Black Box Terlepas dari Ekor Pesawat

Sabtu, 10 Januari 2015 - 14:09 WIB
Black Box Terlepas dari...
Black Box Terlepas dari Ekor Pesawat
A A A
PANGKALAN BUN - Upaya evakuasi kotak hitam (black box ) pesawat AirAsia QZ8501 belum juga menemui hasil. Tim penyelam TNI AL yang bergantian menembus kedalaman perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, dari pagi hingga petang kemarin belum mendapatkan peranti perekam itu.

Sementara rencana mengangkat ekor pesawat juga gagal karena dihadang arus kencang. Berdasarkan operasi pencarian pada hari ke-13, tim Badan SAR Nasional (Basarnas) meduga kuat kotak hitam tak lagi berada di bagian ekor pesawat rute Surabaya-Singapura yang jatuh pada Minggu (28/12/ 2014) itu.

”Lokasi black box terekam lewat ping yang diterima Kapal Jadayat yang berada 1 km ke arah barat daya dari lokasi penemuan ekor dengan kedalaman 30 meter. Kemungkinan terlempar,” kata Direktur Operasional Basarnas Marsma TNI SB Supriyadi di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, kemarin.

Dia menjelaskan, ketika ekor pesawat ditemukan pada koordinat 03.3839 S (lintang selatan) dan 109.4343 E (bujur timur) dari titik terakhir lost contact pesawat, penyelam memastikan stabiliser (sirip ekor bagian tengah) dalam posisi terbalik sehingga ekor tertanam di lumpur. ”Ekornya pecah akibat benturan keras sehingga black box keluar dari tempatnya,” kata dia.

Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Kapten Penerbang Nurcahyo Utomo mengaku telah memberikan briefing kepada para penyelam bagaimana menemukan black box. Dia mengakui ada kemungkinan kotak hitam terlempar karena ekor pesawat pecah. ”Terpenting adalah menyelamatkan memori modul karena itu yang menyimpan data,” katanya.

Di Jakarta, Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Frans Henry Bambang Soelistyo mengakui adanya temuan tersebut. Namun dia menegaskan bahwa informasi terekamnya sinyal kotak hitam harus dipastikan terlebih dulu dengan penerjunan tim penyelam di lokasi yang dimaksud. ”Padahal kita masih terkendala arus dan gelombang,” kata Soelistyo dalam konferensi pers di Kantor Basarnas kemarin.

Merujuk laman aviation, ping merupakan bunyi pancaran sinyal sebagai penanda lokasi terkini instrumen black box. Peranti yang menangkap ping itu disebut pinger locator yang berbasis teknologi sonar. Dalam operasi pencarian pesawat AirAsia dalam beberapa hari terakhir ini, ping muncul di sekitar ekor pesawat.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengatakan, tujuh penyelam telah berupaya mencari asal bunyi sinyal yang ditangkap Kapal Jadayat itu. ”Mereka mengikuti arah ping atau sonar itu ke mana,” jelas Moeldoko yang memimpin evakuasi di KRI Banda Aceh. Namun hingga tadi malam sinyal itu belum terkonfirmasi sepenuhnya.

Tim SAR sebelumnya memperkirakan kotak hitam berada di bagian ekor pesawat yang telah ditemukan. Namun dengan perkembangan itu, tim mencoba mendeteksi lokasi baru sinyal yang diduga titik black box. Meski demikian, rencana mengangkat ekor pesawat tetap dilanjutkan. Supriyadi menjelaskan, cuaca buruk kembali menghambat operasi pengangkatan ekor pesawat.

Arus bawah laut mencapai 5 knot. ”Cuaca dan arus terlalu berbahaya bagi penyelam. Apalagi lifting bag belum untuk cukup mengangkat bagian itu,” katanya. Supriyadi menambahkan, pengangkatan ekor pesawat butuh perhitungan matang. Beban ekor kemungkinan bertambah karena air dan lumpur telah masuk ke dalamnya. ”Ini yang harus diperhitungkan secara matang karena dapat membahayakan,” ujarnya.

Basarnas menyiapkan dua opsi untuk mengangkat ekor pesawat, yakni dengan crane atau lifting bag . Berdasarkan skenario semula, pengangkatan dapat dilakukan kemarin (Jumat/9). Tapi ternyata kondisi medan tetap belum memungkinkan. Pengangkatan dengan lifting bag adalah dengan memasang balon pengangkat pada ekor pesawat. Setelah penyelam memasang lifting bag, tim di atas kapal akan meniupkan gas lewat kompresor agar balon mengembang dan mendorong ekor hingga ke permukaan laut.

Selanjutnya tim akan memfungsikan crane untuk menarik ekor itu ke atas kapal. Opsi lain adalah mengangkat langsung ekor pesawat dari crane yang saat ini ada di Kapal Crest Onyx. ”Kegiatan ini akan secepatnya dituntaskan sehingga waktu kita tidak habis untuk mengetahui kepastian lokasi black box,” ujar Soelistyo.

Mengenai kekhawatiran peranti elektronik itu ditemukan dalam keadaan tidak utuh, dia meragukannya. Lulusan Akademi Angkatan Udara 1982 itu menerangkan, black box terbuat dari bahan yang tahan banting sehingga kecil kemungkinannya apabila ditemukan dalam keadaan rusak. Black box juga diketahui sangat kuat terhadap temperatur di sekitarnya.

”Karena bahannya dibuat dari metal terpilih, diharapkan masih utuh,” ujarnya. Untuk diketahui, kotak hitam pesawat hanya memiliki usia hidup selama 30 hari, terhitung sejak waktu kejadian. Di sisa 17 hari ke depan, tim SAR kini mulai memprioritaskan penemuan benda yang sangat vital itu. Pengerahan besar-besaran armada laut baik kapal, penyelam maupun remotely operated vehicle (ROV) hingga saat ini belum banyak membantu proses identifikasi.

Tujuh Jenazah

Tujuh jenazah korban tragedi AirAsia yang diterbangkan dari Pangkalan Bun dengan pesawat CN 295 tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Jatim kemarin petang. Lima dari tujuh jenazah itu berjenis kelamin laki-laki dan sisanya perempuan. Jenazah itu kemudian diidentifikasi tim DVI Polda Jatim. Menurut Direktur Operasi Basarnas Marsma TNI SB Supriyadi, tujuh jenazah ditemukan KN Pacitan milik Basarnas, JS Katanami, JS Onami, dan KRI Banda Aceh pada operasi pencarian kemarin.

”Kita tetap lanjutkan pencarian karena pesawat dari TNI masih di sini (Pangkalan Bun). Besok patroli udara akan tetap dilakukan, kemungkinan masih ada yang muncul ke permukaan. Jika ada akan kami angkat, segera evakuasi,” jelasnya. Pada bagian lain, AirAsia Indonesia memastikan semua properti milik penumpang yang ditemukan akan dikembalikan jika ada keluarga korban yang mengenali. Adapun serpihan pesawat masuk dalam wilayah KNKT.

Direktur Keselamatan dan Keamanan Kapten Achmad Sadiqin mengungkapkan, beberapa barang milik korban yang ditemukan antara lain 1 koper merah berisi 1 tas punggung, 2 slop rokok, 3 bungkus snack , dan sekotak kue. ”Ada juga sebuah sobekan penutup koper merah dan sepasang sepatu abu-abu yang disimpan dalam tas,” katanya. Selain itu, ada satu tas punggung berisi kamera, kaca mata baca, kunci rumah, dan sebuah tempat duduk tambahan untuk bayi warna hitam.

Sucipto/ Dian ramdhani/Luthfi yuhandi
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0768 seconds (0.1#10.140)