Pengendara Motor Dibunuh Perampok
A
A
A
DEPOK - Perampokan makin merajalela dengan sasaran pengendara sepeda motor yang berkendara pada malam hari. Modus para pelaku memepet korban kemudian memukul bahkan menganiaya hingga korban tak berdaya.
Baru sehari setelah perampokan terhadap karyawati yang mengendarai motor di Jalan Raya Manggarai Utara I, Tebet, Jakarta Selatan, dini hari kemarin seorang pengendara menjadi korban perampokan di Jalan Juanda, Sukmajaya, Depok. Bambang Sarif, 23, pemuda asal Tasikmalaya ini, dipepet komplotan perampok.
Saat itu korban hendak pulang ke rumah kontrakannya di kawasan Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok. Empat orang yang menggunakan dua sepeda motor langsung mendekati korban. Satu sepeda motor memepet korban dari kanan dan satu motor lain dari kiri. Korban diduga melakukan perlawanan sehingga pelaku mengeluarkan senjata tajam dan menusuk korban di bagian dadanya.
Setelah itu para pelaku membawa kabur Suzuki Satria milik korban. “Korban tewas di tempat dengan luka tiga tusukan di bagian dada kanan,” ujar Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo. Ketikaperampokanituterjadi tidak ada pengendara yang membantu. Jasad korban ditemukan di Jalan Juanda dekat lokasi proyek tol Cijago seberang Pondok Pesantren Nurul Zahroh, Juanda, Depok.
Jasad selanjutnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diautopsi. Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah mengatakan, pihaknya masih mendalami kemungkinan ada motif lain dalam kasus ini. Apakah murni perampasan dan pencurian sepeda motor atau ada motif lain. “Misalnya dendam, kami masih selidiki itu,” katanya.
Saat ini polisi masih memeriksa beberapa saksi. Sehari sebelumnya, Ayu Riska Purnamasari, 20, karyawati swasta, dirampok di Jalan Raya Manggarai Utara I, Tebet, Jakarta Selatan. Warga Jalan Rawa Sari Timur I Dalam RT 11/02, Jakarta Pusat, itu dibacok denganceluritolehempat orangdari belakang hingga terluka parah di bagian kepalanya. Korban terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Sepeda motor Honda Beat putih B 3340 UDK dibawa kabur. Korban dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Perampokan juga pernah dialami Ryo Hardiansa, 23, pengendara Kawasaki Ninja RR, yang dirampok di Jalan Abdullah Syafii, tepatnya di flyover Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Di flyover korban dipepet dua sepeda motor Suzuki Satria F. Tanpa banyak bicara, seorang pelaku melayangkan balok kayu ke bahu korban.
Pelaku lain mengeluarkan sebilah golok berukuran kecil dari jaketnya. Dia langsung menyabetkannya ke arah punggung Ryo. Korban sempat menghindar lalu melarikan diri. Pelaku dengan leluasa membawa kabur motor milik korban. Modus perampokan dengan memepet korban juga pernah terjadi di wilayah Bekasi.
Saifullah, 25, pedagang yang mengendarai Suzuki Satria tengah melintasi Jalan Narogong menuju Cileungsi, Kabupaten Bogor. Kemudian korban dipepet tiga orang menggunakan dua sepeda motor. Salah satu pelaku menodongkan senjata api ke arah wajah korban. Akibat todongan tersebut, warga Kampung Wates, Kedung Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi itu menyerahkan sepeda motornya.
Menyikapi maraknya perampokan, kriminolog Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto mengatakan, setiap pelaku kriminal pasti mencari titik potensial untuk beraksi. Misalnya apakah lokasi itu sering dilalui atau tidak, apakah ada penjagaan petugas atau tidak, dan apakah cukup penerangan atau tidak. “Ketika ada pelaku yang potensial, korban potensial, serta situasi yang mendukung, terjadilah tindak kriminal. Kalau salah satu faktornya tidak ada, tindak kriminal tidak akan terjadi,” sebutnya.
Menurut dia, kawanan perampok saat ini semakin nekat lantaran ada perlawanan dari korban. Pelaku ingin memastikan bahwa aksinya berhasil dan ketika ada perlawanan dari korban, pelaku nekat melukai bahkan membunuh korban. Dia menyarankan agar karyawan yang pulang malam untuk mencari jalur alternatif yang tidak rawan. Misalnya jalur yang memiliki penerangan cukup atau jalur yang ramai dilalui orang. “Selain itu, tentu juga harus ada mawas diri yang lebih dari pengendara,” kata Yogo.
R ratna purnama
Baru sehari setelah perampokan terhadap karyawati yang mengendarai motor di Jalan Raya Manggarai Utara I, Tebet, Jakarta Selatan, dini hari kemarin seorang pengendara menjadi korban perampokan di Jalan Juanda, Sukmajaya, Depok. Bambang Sarif, 23, pemuda asal Tasikmalaya ini, dipepet komplotan perampok.
Saat itu korban hendak pulang ke rumah kontrakannya di kawasan Pasar Cisalak, Cimanggis, Depok. Empat orang yang menggunakan dua sepeda motor langsung mendekati korban. Satu sepeda motor memepet korban dari kanan dan satu motor lain dari kiri. Korban diduga melakukan perlawanan sehingga pelaku mengeluarkan senjata tajam dan menusuk korban di bagian dadanya.
Setelah itu para pelaku membawa kabur Suzuki Satria milik korban. “Korban tewas di tempat dengan luka tiga tusukan di bagian dada kanan,” ujar Kapolsek Sukmajaya Kompol Agus Widodo. Ketikaperampokanituterjadi tidak ada pengendara yang membantu. Jasad korban ditemukan di Jalan Juanda dekat lokasi proyek tol Cijago seberang Pondok Pesantren Nurul Zahroh, Juanda, Depok.
Jasad selanjutnya dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diautopsi. Kapolresta Depok Kombes Pol Ahmad Subarkah mengatakan, pihaknya masih mendalami kemungkinan ada motif lain dalam kasus ini. Apakah murni perampasan dan pencurian sepeda motor atau ada motif lain. “Misalnya dendam, kami masih selidiki itu,” katanya.
Saat ini polisi masih memeriksa beberapa saksi. Sehari sebelumnya, Ayu Riska Purnamasari, 20, karyawati swasta, dirampok di Jalan Raya Manggarai Utara I, Tebet, Jakarta Selatan. Warga Jalan Rawa Sari Timur I Dalam RT 11/02, Jakarta Pusat, itu dibacok denganceluritolehempat orangdari belakang hingga terluka parah di bagian kepalanya. Korban terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Sepeda motor Honda Beat putih B 3340 UDK dibawa kabur. Korban dilarikan ke RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta Pusat. Perampokan juga pernah dialami Ryo Hardiansa, 23, pengendara Kawasaki Ninja RR, yang dirampok di Jalan Abdullah Syafii, tepatnya di flyover Tebet, Jakarta Selatan, beberapa waktu lalu. Di flyover korban dipepet dua sepeda motor Suzuki Satria F. Tanpa banyak bicara, seorang pelaku melayangkan balok kayu ke bahu korban.
Pelaku lain mengeluarkan sebilah golok berukuran kecil dari jaketnya. Dia langsung menyabetkannya ke arah punggung Ryo. Korban sempat menghindar lalu melarikan diri. Pelaku dengan leluasa membawa kabur motor milik korban. Modus perampokan dengan memepet korban juga pernah terjadi di wilayah Bekasi.
Saifullah, 25, pedagang yang mengendarai Suzuki Satria tengah melintasi Jalan Narogong menuju Cileungsi, Kabupaten Bogor. Kemudian korban dipepet tiga orang menggunakan dua sepeda motor. Salah satu pelaku menodongkan senjata api ke arah wajah korban. Akibat todongan tersebut, warga Kampung Wates, Kedung Jaya, Babelan, Kabupaten Bekasi itu menyerahkan sepeda motornya.
Menyikapi maraknya perampokan, kriminolog Universitas Indonesia (UI) Yogo Tri Hendiarto mengatakan, setiap pelaku kriminal pasti mencari titik potensial untuk beraksi. Misalnya apakah lokasi itu sering dilalui atau tidak, apakah ada penjagaan petugas atau tidak, dan apakah cukup penerangan atau tidak. “Ketika ada pelaku yang potensial, korban potensial, serta situasi yang mendukung, terjadilah tindak kriminal. Kalau salah satu faktornya tidak ada, tindak kriminal tidak akan terjadi,” sebutnya.
Menurut dia, kawanan perampok saat ini semakin nekat lantaran ada perlawanan dari korban. Pelaku ingin memastikan bahwa aksinya berhasil dan ketika ada perlawanan dari korban, pelaku nekat melukai bahkan membunuh korban. Dia menyarankan agar karyawan yang pulang malam untuk mencari jalur alternatif yang tidak rawan. Misalnya jalur yang memiliki penerangan cukup atau jalur yang ramai dilalui orang. “Selain itu, tentu juga harus ada mawas diri yang lebih dari pengendara,” kata Yogo.
R ratna purnama
(bbg)