Obama-Republik Mulai Bertarung

Kamis, 08 Januari 2015 - 11:48 WIB
Obama-Republik Mulai...
Obama-Republik Mulai Bertarung
A A A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama dan rival utamanya, Partai Republik, mulai bertarung mengenai isu kontroversial proses pemipaan, Keystone XL.

Pertarungan itu setelah Partai Republik menguasai kedua majelis Kongres, baik Dewan Perwakilan Rakyat(DPR) maupun Senat untuk pertama kalinya dalam delapan tahun terakhir. Kemenangan Republik itu setelah senator dan anggota DPR yang baru atau terpilih kembali, diambil sumpahnya pada Selasa (6/1) waktu setempat.

Anggota DPR dan Senat Republik mulai menjegal beberapa agenda Obama dan mengusung proyek yang mereka perjuangkan. Dengan menguasai kursi DPR dan Senat, Republik berambisi untuk meloloskan proyek jaringan pipa Keystone XL yang telah tertahan selama beberapa tahun terakhir.

Pipa sepanjang 1.897.41 km itu mampu mengalirkan 830.000 barel minyak per hari dari Kanada ke kilang minyak di perairan Teluk. Kebijakan itu sangat menguntungkan negara bagian yang menjadi basis utama Republik dan korporasi yang menjadi pendukung utama partai konservatif itu. Namun, Obama akan memveto segala kebijakan terkait Keystone XL itu.

“Saya tidak mengantisipasi apakah Presiden (Obama) akan menandatangani undang-undang (pipanisasi) ini,” kata Juru Bicara Gedung Putih, Josh Earnest, dikutip AFP. Dia menambahkan, telah ada proses yang terbangun dengan baik yang tidak seharusnya diubah dengan undang- undang tersebut. Veto Obama itu merupakan simbol komitmennya terhadap kebijakan yang memerangi perubahan iklim.

Selama enam tahun berkuasa, Obama telah menggunakan dua kali hak vetonya. Dalam dua tahun sisa pemerintahannya, Obama diperkirakan akan semakin sering memanfaatkan veto dengan kondisi peta politik di Kongres. Selain ancaman veto, Gedung Putih juga mencoba mendekati para pemimpin Kongres. Pertemuan antara para pemimpin partai dan Presiden Obama akan digelar Selasa pekan depan.

“Kita akan fokus pada hal yang substantif. Ini merupakan kesempatan untuk mencoba menemukan kesamaan pemikiran,” tutur Earnest. Bukan hanya tentang pipanisasi semata, melainkan juga berbagai program Obama yang ditentang Partai Republik. Sementara itu, Republik menuntut untuk dilaksanakannya pemungutan suara. Pasalnya, mereka yakin pasti akan menang.

DPR akan menggelar pemungutan suara tentang proyek itu Jumat (9/1) mendatang. Sedangkan di Senat dengan komposisi suara 54-46 dengan dominasi Republik, sudah pasti proyek itu segera disepakati. Namun, Senat belum menjadwalkan pemungutan suara. Senator Republik Bill Cassidy dari Negara Bagian Lousiana mengungkapkan, Keystone merupakan sesuatu yang harus diperjuangkan.

Sementara itu, Senator Mitch McConnell dari Negara Bagian Kentucky berjanji undang- undang Keystone akan menjadi perjuangan pertama Kongres baru yang akan dikirim ke meja presiden. “Ancaman veto oleh presiden tentang rencana undang-undang infrastruktur itu akan mengejutkan rakyat AS yang telah berbicara dengan lantang pada (pemilu sela) November lalu,” kata McConnell, dikutip New York Times .

Dalam jajak pendapat Pew Research Center pada November lalu, 56% responden mendukung proyek pipanisasi itu. Hal berbeda diungkapkan politikus Partai Demokrat, Debbie Wasserman Schultz. Dia mengkritik Republik yang selalu berkomitmen dengan perusahaan minyak dan gas. “Tetapi Republik mengabaikan reformasi bank besar di Wall Street dan asuransi kesehatan yang dinikmati jutaan rakyat AS,” kata Schultz.

Seperti dilansir CNN, beberapa isu yang dipertentangkan antara Obama dan Kongres yang dikuasai Republik di antaranya program asuransi bagi warga AS (Obamacare ). Kebijakan Obama yang mengizinkan 5 juta warga ilegal untuk tetap tinggal di AS, juga menuai protes Republik. Reformasi pajak yang diusung Obama untuk menargetkan korporasi dan orang kaya selalu ditentang Republik. Kemudian, kebijakan luar negeri dan keamanan nasional juga selalu bertentangan.

Andika hendra m
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0581 seconds (0.1#10.140)