Banyak Korban Terjebak di Pesawat

Senin, 05 Januari 2015 - 11:43 WIB
Banyak Korban Terjebak di Pesawat
Banyak Korban Terjebak di Pesawat
A A A
JAKARTA - Pencarian para korban pesawat AirAsia QZ8501 yang hilang pada Minggu (28/12) masih terus dilakukan. Sebagian besar korban diduga terjebak di dalam badan pesawat yang tenggelam di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah itu.

Badan SAR Nasional (Basarnas) yang telah mengetahui lokasi badan pesawat mengaku hari ini akan fokus mengevakuasi para penumpang serta mengamankan kotak hitam (black box ) yang diperkirakan masih berada di dasar laut.

“Pasti (akan kita angkat), itu sekarang jadi bagian sasaran pokok tim menemukan saudara kita dari dalam pesawat itu untuk kita keluarkan,” ujar Kepala Basarnas, Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo, di Jakarta kemarin. Basarnas pun mengerahkan para penyelam andal untuk mengangkat jenazah.

Apalagi berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi danGeofisika(BMKG), hari ini cuaca di sekitar area pencarian cukup kondusif. Begitu juga dengan ketinggian gelombang dikabarkan cukup bersahabat dengan kisaran 2-3 meter. “Mudahmudahan kita bisa lebih mendapatkan hasil optimal dalam melakukan penyelaman di lokasi objek yang diduga menjadi lokasi bodi pesawat,” paparnya.

Para penyelam diketahui berasal dari sejumlah kesatuan yang telah ditempatkan di area prioritas di 9 kapal. Di antaranya dari Kopaska TNI AL berjumlah 47 orang, Basarnas12orang, sertaRusia17 orang. Kesembilan kapal itu adalah 2 kapal Amerika (USS USS Fort Worth, USS Sampson), 1 kapal Malaysia (KD Lekir), 4 kapal Indonesia (KN Baruna Jaya, KRI BandaAceh, KapalBasarnas, KN Purworejo), dan 2 kapal Singapura (RSS Swift dan RSS Supreme).

Pencarian dan evakuasi juga akan dimaksimalkan dengan kehadiran 6 kapal yang mampu mendeteksi sinyal black box yang kemungkinan masih terdapat di sekitar badan pesawat. Lima dari keenam kapal itu adalah Kapal Baruna Jaya, RSS Swift, dan RSS Supreme (Singapura), Crest Onix (Rusia), KN Jaladaya yang berisikan personel KNKT yang memiliki alat pencari black box.

“Berdasarkan pengalaman selama ini, black box tidak terlalu jauh dari pecahan bodi pesawat yang mudah-mudahan bisa kita raih,” ucap Soelistyo. Basarnas mengakui seiring berjalannya waktu pencarian, kondisi jenazah korban Air- Asia juga akan berubah. Hal itu menjadi tantangan tersendiri bagi tim untuk berjuang melawan waktu agar jenazah segera ditemukan.

Begitu juga dengan kemungkinan mereka mengapung dan terbawa arus gelombang sehingga bisa saja berada di luar area pencarian. Karena itu Soelistyo mengingatkan tim SAR agar bekerja memaksimalkan waktu. Untuk mengantisipasi hal itu, pencarian pun diperluas hingga 20.700 nautical miles arah timur. Kemarin, Basarnas bersama tim kembali menemukan empat jenazah yang mengapung di perairan Selat Kalimata, Kalimantan Tengah.

“Jumlah jenazah yang ditemukan 34 sampai hari ini (kemarin), semua sudah terkirim ke surabaya,” kata Soelistyo. Temuan lain dari hasil operasi kemarin adalah didapatinya potongan badan pesawat baru yang cukup besar, berada di kedalaman 30 meter. Potongan pesawat dengan dimensi 9,8x1,1x0,4 meter itu diketahui berdekatan dengan potongan lain yang sebelumnya telah diumumkan Basarnas sebagai bagian dari pesawat berpenumpang 162 orang tersebut.

Titik Terang

Proses pencarian pesawat milik maskapai penerbangan AirAsia QZ8501 mulai menemukan titik terang. Pasalnya, hasil operasi bawah laut berhasil memperoleh informasi mengenai kemungkinan adanya bagian dari pesawat.

“Operasi bawah air hasil scanning. Meski belum memuaskan, tapi signifikan karena ada titik kemungkinan itu bukti yang harus dipastikan bahwa yang dilihat dalam pencarian bawah laut benar adanya. Lima puluh persen yakin itu adalah bagian (badan) pesawat,” ujar Direktur Operasional SAR Posko Pangkalan Bun, Marsma SB Supriyadi, di Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, kemarin.

Proses pencarian, kata Supriyadi, kini difokuskan pada daerah lost contact terakhir pesawat AirAsia dengan radius penyisiran sekitar 30 nautical miles (NM) di sekeliling tempat jatuhnya pesawat tersebut. Lokasi tersebut berada di 107 NM, arah 244 derajat atau sekitar 200 km dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun dan sudah masuk dalam Arus Laut Kepulauan Indonesia (ALKI I).

Berdasarkan hasil temuantemuan serpihan, diduga badan pesawat tersebut patah sehingga terpisah antara bodi bagian depan dengan ekornya. “Posisi kedua bagian pesawat masih berdekatan. Kita baru dapat 20% jenazah dari total seluruh penumpang, 80% masih di bawah laut. Kemungkinan masih dalam pesawat,” jelasnya.

Menurut Supriyadi, sejauh ini informasi sign scan deteksi sonar yang telah diterima berbeda- beda mengenai ukuran dari bagian-bagian pesawat. Namun semua itu harus dipastikan kembali oleh tim penyelam. Hingga saat ini, kondisi cuaca yang buruk mengganggu alat deteksi sonar.

Upaya penyelaman juga sudah dilakukan tiga tim yang masing-masing berjumlah lima orang. Tapi hasilnya belum maksimal karena visibilitasnya nol dan arus di dalam laut mencapai 3-5 knot sehingga mempersulit penyelaman. Apalagi lumpur di dalam sangat pekat sehingga memaksa penyelam kembali ke kapal.

“Peralatan robot dalam air milik Rusia juga sudah diturunkan, tetapi tetap belum berhasil. Alat deteksi terganggu, kecepatan angin 20-35 knot dengan ketinggian ombak mencapai 2-3 meter, awan pekat dan hujan merata yang terus-menerus,” ucapnya. Supriyadi menambahkan, tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sudah turun untuk fokus pada pencarian ekor pesawat di mana terdapat black box .

“Kita lihat serpihannya besar atau kecil, apa bisa diangkut penyelam atau bisa ditarik ke kapal. Inti yang dicari adalah black box, mudah-mudahan besok (hari ini) ketemu,” paparnya. Danlanal Banjarmasin Kolonel Laut (P) Haris Bima mengatakan, pasukan elite TNI AL Denjaka, Kopaska, dan Intai Amfibi tidak hanya mencari jenazah dan puing-puing pesawat Air Asia QZ 8501 yang hilang, tetapi juga mencari black box di bawah laut. “Ibaratnya menyelam sambil minum air,” kata Bima.

Menurut dia, pasukan elite TNI AL yang menyelam berjumlah 15 orang yang dibagi dalam tiga tim. Namun mereka dihentikan untuk menyelam lantaran jarak pandang di bawah laut tidak terlihat. “Mereka ditarik karena cuaca berubah dan keruh, jadi visibilitas nol,” katanya. Saat ini pasukan tersebut berada dalam KRI Banda Aceh dan Kapal Geo Survey. Sebab kedua kapal mempunyai alat sonar untuk membantu penyelaman.

Dari pantauan KORAN SINDO , sebanyak empat jenazah kembali diterbangkan ke Bandara Djuanda, Surabaya, dari Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Dari 4 jenazah, 3 di antaranya ditemukan Kapal Onami milik Jepang. Ketiga jenazah tersebut langsung dibawa menggunakan helikopter Sea Hawk milik Amerika Serikat dan tiba di Pangkalan Bun sekitar pukul 14.50 WIB.

Jenazah langsung dimasukkan ke mobil ambulans untuk selanjutnya dibawa ke RSUD Sultan Imanuddin. Selain jenazah, ada dua koper hitam milik penumpang AirAsia yang dievakuasi. Koper tersebut dimasukkan ke kantong jenazah dan disimpan di ruang yang telah disediakan Basarnas. Dua jam kemudian, satu jenazah kembali ditemukan dan dibawa ke Pangkalan Bun dengan menggunakan helikopter Super Puma milik Singapura.

Begitu juga koper berwarna oranye, lampu neon, tabung, dan tempat duduk. Keempat jenazah yang ada dalam peti dibawa dengan empat ambulans ke Lanud Iskandar. Peti jenazah yang telah diberi nomor urut 031-034 itu kemudian dimasukkan ke dalam pesawat CN295 di tengah rintik hujan yang mengguyur Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksdya TNI Ade Supandi mengatakan TNI AL siap mengevakuasi bangkai pesawat AirAsia QZ8501 dalam keadaan utuh tanpa pemotongan bawah air. Pesawat bisa diapungkan di permukaan air laut, baru dinaikkan ke ponton menuju darat guna diperiksa KNKT.

“Kita terbiasa angkat kapalkapal tenggelam. Pesawat Lion Air yang tergelincir di Bali itu yang angkat kita (TNI AL), Dislambair (Dinas Penyelam Bawah Air),” kata Ade jelang keberangkatan KRI Usman Harun-359 dan KRI Frans Kaisiepo-368 di Dermaga Ujung, Koarmatim, kemarin. Dua kapal itu memperkuat evakuasi di Perairan Teluk Kumai. AdapunKRIBungTomo- 357 ditarik ke Pangkalan Koarmatim. Ini untuk rolling armada KRI berikut awaknya.

Dia menegaskan pihaknya memiliki pelampung yang mampu mengangkat objek bawah air hingga kapasitas 95 ton. Untuk tonase bangkai pesawat AirAsia tidak sampai 95 ton. Karena itu, TNI AL optimistis mampu mengevakuasi pesawat.

Dian ramdhani/Sucipto/Sindonews
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7086 seconds (0.1#10.140)