Banjir Makin Memprihatinkan
A
A
A
PANGANDARAN - Musim penghujan kali ini memang kurang bersahabat. Terbukti, banjir masih menerjang sejumlah wilayah di Indonesia. Di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, misalnya, banjir terus mengepung kawasan itu sejak Senin (22/12).
Bahkan, genangan air kembali meninggi akibat hujan deras yang terjadi pada Rabu (24/12) sore hingga kemarin. “Rumah warga kembali dikepung banjir, kemarin. Padahal, masyarakat tengah membersihkan rumahnya dari sisa kotoran banjir,” ujar Kepala Dusun Cihideung, Desa Ciganjeung, Kecamatan Padaherang Torik.
Torik menambahkan, memasuki hari keempat banjir, korban sakit makin bertambah. Sebagian dari mereka mengeluhkan gatal-gatal, pusing, dan demam di tubuhnya. Sementara Ketua Karang Taruna Desa Ciganjeung Tarmo mengatakan, pihaknya tengah melakukan penyisiran ke rumah- rumah warga yang tergenang air, terutama warga yang sudah jompo.
Pasalnya, banyak warga jompo dan tengah terbaring sakit, terjebak di dalam rumahnya yang dikepung banjir. Salah satunya, nenek jompo bernama Saritem, 82, warga Desa Cigenjeung yang tengah terbaring. “Nenek itu sudah kami selamatkan dan langsung dibawa ke pos kesehatan yang tidak jauh dari lokasi banjir,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran Nana Rohena mengatakan, pihaknya hingga kini terus menolong warga yang kebanjiran. Sudah empat hari ini tim BPBD bekerja untuk para korban banjir. Nana juga mengatakan, PejabatBupatiPangandaranEndjang Naffandy telah mengunjungi para korban bencana banjir di Kecamatan Padaherang dan Kalipucang.
Dia secara langsung menyerahkan bantuan logistik serta obat-obatan kepada korban banjir di Desa Sukanegara dan Ciganjeung, Kecamatan Padaherang, dan Desa Banjarharja, Kecamatan Kalipucang. “Pejabat Bupati mengintruksikan Kepala Dinas Kesehatan untuk terus memantau kondisi kesehatan para pengungsi di tiga titikbencanabanjir,” tegasNana.
Sementara di Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga juga diterjang banjir selama dua hari terakhir. Kelurahan Pasir Bidang di Tapteng dan Aek Muara Pinang di Sibolga adalah wilayah terparah yang terendam airm hingga mencapai pinggang orang dewasa. Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu namun banjir telah menimbulkan kerugian besar bagi penduduk dua daerah.
Ironisnya, sampai hari kedua bencana banjir kemarin, kedua pemerintah daerah tersebut belum melakukan langkah antisipasi. Padahal, banjir telah melumpuhkan kedua daerah serta menciptakan kekhawatiran pada ribuan warga, khususnya warga Kelurahan Pasir Bidang yang berada tepat di bibir laut Teluk Tapian Nauli. “Banjir menjadi kado Natal terindah bagi warga Pasir Bidang dan Aek Muara Pinang,” ucap tokoh pemuda Pasir Bidang Ronald Pakpahan.
Dia sedih melihat terjangan banjir yang melanda wilayah Pasir Bidang dan Aek Muara Pinang selama dua malam berturut- turut. Di samping menimbulkan dampak sosial dan melumpuhkan aktivitas masyarakat dalam merayakan malam Natal dan hari Natal, banjir juga telah menimbulkan kerugian besar berupa rusaknya perkakas dan perabot rumah tangga warga.
“Ironisnya, tidak adanya seorang pun pimpinan atau pejabat kedua daerah yang datang melihat dan melakukan langkah penanganan, termasuk antisipasi akan dampak dan ketakutan orangtua kepada anak-anaknya yang bisa hilang ditelan banjir,” tutur Ronald.
Selain Jawa Barat dan Sumatera Utara, Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan pun menghadapi nasib serupa. Di Jambi ratusan rumah warga Kecamatan Kotabaru, terendam banjir akibat hujan deras turun kemarin. Bahkan, genangan air mencapai 1,2 meter akibat luapan drainase yang tidak sanggup menampung air yang mengalir di sekitar perumahan warga.
Begitu juga di Kota Palembang, Sumatera Selatan, banjir akibat hujan deras yang terjadi sepanjang Kamis (25/12) malam mulai menggenangi kawasan pemukiman penduduk di Alang-Alang Lebar dan Bukit Besar. Bahkan, genangan air mencapai 50 cm.
Syamsul maarif/ jonny simatupang/ ant
Bahkan, genangan air kembali meninggi akibat hujan deras yang terjadi pada Rabu (24/12) sore hingga kemarin. “Rumah warga kembali dikepung banjir, kemarin. Padahal, masyarakat tengah membersihkan rumahnya dari sisa kotoran banjir,” ujar Kepala Dusun Cihideung, Desa Ciganjeung, Kecamatan Padaherang Torik.
Torik menambahkan, memasuki hari keempat banjir, korban sakit makin bertambah. Sebagian dari mereka mengeluhkan gatal-gatal, pusing, dan demam di tubuhnya. Sementara Ketua Karang Taruna Desa Ciganjeung Tarmo mengatakan, pihaknya tengah melakukan penyisiran ke rumah- rumah warga yang tergenang air, terutama warga yang sudah jompo.
Pasalnya, banyak warga jompo dan tengah terbaring sakit, terjebak di dalam rumahnya yang dikepung banjir. Salah satunya, nenek jompo bernama Saritem, 82, warga Desa Cigenjeung yang tengah terbaring. “Nenek itu sudah kami selamatkan dan langsung dibawa ke pos kesehatan yang tidak jauh dari lokasi banjir,” ujarnya.
Di sisi lain, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pangandaran Nana Rohena mengatakan, pihaknya hingga kini terus menolong warga yang kebanjiran. Sudah empat hari ini tim BPBD bekerja untuk para korban banjir. Nana juga mengatakan, PejabatBupatiPangandaranEndjang Naffandy telah mengunjungi para korban bencana banjir di Kecamatan Padaherang dan Kalipucang.
Dia secara langsung menyerahkan bantuan logistik serta obat-obatan kepada korban banjir di Desa Sukanegara dan Ciganjeung, Kecamatan Padaherang, dan Desa Banjarharja, Kecamatan Kalipucang. “Pejabat Bupati mengintruksikan Kepala Dinas Kesehatan untuk terus memantau kondisi kesehatan para pengungsi di tiga titikbencanabanjir,” tegasNana.
Sementara di Sumatera Utara, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng) dan Kota Sibolga juga diterjang banjir selama dua hari terakhir. Kelurahan Pasir Bidang di Tapteng dan Aek Muara Pinang di Sibolga adalah wilayah terparah yang terendam airm hingga mencapai pinggang orang dewasa. Tidak ada korban jiwa dalam bencana itu namun banjir telah menimbulkan kerugian besar bagi penduduk dua daerah.
Ironisnya, sampai hari kedua bencana banjir kemarin, kedua pemerintah daerah tersebut belum melakukan langkah antisipasi. Padahal, banjir telah melumpuhkan kedua daerah serta menciptakan kekhawatiran pada ribuan warga, khususnya warga Kelurahan Pasir Bidang yang berada tepat di bibir laut Teluk Tapian Nauli. “Banjir menjadi kado Natal terindah bagi warga Pasir Bidang dan Aek Muara Pinang,” ucap tokoh pemuda Pasir Bidang Ronald Pakpahan.
Dia sedih melihat terjangan banjir yang melanda wilayah Pasir Bidang dan Aek Muara Pinang selama dua malam berturut- turut. Di samping menimbulkan dampak sosial dan melumpuhkan aktivitas masyarakat dalam merayakan malam Natal dan hari Natal, banjir juga telah menimbulkan kerugian besar berupa rusaknya perkakas dan perabot rumah tangga warga.
“Ironisnya, tidak adanya seorang pun pimpinan atau pejabat kedua daerah yang datang melihat dan melakukan langkah penanganan, termasuk antisipasi akan dampak dan ketakutan orangtua kepada anak-anaknya yang bisa hilang ditelan banjir,” tutur Ronald.
Selain Jawa Barat dan Sumatera Utara, Provinsi Jambi dan Sumatera Selatan pun menghadapi nasib serupa. Di Jambi ratusan rumah warga Kecamatan Kotabaru, terendam banjir akibat hujan deras turun kemarin. Bahkan, genangan air mencapai 1,2 meter akibat luapan drainase yang tidak sanggup menampung air yang mengalir di sekitar perumahan warga.
Begitu juga di Kota Palembang, Sumatera Selatan, banjir akibat hujan deras yang terjadi sepanjang Kamis (25/12) malam mulai menggenangi kawasan pemukiman penduduk di Alang-Alang Lebar dan Bukit Besar. Bahkan, genangan air mencapai 50 cm.
Syamsul maarif/ jonny simatupang/ ant
(bbg)