Kongres PAN Sulit Aklamasi
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 24 dewan pimpinan wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) mendeklarasikan dukungan kepada Hatta Rajasa untuk kembali menjadi ketua umum.
Deklarasi mayoritas DPW ini membuat dinamika internal PAN kian menghangat menjelang kongres. Apalagi dukungan DPW itu disampaikan hanya berselang sehari setelah pendiri PAN Amien Rais menyatakan keinginannya agar ketua umum PAN hanya menjabat satu periode. Pernyataan Amien pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN di Jakarta, Rabu (7/1), tersebut seolah menjadi peringatan “larangan” kepada Hatta untuk maju kembali di kongres.
Amien sekaligus dinilai memberi jalan kepada Ketua MPR Zulkifli Hasan untuk melenggang menjadi ketua umum PAN yang baru. Munculnya dukungan DPW ini dalam pandangan pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro merupakan sebuah indikasi kekuatan Hatta Rajasa yang juga ketua umum petahana di tingkat bawah masih cukup kuat.
Dengan dukungan ini pula, keinginan Amien Rais agar proses pemilihan ketua umum di kongres Maret mendatang berakhir aklamasi kemungkinan bakal terganjal. Menurutnya, jika kedua kandidat dibiarkan terlibat kontestasi, akan lebih baik karena dengan demikian aklamasi tidak lagi menjadi tradisi baru bagi parpol di Indonesia.
“Proses aklamasi ini juga dapat menjadi pemicu konflik di partai,” ujarnya. Menurutnya, inilah saatnya bagi PAN memberikan contoh praktik demokrasi yang benar dengan menyediakan ruang kompetisi. Demokrasi, kata dia, memang memberi peluang adanya kontestasi dalam pergantian kepemimpinan partai sehingga jamak kalau kongres memunculkan calon-calon pemimpin.
Zuhro menyatakan, keterpilihan Hatta atau Zulkifli sangat dipengaruhi kecenderungan perilaku pemilik suara di kongres. Faktor yang memengaruhi pemilik suara di kongres nanti, kata dia, pertama, apakah pemilik suara menginginkan perubahan di PAN melalui pergantian ketua umumnya. Kedua, apakahpemiliksuaradiPANpuas dengan kinerja Hatta dalam lima tahun terakhir.
Mengenai peluang kedua figur, Zuhro menilai popularitas Hatta masih cukup tinggi meskipun tak sedikit pemilik suara yang juga berharap agar Zulkifli bisa menandingi Hatta. “Artinya, kans Hatta untuk terpilih cukup besar. Namun, kalau Amien Rais masih berperan penting di PAN dan ternyata dia mendukung Zulkifli, bisa jadi kontestasinya akan ketat,” ujarnya.
Menurutnya, kalau kontestasi mengikuti aturan main yang sudah disepakati di PAN, mestinya tak perlu muncul konflik. Tapi kalau ada pemaksaan kehendak, akan muncul resistensi dari kader. Belajar dari konflik di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar, sudah saatnya PAN mengantisipasi kemungkinan munculnya cekcok antarelite dengan membuat aturan main yang jelas.
“Kalau perlu dibuat kesepakatan bersama sebelum kongres untuk melaksanakan pemilihan secara transparan, free and fair, serta akuntabel. Kesepakatan itu harus dipatuhi semua kader dan elite. Ini diperlukan untuk mencegah perpecahan,” ujarnya. Pimpinan DPW yang menggelar deklarasi kemarin mengatakan mendukung Hatta menjabat sebagai ketua umum untuk periode kedua karena pertimbangan prestasi yang dicapai di lima tahun pertama kepemimpinannya.
Ketua DPW PAN NTT Eurico Guterres menilai Hatta merupakan kader terbaik PAN dalam kancah perpolitikan nasional saat ini. Terbukti Hatta berhasil meningkatkan perolehan suara partai pada Pemilu Legislatif 2014 dan meningkatkan jumlah perolehan kursi partai, baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten kota.
“Ketua umum juga bisa menjadi cawapres pada pilpres lalu dan kami yakin bisa mendongkrak elektabilitas partai pada pemilu mendatang,” ujar juru bicara tim pemenangan Hatta Rajasa ini di sela-sela deklarasi di Jakarta kemarin. Eurico mengatakan, pada kesempatan tersebut hadir ketua dan sekretaris DPW dari 24 provinsi dan 4 organisasi otonom.
Dia menyebut jumlah itu mayoritas karena jumlah DPW PAN se-Indonesia sebanyak 34. Dia mengatakan, tidak ada ketentuan partai yang melarang ketua umum untuk kembali maju di periode kedua. Apalagi, Hatta saat ini tidak sedang menjabat sebagai pejabat publik sehingga mampu berpikir 24 jam sehari untuk menghadapi tantangan dipilkada dan pemilu.
“Kebiasaan (larangan menjabat dua periode) itu tidak pernah tercantum dalam AD/ART. Kalau kebiasaan yang ingin disepakati, ke depan mari itu dimasukkan ke dalam AD/ART,” tandasnya. Anggota tim sukses Hatta Rajasa, Sulistyowati, mengklaim dukungan untuk Hatta saat ini sudah mencapai 80% pemilik suara.
Pemilik suara di kongres nanti adalah ketua dan sekretaris DPW, ketua DPD, dan ketua organisasi otonom. Menurut dia, dukungan tersebut riil karena pernyataan dukungan dibuat di atas meterai. DPW yang mendeklarasikan dukungannya antara lain Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. DPW lainnya adalah Bali, Papua, Papua Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Riau, Maluku, Maluku Utara, NTT, Jambi, Jawa Barat.
Kiswondari/Mula akmal
Deklarasi mayoritas DPW ini membuat dinamika internal PAN kian menghangat menjelang kongres. Apalagi dukungan DPW itu disampaikan hanya berselang sehari setelah pendiri PAN Amien Rais menyatakan keinginannya agar ketua umum PAN hanya menjabat satu periode. Pernyataan Amien pada pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN di Jakarta, Rabu (7/1), tersebut seolah menjadi peringatan “larangan” kepada Hatta untuk maju kembali di kongres.
Amien sekaligus dinilai memberi jalan kepada Ketua MPR Zulkifli Hasan untuk melenggang menjadi ketua umum PAN yang baru. Munculnya dukungan DPW ini dalam pandangan pengamat politik dari LIPI Siti Zuhro merupakan sebuah indikasi kekuatan Hatta Rajasa yang juga ketua umum petahana di tingkat bawah masih cukup kuat.
Dengan dukungan ini pula, keinginan Amien Rais agar proses pemilihan ketua umum di kongres Maret mendatang berakhir aklamasi kemungkinan bakal terganjal. Menurutnya, jika kedua kandidat dibiarkan terlibat kontestasi, akan lebih baik karena dengan demikian aklamasi tidak lagi menjadi tradisi baru bagi parpol di Indonesia.
“Proses aklamasi ini juga dapat menjadi pemicu konflik di partai,” ujarnya. Menurutnya, inilah saatnya bagi PAN memberikan contoh praktik demokrasi yang benar dengan menyediakan ruang kompetisi. Demokrasi, kata dia, memang memberi peluang adanya kontestasi dalam pergantian kepemimpinan partai sehingga jamak kalau kongres memunculkan calon-calon pemimpin.
Zuhro menyatakan, keterpilihan Hatta atau Zulkifli sangat dipengaruhi kecenderungan perilaku pemilik suara di kongres. Faktor yang memengaruhi pemilik suara di kongres nanti, kata dia, pertama, apakah pemilik suara menginginkan perubahan di PAN melalui pergantian ketua umumnya. Kedua, apakahpemiliksuaradiPANpuas dengan kinerja Hatta dalam lima tahun terakhir.
Mengenai peluang kedua figur, Zuhro menilai popularitas Hatta masih cukup tinggi meskipun tak sedikit pemilik suara yang juga berharap agar Zulkifli bisa menandingi Hatta. “Artinya, kans Hatta untuk terpilih cukup besar. Namun, kalau Amien Rais masih berperan penting di PAN dan ternyata dia mendukung Zulkifli, bisa jadi kontestasinya akan ketat,” ujarnya.
Menurutnya, kalau kontestasi mengikuti aturan main yang sudah disepakati di PAN, mestinya tak perlu muncul konflik. Tapi kalau ada pemaksaan kehendak, akan muncul resistensi dari kader. Belajar dari konflik di Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Golkar, sudah saatnya PAN mengantisipasi kemungkinan munculnya cekcok antarelite dengan membuat aturan main yang jelas.
“Kalau perlu dibuat kesepakatan bersama sebelum kongres untuk melaksanakan pemilihan secara transparan, free and fair, serta akuntabel. Kesepakatan itu harus dipatuhi semua kader dan elite. Ini diperlukan untuk mencegah perpecahan,” ujarnya. Pimpinan DPW yang menggelar deklarasi kemarin mengatakan mendukung Hatta menjabat sebagai ketua umum untuk periode kedua karena pertimbangan prestasi yang dicapai di lima tahun pertama kepemimpinannya.
Ketua DPW PAN NTT Eurico Guterres menilai Hatta merupakan kader terbaik PAN dalam kancah perpolitikan nasional saat ini. Terbukti Hatta berhasil meningkatkan perolehan suara partai pada Pemilu Legislatif 2014 dan meningkatkan jumlah perolehan kursi partai, baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten kota.
“Ketua umum juga bisa menjadi cawapres pada pilpres lalu dan kami yakin bisa mendongkrak elektabilitas partai pada pemilu mendatang,” ujar juru bicara tim pemenangan Hatta Rajasa ini di sela-sela deklarasi di Jakarta kemarin. Eurico mengatakan, pada kesempatan tersebut hadir ketua dan sekretaris DPW dari 24 provinsi dan 4 organisasi otonom.
Dia menyebut jumlah itu mayoritas karena jumlah DPW PAN se-Indonesia sebanyak 34. Dia mengatakan, tidak ada ketentuan partai yang melarang ketua umum untuk kembali maju di periode kedua. Apalagi, Hatta saat ini tidak sedang menjabat sebagai pejabat publik sehingga mampu berpikir 24 jam sehari untuk menghadapi tantangan dipilkada dan pemilu.
“Kebiasaan (larangan menjabat dua periode) itu tidak pernah tercantum dalam AD/ART. Kalau kebiasaan yang ingin disepakati, ke depan mari itu dimasukkan ke dalam AD/ART,” tandasnya. Anggota tim sukses Hatta Rajasa, Sulistyowati, mengklaim dukungan untuk Hatta saat ini sudah mencapai 80% pemilik suara.
Pemilik suara di kongres nanti adalah ketua dan sekretaris DPW, ketua DPD, dan ketua organisasi otonom. Menurut dia, dukungan tersebut riil karena pernyataan dukungan dibuat di atas meterai. DPW yang mendeklarasikan dukungannya antara lain Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tenggara. DPW lainnya adalah Bali, Papua, Papua Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Riau, Maluku, Maluku Utara, NTT, Jambi, Jawa Barat.
Kiswondari/Mula akmal
(bbg)