AirAsia QZ 8501 Masih Misterius
A
A
A
JAKARTA - Upaya pencarian pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang kontak sejak Minggu (28/12) pagi saat tengah terbang dari Surabaya menuju Singapura hingga tadi malam belum membuahkan hasil.
Badan SAR Nasional (Basarnas) belum bisa memastikan posisi pesawat. Pencarian yang terbilang terbesar dalam sejarah kecelakaan di Tanah Air ini (total melibatkan 11 jenis pesawat fixwing, 12 jenis pesawat rotary-wing , dan 24 kapal) tidak bisa berlangsung hingga malam hari, apalagi cuaca tidak mendukung.
”Hingga saat ini kita harus sampaikan apa adanya, belum memperoleh kejelasan tentang posisi pesawat. Kita mohon agar seluruh keluarga penumpang maupun awak pesawat diberi ketabahan dan kesabaran serta kita terus berdoa agar pencarian dapat segera mendapatkan kejelasan,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berada di Kantor Pusat Basarnas yang menjadi posko utama pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Jakarta kemarin.
Kemarin, tim SAR masih fokus melakukan pencarian di sekitar perairan antara Bangka Belitung dan Kalimantan Barat. Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo menjelaskan, hal tersebut dilakukan berdasarkan titik koordinat pesawat terakhir yang terlacak Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut dia, pencarian tidaklah mudah. ”Kendala terbesar adalah menentukan lokasi pasti dari pesawat hilang tersebut,” ujarnya. Direktur Operasi Basarnas Marsma TNI SB Supriyadi juga mengungkapkan pencarian kemarin tetap berdasarkan kontak terakhir dari pesawat nahas tersebut dengan ATC. Penyisiran dilakukan di sebelah timur Belitung hingga ke arah tenggara.
”Kemudian, kita juga akan menyisir pantai-pantai bagian barat Kalimantan,” katanya. Sebelumnya Basarnas menyebutkan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 dilakukan di tujuh sektor dengan menggunakan pesawat, helikopter, kapal-kapal milik TNI, Polri, dan Basarnas. Selain pesawat dan kapal milik tim SAR gabungan Indonesia, pencarian juga melibatkan tim SAR dari Malaysia dan Singapura dengan melakukan pencarian di wilayah yang diduga menjadi titik hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 di sektor V, VI, dan VI.
Dalam pencarian kemarin, tim SAR sempat mencurigai beberapa temuan yang diduga bagian dari pesawat. Tim SAR gabungan dari TNI Angkatan Udara, misalnya, saat melakukan patroli udara dengan pesawat Hercules C-130 menemukan tumpahan minyak di perairan 100 nautical mile (ML) dari Tanjung Pandan.
Tumpahan minyak tersebut dalam bentuk gumpalan hitam yang mengambang di atas permukaan laut. Namun setelah Basarnas menindaklanjuti laporan tersebut lewat jalur laut, dipastikan itu bukan avtur AirAsia. Menurut Kepala Basarnas Bangka Belitung Joni Supriadi, tumpahan minyak berasal dari kapal nelayan yang melintas di lokasi tersebut. ”Pencarian hari kedua ini masih nihil, besok akan dilanjutkan di titik yang berbeda. Kita sama-sama berdoa mudah-mudahan ada titik terang,” ujarnya.
Kemarin, tim juga menemukan benda berwarna kuning di Pulau Nasik Selat Bangka yang diduga puing AirASia. Pilot helikopter Dauphin AS 365, Kapten Yosy Hermawan, melaporkan benda kuning tersebut baru dugaan karena titik penglihatan berada pada ketinggian 200 kaki. ”Kami tidak dapat mendarat untuk memastikan benda tersebut karena lokasi berada di kawasan hutan belantara sehingga tidak memungkinkan helikopter untuk mendarat,” ujarnya.
Selain serpihan benda kuning, tim SAR juga sempat mendapatkan sinyal yang diduga dari pesawat jenis Airbus A320-200 di dua titik, yakni pada pukul 08.30 WIB dan beberapa jam kemudian. Kepala Staf Korem 045/Gaya, Letnan Kolonel Inf Eko Prayitno, di Pangkalpinang menuturkan, tempat penemuan sinyal dan serpihan tidak jauh dari Pulau Belitung.
Dia lantas menandaskan, pencarian kemarin dilakukan pada lima blok. Dengan ditemukannya dugaan serpihan pesawat dan sinyal tersebut, kemungkinan pencarian akan dipersempit ke blok-blok ditemukannya benda yang diduga serpihan dan sinyal pesawat tersebut. ”Tempat ditemukannya dugaan serpihan pesawat dan dua titik sinyal tadi akan menjadi prioritas tempat pencarian oleh tim SAR,” katanya.
Namun Deputi Bidang Operasi Basarnas RI, Marsekal Pertama TNI Sunarbowo Sandi, menduga benda yang diduga serpihan pesawat tersebut hanya bekas sampah di laut saja. Kendati demikian, pihaknya akan mendalami temuan tersebut hari ini. Soal sinyal, dia juga tidak yakin hal tersebut dari pesawat yang hilang. Menurut dia, saat tim mendekati, sinyal tersebut langsung hilang.
”Sinyal yang sempat didapatkan itu bisa saja dari kapal nelayan karena frekuensi 121.5 Hz itu umum, bisa dipakai orang sembarangan,” jelasnya. Selain adanya tiga informasi tersebut, tim SAR juga mendapatkan sejumlah laporan dari nelayan. Laporan dimaksud adalah adanya bunyi ledakan di Pulau Nangka dan penemuan penumpang yang selamat di Pulau Serutu oleh nelayan.
Tapi tim SAR yang langsung menindaklanjuti laporan tersebut memastikan informasi itu tidak benar. Pencarian pesawat memang tidak mudah seperti dialami tim SAR Gabungan Provinsi Bangka Belitung yang menyisir perairan Belitung Timur dengan mengerahkan enam unit kapal.
”Mereka harus berhadapan dengan gelombang tinggi. Mereka pun terpaksa kembali ke posko, apalagi malam sudah tiba. Pencarian malam juga tidak efektif, maka seluruh tim kem-bali ke posko tanpa ada hasil alias nihil dan besok dilanjutkan lagi pencarian,” ujar Kepala Basarda Bangka Belitung Joni Superiadi di Manggar kemarin.
Tanpa Batas Waktu
Pemerintah berjanji akan terus mencari pesawat yang hilang tersebut sampai ketemu. Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah tidak putus asa untuk terus mencari keberadaan pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang sekalipun tidak mudah disebabkan cuaca buruk dan luasnya lautan.
”Dengan didukung oleh Basarnas, Polri, TNI, Bea Cukai, dan masyarakat, upaya pencarian akan terus dilakukan,” kata Wapres Jusuf Kalla kepada pers di Bandara Juanda Surabaya kemarin. Penegasan tersebut disampaikan seusai menemui keluarga penumpang AirAsia di Crisis Center.
Menurut Kalla, upaya menemukan pesawat di lautan itu memang tidak mudah dibandingkan dengan menemukan pesawat di daratan. Tapi dia menandaskan bahwa tim SAR akan berupaya maksimal meski pada cuaca buruk seperti sekarang ini. ”Pemerintah tidak memberikan batas waktu kapan pencarian tersebut dihentikan dan yang penting korban segera ditemukan,” ujar Wapres.
Lutfi yuhandi/Sucipto/Ant
Badan SAR Nasional (Basarnas) belum bisa memastikan posisi pesawat. Pencarian yang terbilang terbesar dalam sejarah kecelakaan di Tanah Air ini (total melibatkan 11 jenis pesawat fixwing, 12 jenis pesawat rotary-wing , dan 24 kapal) tidak bisa berlangsung hingga malam hari, apalagi cuaca tidak mendukung.
”Hingga saat ini kita harus sampaikan apa adanya, belum memperoleh kejelasan tentang posisi pesawat. Kita mohon agar seluruh keluarga penumpang maupun awak pesawat diberi ketabahan dan kesabaran serta kita terus berdoa agar pencarian dapat segera mendapatkan kejelasan,” kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat berada di Kantor Pusat Basarnas yang menjadi posko utama pencarian pesawat AirAsia QZ8501 di Jakarta kemarin.
Kemarin, tim SAR masih fokus melakukan pencarian di sekitar perairan antara Bangka Belitung dan Kalimantan Barat. Kepala Basarnas Marsekal Madya Bambang Soelistyo menjelaskan, hal tersebut dilakukan berdasarkan titik koordinat pesawat terakhir yang terlacak Air Traffic Control (ATC) Bandara Soekarno-Hatta.
Menurut dia, pencarian tidaklah mudah. ”Kendala terbesar adalah menentukan lokasi pasti dari pesawat hilang tersebut,” ujarnya. Direktur Operasi Basarnas Marsma TNI SB Supriyadi juga mengungkapkan pencarian kemarin tetap berdasarkan kontak terakhir dari pesawat nahas tersebut dengan ATC. Penyisiran dilakukan di sebelah timur Belitung hingga ke arah tenggara.
”Kemudian, kita juga akan menyisir pantai-pantai bagian barat Kalimantan,” katanya. Sebelumnya Basarnas menyebutkan pencarian pesawat AirAsia QZ8501 dilakukan di tujuh sektor dengan menggunakan pesawat, helikopter, kapal-kapal milik TNI, Polri, dan Basarnas. Selain pesawat dan kapal milik tim SAR gabungan Indonesia, pencarian juga melibatkan tim SAR dari Malaysia dan Singapura dengan melakukan pencarian di wilayah yang diduga menjadi titik hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 di sektor V, VI, dan VI.
Dalam pencarian kemarin, tim SAR sempat mencurigai beberapa temuan yang diduga bagian dari pesawat. Tim SAR gabungan dari TNI Angkatan Udara, misalnya, saat melakukan patroli udara dengan pesawat Hercules C-130 menemukan tumpahan minyak di perairan 100 nautical mile (ML) dari Tanjung Pandan.
Tumpahan minyak tersebut dalam bentuk gumpalan hitam yang mengambang di atas permukaan laut. Namun setelah Basarnas menindaklanjuti laporan tersebut lewat jalur laut, dipastikan itu bukan avtur AirAsia. Menurut Kepala Basarnas Bangka Belitung Joni Supriadi, tumpahan minyak berasal dari kapal nelayan yang melintas di lokasi tersebut. ”Pencarian hari kedua ini masih nihil, besok akan dilanjutkan di titik yang berbeda. Kita sama-sama berdoa mudah-mudahan ada titik terang,” ujarnya.
Kemarin, tim juga menemukan benda berwarna kuning di Pulau Nasik Selat Bangka yang diduga puing AirASia. Pilot helikopter Dauphin AS 365, Kapten Yosy Hermawan, melaporkan benda kuning tersebut baru dugaan karena titik penglihatan berada pada ketinggian 200 kaki. ”Kami tidak dapat mendarat untuk memastikan benda tersebut karena lokasi berada di kawasan hutan belantara sehingga tidak memungkinkan helikopter untuk mendarat,” ujarnya.
Selain serpihan benda kuning, tim SAR juga sempat mendapatkan sinyal yang diduga dari pesawat jenis Airbus A320-200 di dua titik, yakni pada pukul 08.30 WIB dan beberapa jam kemudian. Kepala Staf Korem 045/Gaya, Letnan Kolonel Inf Eko Prayitno, di Pangkalpinang menuturkan, tempat penemuan sinyal dan serpihan tidak jauh dari Pulau Belitung.
Dia lantas menandaskan, pencarian kemarin dilakukan pada lima blok. Dengan ditemukannya dugaan serpihan pesawat dan sinyal tersebut, kemungkinan pencarian akan dipersempit ke blok-blok ditemukannya benda yang diduga serpihan dan sinyal pesawat tersebut. ”Tempat ditemukannya dugaan serpihan pesawat dan dua titik sinyal tadi akan menjadi prioritas tempat pencarian oleh tim SAR,” katanya.
Namun Deputi Bidang Operasi Basarnas RI, Marsekal Pertama TNI Sunarbowo Sandi, menduga benda yang diduga serpihan pesawat tersebut hanya bekas sampah di laut saja. Kendati demikian, pihaknya akan mendalami temuan tersebut hari ini. Soal sinyal, dia juga tidak yakin hal tersebut dari pesawat yang hilang. Menurut dia, saat tim mendekati, sinyal tersebut langsung hilang.
”Sinyal yang sempat didapatkan itu bisa saja dari kapal nelayan karena frekuensi 121.5 Hz itu umum, bisa dipakai orang sembarangan,” jelasnya. Selain adanya tiga informasi tersebut, tim SAR juga mendapatkan sejumlah laporan dari nelayan. Laporan dimaksud adalah adanya bunyi ledakan di Pulau Nangka dan penemuan penumpang yang selamat di Pulau Serutu oleh nelayan.
Tapi tim SAR yang langsung menindaklanjuti laporan tersebut memastikan informasi itu tidak benar. Pencarian pesawat memang tidak mudah seperti dialami tim SAR Gabungan Provinsi Bangka Belitung yang menyisir perairan Belitung Timur dengan mengerahkan enam unit kapal.
”Mereka harus berhadapan dengan gelombang tinggi. Mereka pun terpaksa kembali ke posko, apalagi malam sudah tiba. Pencarian malam juga tidak efektif, maka seluruh tim kem-bali ke posko tanpa ada hasil alias nihil dan besok dilanjutkan lagi pencarian,” ujar Kepala Basarda Bangka Belitung Joni Superiadi di Manggar kemarin.
Tanpa Batas Waktu
Pemerintah berjanji akan terus mencari pesawat yang hilang tersebut sampai ketemu. Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan pemerintah tidak putus asa untuk terus mencari keberadaan pesawat AirAsia QZ 8501 yang hilang sekalipun tidak mudah disebabkan cuaca buruk dan luasnya lautan.
”Dengan didukung oleh Basarnas, Polri, TNI, Bea Cukai, dan masyarakat, upaya pencarian akan terus dilakukan,” kata Wapres Jusuf Kalla kepada pers di Bandara Juanda Surabaya kemarin. Penegasan tersebut disampaikan seusai menemui keluarga penumpang AirAsia di Crisis Center.
Menurut Kalla, upaya menemukan pesawat di lautan itu memang tidak mudah dibandingkan dengan menemukan pesawat di daratan. Tapi dia menandaskan bahwa tim SAR akan berupaya maksimal meski pada cuaca buruk seperti sekarang ini. ”Pemerintah tidak memberikan batas waktu kapan pencarian tersebut dihentikan dan yang penting korban segera ditemukan,” ujar Wapres.
Lutfi yuhandi/Sucipto/Ant
(bbg)