Ibu Kandung Bekap Jabang Bayi hingga Tewas
A
A
A
JAKARTA - Tega benar ibu muda yang satu ini. Tak kuasa menanggung malu lantaran mengandung tanpa memiliki suami, Alfianti, 19, nekat menghabisi bayinya yang baru dilahirkan pada malam pergantian tahun.
Agar tidak tercium para tetangga ataupun petugas, warga Jalan Kramat Sawah, Johar Baru, Jakarta Pusat itu menguburkan bayinya di Bogor. Jojo, warga Kramat Sawah, mengatakan, ketika perayaan tahun baru sore harinya Alfianti masih terlihat. Perawakan badannya yang gemuk memang agak menyamarkan. Namun, sehari-harinya dia tidak pernah bertingkah aneh.
Memang beberapa bulan lalu Alfianti sempat dekat dengan seorang pria, namun satu bulan belakangan tidak terlihat lagi. “Sebenarnya dia tidak begitu pandai bergaul hanya sesekali nongkrong bareng dengan anak-anak di sini,” ujarnya kemarin. Warga baru mengetahui Alfianti menghabisi bayinya saat polisi mendatangi rumah pelaku untuk melakukan penyelidikan.
Polisi menerima laporan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bahwa pihak rumah sakit curiga karena Alfianti datang dengan keluhan pendarahan, tapi tidak didampingi suami. Pelaku melakukan pemeriksaan ke RSCM pada Rabu (7/1) karena kondisi kesehatan yang terus menurun. Ternyata ada bagian tubuhnya yang harus dibedah.
“Saat melahirkan dia menyalakan musik dan seorang diri. Pas keluar bayi dibekap mulutnya biar enggak terdengar. Setelah melahirkan dia tidak sadarkan diri. Karena bingung, bayi dikubur di sekitar rumah orang tuanya di Bogor,” kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Pusat Kompol Winarno Polisi kemudian menunggu kondisi kesehatan Alfianti pulih untuk mencari tahu penyebab meninggalnya bayi tersebut.
Apakah karena proses persalinan yang dijalankan seorang diri atau memang sengaja dibunuh. Setelah kondisi Alfianti membaik, polisi melakukan pemeriksaan, namun dia enggan memberikan keterangan secara jujur. Pelaku menganggap pendarahan terjadi karena dirinya terjatuh dari tangga. Petugas pun tidak mudah percaya atas keterangan pelaku.
Setelah diperiksa secara maraton, akhirnya pelaku tidak bisa mengelak atas perbuatannya. Alfianti mengakui telah membunuh bayinya karena merasa malu tidak mempunyai suami. Sementara itu, psikolog Universitas Indonesia Roesmini mengatakan, teganya seorang ibu membunuh bayinya lantaran takut terhadap hukuman sosial dari masyarakat.
Tempat tinggal tersangka yang terbilang terlalu padat membuat dia tega melakukan hal tersebut. Akan berbeda jika tersangka tinggal di kawasan yang lebih plural di mana hukum sosial tidak berlaku. “Bagaimanapun intuisi seorang ibu selalu ada dalam diri perempuan,” ucapnya. Dia menambahkan, kasus pembunuhan bayi ini juga tidak terlepas dari perbuatan lelaki yang tidak bertanggung jawab.
Untuk menyembunyikan kehamilannya, tersangka pasti sudah cukup kuat. Namun, tidak semua manusia kuat menghadapi apa yang ditanggungnya. Artinya bisa jadi apa yang dilakukan tersangka merupakan pelampiasan atas penderitaannya yang dirasakan seorang diri atau kemungkinan tersangka tidak tega dan belum siap menjadi seorang ibu. “Usia tersangka masih rentan dan apa yang dilakukannya bisa berdasarkan emosi atau pelampiasan semata,” tuturnya.
Ridwansyah
Agar tidak tercium para tetangga ataupun petugas, warga Jalan Kramat Sawah, Johar Baru, Jakarta Pusat itu menguburkan bayinya di Bogor. Jojo, warga Kramat Sawah, mengatakan, ketika perayaan tahun baru sore harinya Alfianti masih terlihat. Perawakan badannya yang gemuk memang agak menyamarkan. Namun, sehari-harinya dia tidak pernah bertingkah aneh.
Memang beberapa bulan lalu Alfianti sempat dekat dengan seorang pria, namun satu bulan belakangan tidak terlihat lagi. “Sebenarnya dia tidak begitu pandai bergaul hanya sesekali nongkrong bareng dengan anak-anak di sini,” ujarnya kemarin. Warga baru mengetahui Alfianti menghabisi bayinya saat polisi mendatangi rumah pelaku untuk melakukan penyelidikan.
Polisi menerima laporan dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) bahwa pihak rumah sakit curiga karena Alfianti datang dengan keluhan pendarahan, tapi tidak didampingi suami. Pelaku melakukan pemeriksaan ke RSCM pada Rabu (7/1) karena kondisi kesehatan yang terus menurun. Ternyata ada bagian tubuhnya yang harus dibedah.
“Saat melahirkan dia menyalakan musik dan seorang diri. Pas keluar bayi dibekap mulutnya biar enggak terdengar. Setelah melahirkan dia tidak sadarkan diri. Karena bingung, bayi dikubur di sekitar rumah orang tuanya di Bogor,” kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak Polres Jakarta Pusat Kompol Winarno Polisi kemudian menunggu kondisi kesehatan Alfianti pulih untuk mencari tahu penyebab meninggalnya bayi tersebut.
Apakah karena proses persalinan yang dijalankan seorang diri atau memang sengaja dibunuh. Setelah kondisi Alfianti membaik, polisi melakukan pemeriksaan, namun dia enggan memberikan keterangan secara jujur. Pelaku menganggap pendarahan terjadi karena dirinya terjatuh dari tangga. Petugas pun tidak mudah percaya atas keterangan pelaku.
Setelah diperiksa secara maraton, akhirnya pelaku tidak bisa mengelak atas perbuatannya. Alfianti mengakui telah membunuh bayinya karena merasa malu tidak mempunyai suami. Sementara itu, psikolog Universitas Indonesia Roesmini mengatakan, teganya seorang ibu membunuh bayinya lantaran takut terhadap hukuman sosial dari masyarakat.
Tempat tinggal tersangka yang terbilang terlalu padat membuat dia tega melakukan hal tersebut. Akan berbeda jika tersangka tinggal di kawasan yang lebih plural di mana hukum sosial tidak berlaku. “Bagaimanapun intuisi seorang ibu selalu ada dalam diri perempuan,” ucapnya. Dia menambahkan, kasus pembunuhan bayi ini juga tidak terlepas dari perbuatan lelaki yang tidak bertanggung jawab.
Untuk menyembunyikan kehamilannya, tersangka pasti sudah cukup kuat. Namun, tidak semua manusia kuat menghadapi apa yang ditanggungnya. Artinya bisa jadi apa yang dilakukan tersangka merupakan pelampiasan atas penderitaannya yang dirasakan seorang diri atau kemungkinan tersangka tidak tega dan belum siap menjadi seorang ibu. “Usia tersangka masih rentan dan apa yang dilakukannya bisa berdasarkan emosi atau pelampiasan semata,” tuturnya.
Ridwansyah
(bbg)