Mantan Penerbang TNI AU Itu Hilang Bersama AirAsia

Senin, 29 Desember 2014 - 11:25 WIB
Mantan Penerbang TNI AU Itu Hilang Bersama AirAsia
Mantan Penerbang TNI AU Itu Hilang Bersama AirAsia
A A A
Suasana duka menyelimuti rumah Kapten Pilot AirAsia QZ 8501, Irianto, di Perum Pondokjati Blok BC, 12a Sidoarjo, Jawa Timur, kemarin.

Sejak siang hari, para tetangga dan kerabat berduyun-duyun ke rumah berlantai dua itu untuk turut berempati. Namun pemilik rumah tak muncul. Ida Yulianto, istri Irianto, terus mengurung diri di dalam kamar. Menurut para tetangga, Ida shock berat begitu mendengar kabar pesawat yang dipiloti suaminya hilang kontak.

“Bu Ida belum bisa diganggu. Beliau masih syok. Dia menangis terus sambil menunggu kabar di TV. Kedua anaknya juga kebetulan tidak di rumah. Mereka sedang berlibur di Yogya dan tengah berjalanan pulang ke Sidoarjo,” ungkap Penasihat RW5 Perum Pondokjati Sidoarjo, Bagianto Djojonegoro, kemarin. Lantaran kondisi itu pula, tetangga tak berani masuk untuk sekadar menenangkan.

“Mereka takut Bu Ida tidak berkenan dan malah mengganggu. Karena itu, semua memilih berdoa di luar,” imbuh Bagianto. Dia menceritakan, kabar hilangnya pesawat AirAsia sebenarnya sudah diketahui warga sejak pagi. Namun mereka belum berani menyampaikan kabar itu kepada keluarga Irianto. Komunikasi warga setempat dengan Ida selanjutnya hanya sebatas melalui pesan singkat.

“Sempat diperoleh jawaban dari Bu Ida kalau Pak Irianto tidak jadi terbang,” imbuh Bagianto. Namun karena kebanyakan warga di kompleks tersebut merupakan pilot, kepastian informasi segera didapat. Mereka memastikan pilot pesawat AirAsia yang hilang adalah Irianto.

“Barulah setelah mendapat kepastian saya berani mengetuk rumah Bu Ida,” terangnya. Bagianto tidak menduga atas kabar tersebut. Tidak ada firasat apa pun dari warga atas insiden yang menimpa tetangganya itu. “Jumat lalu kami semua bertemu. Kami ngobrol sebentar sesaat setelah salat Jumat di kompleks perumahan. Tapi tidak ada pesan apa-apa. Kecuali hanya tanya kabar saja,” akunya.

Kini para tetangga dan keluarga hanya bisa berdoa agar Irianto selamat. “Habis isya nanti (kemarin malam) kami bersepakat untuk menggelar doa bersama, agar pesawat segera ditemukan,” ujarnya. Di lingkungan sekitar, Irianto dikenal sebagai sosok yang ramah dan aktif dalam berorganisasi. Di Blok BC Perum Pondokjati, Irianto tercatat sebagai ketua rukun tetangga (RT) 39/09. Tidak hanya itu, bapak dua anak tersebut juga tercatat sebagai pengurus masjid.

“Beliau rajin sekali kumpul-kumpul dengan warga. Kalau pas tidak terbang pasti jalan-jalan keluar. Dalam seminggu, biasanya beliau terbang 3-4 hari. Selain itu selalu di rumah,” ungkap Bagianto. Menurut penuturan warga, di dunia penerbangan Irianto cukup berpengalaman. Jauh sebelum bekerja di AirAsia, Irianto adalah pilot di kesatuan TNI Angkatan Udara. Dia juga sempat menjadi pilot beberapa maskapai komersial, termasuk Adam Air.

“Sejak lima tahun lalu beliau menjadi pilot AirAsia,” terangnya. Irianto diketahui memiliki jam terbang cukup tinggi. Communications AirAsia Indonesia Malinda Yasmin menyebut Irianto memiliki pengalaman terbang 20.537 jam. “Sebanyak 6.053 jam di antaranya terbang bersama Air Asia,” ucapnya.

Berharap Mukjizat

Sementara itu, perasaan sedih bercampur duka menyelimuti keluarga Nurali, 75, dan Hartatik, 60, orang tua Donna Indah Nurwatie, salah satu penumpang pesawat AirAsia yang hilang sejak kemarin. Saat ini keluarga Donna yang tinggal di Jalan Gading Kasri, Kelurahan Gading Kasri, Kota Malang berharap mukjizat dari Tuhan.

Mereka berharap Donna bersama sang suami Gusti Made Bobi Sidartta, 43, serta kedua anaknya Gusti Ayu Putriyan dan Gusti Ayu Made Keisah segera ditemukan dalam kondisi selamat. Nurali menuturkan, keluarga Bobi dan Donna tergolong baik dan rukun. Kepada tetangga di lingkungan rumahnya juga demikian. Bobi mudah bergaul dan terkenal senang membantu tetangganya.

“Kami sangat terkejut dengan kejadian ini dan berharap keluarga anak saya termasuk penumpang AirAsia yang lain bisa segera ditemukan dalam kondisi selamat,” ucap Nurali saat ditemui KORAN SINDO di rumah Bobi di Jalan Simpang Gading Kasri, No 16, Kelurahan Gading Kasri, Kota Malang. Harapan serupa juga dikemukakan keluarga Ruth Natalia M Puspitasari, 26, salah satu penumpang maskapai Air Asia A320-200 asal lingkungan Majegan Kelurahan/ Kecamatan Wlingi Kabupaten Blitar. Mereka berharap ada mukjizat.

“Kita masih berharap mukjizat Ruth dan semua penumpang pesawat yang dikabarkan hilang ditemukan selamat,” ujar David, juru bicara keluarga yang juga sepupu Ruth. Sesuai jadwal tiket, Ruth terbang pada Minggu pagi (28/12). Ruth pergi ke Singapura tidak sendirian. Selain dirinya dan sang pacar, karyawati salah satu bank asing itu mengajak serta calon mertuanya warga daerah Tidar Malang.

“Ini acara liburan. Sebelum berangkat Ruth sudah tiga hari berada di Surabaya,” papar David. Menurut David, sepupunya bukan pertama kalinya pergi ke Singapura. Sekitar dua minggu sebelum kejadian, Ruth telah mengantarkan ibunya berobat ke Singapura. “Mohon maaf kami tidak memperbolehkan bertemu orang tua Ruth Natalia. Sebab kondisinya masih shock,” ujar David.

Ihya’ Ulumuddin/AbduL Rouf Maman Adi Saputro/ Solichan Arif
Sidoarjo, Jawa Timur
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7277 seconds (0.1#10.140)