

Hingga Jumat sore (9/1), belum terlihat tindakan apa pun dari pemerintah kota khususnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di lokasi banjir, sehingga warga lebih memilih melakukan sendiri tindakan evakuasi demi keselamatan mereka. Warga berharap pemerintah segera turun ke lokasi. Selain melihat kondisi banjir, juga untuk mendirikan posko- posko pengungsian dan posko kesehatan.

Kepala BPBD Kota Tebingtinggi Wahid Sitorus mengaku, pihaknya masih dalam tahap memantau ketinggian debit air Sungai Padang yang meluap. “Berdasarkan pantauan, hingga saat ini ketinggian air banjir sudah mulai surut sekitar 50 cm. Kami masih melihat perkembangannya dulu, kalau sampai nanti malam (kemarin) air masih tinggi, baru disalurkan bantuan sesuai yang kebutuhan warga,” jelasnya.

Perayudi syahputra/Ricky hutapea
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5436 seconds (0.1#10.140)