Kapal AS Temukan Dua Benda Diduga Badan Pesawat

Rabu, 07 Januari 2015 - 11:01 WIB
Kapal AS Temukan Dua...
Kapal AS Temukan Dua Benda Diduga Badan Pesawat
A A A
JAKARTA - Keberadaan badan pesawat AirAsia QZ8501 mulai mencapai titik terang. Kapal Amerika USS Fort Worth memberi informasi telah menangkap balik pancaran sonar dari dua benda yang diduga bagian dari pesawat yang hilang sejak Minggu (28/12) itu.

Dua benda metal berukuran 17 meter x 4 meter serta 14 meter x 4,6 meter tersebut berada di area prioritas II yang sebelumnya telah ditentukan Badan SAR Nasional (Basarnas) sebagai wilayah baru pencarian badan pesawat. ”Tadi pagi USS Fort Worth menangkap balik sonar dari dua benda metal. Tapi ini masih harus dikonfirmasi,” kata Kepala Basarnas Marsekal Madya (Marsdya) TNI Frans Henry Bambang Soelistyo saat menggelar konferensi pers di kantornya Jalan Angkasa Kemayoran Jakarta kemarin.

Konfirmasi dilakukan dengan menurunkan remotely operated vehicle (ROV) ke dasar laut berkedalaman 30 meter tersebut. Selain itu bisa juga dengan menerjunkan para penyelam hingga sampai pada lokasi yang dimaksud. ”Namun arus bawah hingga sore masih cukup kuat sampai 4 knot. Pengaruhnya pada ROV dan penyelaman,” jelas Soelistyo.

Meski begitu, hanya dua penyelam yang dikerahkan untuk memantau secara langsung apa yang ada di bawah laut. Mereka pun nihil hasil karena kondisi dasar laut yang penuh dengan lumpur. Sementara itu, Basarnas kembali menemukan dua jenazah dalam kondisi mengapung di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah. Korban yang belum diketahui identitasnya itu terpantau berada di luar zona merah (area prioritas) dan berhasil dievakuasi kapal Jepang JS Onami dan kapal Malaysia KD Kasturi.

”Satu (jenazah) sudah terevakuasi ke Pangkalan Bun, sementara satu lainnya masih di kapal (JS Onami),” ujar Soelistyo. Satu jenazah yang belum berhasil dievakuasi ke Pangkalan Bun rencananya akan dibawa melalui jalur darat setelah sebelumnya ditransfer menggunakan kapal SSCS (kapal yang lebih kecil) hingga ke Teluk Kumai. ”Malam ini (tadi malam) kita berusaha mentransfer ke kapal lain hingga Pangkalan Bun melalui darat,” paparnya.

Saat ditemukan, kedua jenazah dikabarkan dalam kondisi tidak utuh lagi. Tim SAR pun segera membungkus keduanya ke dalam kantong jenazah untuk dikirim ke RSUD Imanuddin. ”Kondisinya mulai kurang bagus,” sebut Soelistyo. Atas temuan itu, hingga tadi malam secara total sudah 39 jenazah dari 162 penumpang AirAsia sesuai dengan manifes pesawat yang berhasil ditemukan.

Sebanyak 37 di antaranya sudah dibawa ke Surabaya untuk proses identifikasi. Basarnas pun memutuskan memperluas area pencarian di sektor prioritas I untuk menemukan badan pesawat dan kotak hitam AirAsia QZ8501. ”Jenazah ditemukan di luar sektor prioritas I sehingga lokasi prioritas tersebut akan diperluas ke kanan,” kata Soelistyo.

Sejauh ini, menurut dia, pihaknya belum menerima konfirmasi soal titik koordinat penemuan kotak hitam dari tim di lapangan. Sonar yang ada di kapal- kapal yang memiliki alat pendeteksi benda di bawah air sejauh ini belum tertangkap. Operasi ini menjadi berjalan lambat karena sapuan pinger locater yang dimiliki kapal-kapal tersebut hanya mampu menyapu 200 meter ke kiri dan ke kanan di kedalaman 30 meter.

”Sementara laut begitu luas. Sejauh ini sonar USS Fort Worth yang menangkap sesuatu. Sabar, sistem sudah ada dan sekarang masih bekerja,” urainya. Sebelumnya Basarnas menambah sektor prioritas operasi untuk pencarian kotak hitam dan bagian besar pesawat Air Asia QZ8501 yang jatuh di sekitar perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah, pada Minggu (28/12).

”Untuk operasi hari ini, karena perkembangan evaluasi teknis dan taktis hasil dari kemarin, maka hari ini akan dilakukan tambahan area pencarian prioritas. Saya sebut di situ area pencarian prioritas yang kedua,” ujar dia. Letak sektor prioritas II tersebut ada di dalam sektor tambahan, di luar sektor prioritas I.

Yang dikerjakan di daerah operasi pada hari ke-10, menurutnya, untuk di empat sektor yang telah ditetapkan sejak awal tetap dilakukan pencarian korban dan serpihan pesawat yang kemungkinan terbawa arus. Adapun di dalam sektor prioritas II, ia mengatakan tim SAR gabungan berupaya mencari yang diduga bagian pesawat dan kotak hitam.

Operasi di sektor ini dilakukan kapal-kapal yang mempunyai alat dan sistem pencarian untuk objek di bawah permukaan air. Dalam sektor prioritas kedua tersebut, sudah adaKRIHasanuddin, KRIUsman Harun, Kapal Geosurvey, Kapal Baruna Jaya I, dan Kapal Cress Onix. ”Mereka bahu-membahu untuk mencari dengan bantuan alat, baik itu sistem sonar maupunpingerlocater, ”sebutnya.

Pada sektor prioritas I masih ada yang melakukan pencarian dengan sasaran korban yang mengapung dan terbawa arus. Unsur udara dan unsur lainnya mencari korban hingga serpihan di empat sektor yang sejak awal sudah dibagi. Di tempat terpisah, Direktur Operasional SAR Posko Pangkalan Bun, Marsma SB Supriyadi, menjelaskan, dalam upaya proses pencarian dan evakuasi pihaknya masih mengalami kendala yang sama, yakni cuaca buruk.

”Cuaca masih sangat ekstrem. Sempat ada kegiatan penyelaman, tapi nggak berhasil,” jelasnya di Pangkalan Bun kemarin. Supriyadi mengaku Basarnas akan mendapat tambahan 2 kapal untuk melakukan pencarian bawah laut. Kedua kapal tersebut, yaitu Kapal B dan Baruna jaya, diharapkan bisa memberikan hasil yang baik. ”Fokus pencarian saat ini berada di 90 nautical miles x 287 nautical miles,” paparnya.

Mengenai Kunjungan Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko, Supriyadi mengaku kehadirannya memberikan dukungan kepada seluruh prajurit yang terlibat dalam misi pencarian korban dan kerangka pesawat AirAsia sampai black box. ”Kemungkinan besar korban masih berada di dalam badan pesawat. Sebab hanya beberapa saja yang ditemukan. Kita harapkan semua jenazah bisa ditemukan dalam keadaan utuh,” ujarnya.

16 Sudah Teridentifikasi

Dari Surabaya, tim Disaster and Victim Identification (DVI) kembali menyerahkan 3 korban kecelakaan pesawat AirAsia ke keluarganya. Dengan demikian hingga kemarin sudah ada 16 korban yang berhasil diidentifikasi dan diserahkan ke keluarga. Ketua Tim DVI Polda Jatim Kombes Pol Budiono menjelaskan, salah satu dari 3 korban yang berhasil diidentifikasi adalah jenazah dengan label B031 atas nama Indra Yulianto.

Dari identifikasi terhadap lakilaki berusia 51 tahun asal Probolinggo ini berdasarkan metode identifikasi primer, ada kesamaan pada gigi antara data antemortem dengan postmortem. ”Untuk sidik jari, berdasarkan Inavis Mabes Polri, ada kesamaansidikjari jenazahdengan database e-KTP,” tandasnya. Identifikasi itu juga diperkuat dengan metode identifikasi sekunder dari data medis antromomeri, jenis kelamin, usia, dan tinggi badan.

Kemudian berdasarkan info dari keluarga serta pada gambar CCTV di bandara diketahui pakaian korban ada kesamaan antara temuan atau properti pada jenazah seperti kaus, sepatu. Pada tubuh korban juga ditemukan dompet, SIM, dan ATM atas nama korban. Kemudian untuk jenazah kedua berlabel B033, berdasarkan rekonsiliasi pemeriksaan gigi ada kesamaan data tim antemortem dan postmortem. Pada metode sekunder antropologi juga ada kesamaan jenis kelamin dan usia.

”Dengan adanya kesamaan satu metode primer gigi dan satu metode sekunder, maka jenazah dengan label B033 tidak terbantahkan lagi adalah Hindarto Halim, usia 61 tahun, jenis kelamin laki-laki, asal Surabaya,” kata Budiono. Adapun yang ketiga, pada jenazah dengan label B026, diketahui dari metode identifikasi primer ada kesamaan ondontogram gigi, didukung pemeriksaan sekunder medis seperti usia dan jenis kelamin serta dari properti KTP, kartu mahasiswa, dan kartu ATM atas nama korban.

”Maka jenazah B026 tidak terbantahkan lagi adalah Jou Brian Youfito, usia 19 tahun, laki-laki, asal Surabaya,” tandasnya. Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan dengan 3 korban yang berhasil diidentifikasi kemarin, sudah ada 16 korban yang berhasil diidentifikasi dari total 37 jenazah yang sudah tiba di Rumah Sakit Bhayangkara Syamsoeri Mertojoso Surabaya.

Adapun Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko meminta prajuritnya yang tergabung dalam tim Basarnas terus melakukan pencarian terhadap para korban dan black box pesawat AirAsia QZ 8501 yang diduga hilang di Selat Karimata sejak Minggu (28/12). ”Instruksi khusus, saya memahami kesulitan kalian, tetapi saya tidak mau kalian kendur dalam pencarian ini. Walau ada berbagai kesulitan, lanjutkan. Jangan surut dengan tantangan- tantangan yang dihadapi,” paparnya di Lanud Iskandar Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, kemarin.

Sucipto/Dian ramdhani/Lutfi yuhandi/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0681 seconds (0.1#10.140)