Paus Serukan Akhiri Kekerasan

Jum'at, 26 Desember 2014 - 11:18 WIB
Paus Serukan Akhiri Kekerasan
Paus Serukan Akhiri Kekerasan
A A A
VATICAN CITY - Pemimpin umat Katolik dunia Paus Fransiskus menyampaikan keprihatinan mendalam atas penderitaan yang dialami warga di berbagai penjuru dunia akibat perang, serangan kelompok militan, dan wabah penyakit.

Paus menyerukan agar kebencian dan kekerasan di mana pun segera diakhiri. Dalam Pesan Natal yang disampaikan kemarin, Paus juga meminta umat agar lebih memberikan perlindungan kepada anak-anak dalam kaitannya dengan aksi kekerasan dan objek perdagangan manusia (trafficking ).

“Pembunuhan dan penculikan anak-anak yang marak terjadi di Timur Tengah hingga Nigeria dan di berbagai tempat harus dihentikan,” ujarnya dalam khotbah urbi et orbi (untuk kota dan dunia) di depan ribuan jemaat di balkon Basilika Santo Petrus kemarin. Paus juga menyinggung konflik di Ukraina, Libya, dan belahan dunia lainnya, serta menyesalkan jatuhnya ribuan jiwa karena epidemik ebola di Afrika barat.

“Sebenarnya ada banyak air mata pada Natal kali ini,” kata Paus yang berasal dari Argentina ini. Dalam Pesan Natal itu, Paus jugamengungkapkankesedihan atas tragedi di Pakistan. “Saya memohon kepada Yesus untuk memberikan ketenangan kepada keluarga anak-anak yang dibunuh di Pakistan,” tuturnya merujuk pada serangan Taliban ke sekolah umum tentara Peshawar beberapa waktu lalu yang menewaskan 149 orang termasuk 133 anak-anak.

Mengenai Ukraina, Paus Fransiskus meminta warga Ukraina untuk mengakhiri ketegangan, melebur kebencian dan kekerasan, serta menyusun petualangan baru menuju rekonsiliasi. Adapun soal Timur Tengah, dia menyerukan perdamaian di seluruh kawasan itu dan meminta dilanjutkannya upaya “dialog” antara Palestina dan Israel.

“Saya berdoa kepada Tuhan, Juru Selamat Dunia, untuk melihat saudara laki-laki dan perempuan kita di Irak dan Suriah yang telah lama menderita akibat konflik dan eksekusi brutal,” kata Paus Fransiskus. Dia juga berdoa agar Natal memberikan harapan bagi para pengungsi di Suriah dan Irak.

“Terlalu banyak orang yang mengungsi, baik anak-anak hingga orang tua dari kawasan (Timur tengah).” Berbicara dalam bahasa Italia, mantan uskup agung Buenos Aires ini mengungkapkan bahwa perbedaan dapat berubah menjadi kedekatan dan penolakan menjadi keramahan. “Dengan demikian, semua orang mengalami penderitaan akan mendapatkan bantuan kemanusiaan. Nantinya, mengembalikan negara dan kehidupan mereka (pengungsi) dengan kehormatan,” tuturnya.

Perangi Korupsi

Sebelumnya pada pesan Malam Natal, Paus Fransiskus meminta 1,2 juta umat Katolik di dunia mengizinkan Tuhan masuk dalam kehidupan mereka untuk membantu memerangi kegelapan dan korupsi. Ini adalah misa Malam Natal kedua bagi Paus non-Eropa pertama dalam 1.300 tahun terakhir.

“Natal merupakan waktu untuk mengingat pesan perdamaian Tuhan itu lebih kuat dibandingkan kegelapan dan korupsi,” kata Paus Fransiskus. “Apakah kita memiliki keberanian untuk menyambut dengan kelembutan dalam kesulitan dan masalah mereka yang dekat dengan kita?” Paus Fransiskus lebih dulu menghubungi pengungsi Irak di kamp di dekat Kota Irbil sebelum merayakan ibadah keagamaan itu.

Dia meminta para pengungsi yang terusir karena gerilyawan ISIS itu untuk tetap bertahan. “Saudara-saudaraku terkasih, saya dekat dengan Anda, sangat dekat dengan Anda di hati saya,” kata Paus dalam percakapan melalui telepon satelit yang disiarkan langsung oleh stasiun televisi Italia. Paus Fransiskus mengungkapkan, para pengungsi seperti Yesus, yang dipaksa pergi karena tidak ada tempat bagi mereka.

“Saya merengkuh Anda semua dan mengucapkan selamat Natal yang suci bagi Anda semua,” ucapnya. Sementara di Baghdad, pemuka umat Nasrani Louis Sako mengungkapkan, 150.000umat Kristiani telah mengungsi. “Warga pengungsi Kristiani hidup dan situasi yang tragis dan tidak solusi cepat bagi mereka,” kata Sako kepada AFP.

Dia juga meminta agar umat Kristiani di Irak tidak ditinggal sendiri dan tidak dilupakan. Di Betlehem, ribuan umat Kristiani dari seluruh dunia merayakan malam Natal di lokasi yang diyakini sebagai tempat kelahiran Yesus. Ribuan peziarah berkumpul di Lapangan Manger untuk menyaksikan pawai yang dipimpin Patriarch Latin Jerusalem, Fouad Twal. Saat misa Malam Natal, Fouad Twal yang merupakan pastur senior Katolik Roma di Tanah Suci, mengharapkan 2015 akan menjadi lebih baik dibandingkan kesulitan tahun ini.

Berlangsung Kondusif

Pelaksanaan ibadah Natal di Tanah Air berjalan aman dan kondusif. Secara keseluruhan tidak ada gangguan ataupun ancaman selama pelaksanaan Misa dan Kebaktian Natal yang berlangsung sejak Rabu (24/12) malam. Di Jakarta, Misa dan Kebaktian Natal di berbagai gereja termasuk Katedral dan Immanuel berlangsung lancar.

Sementara sejumlah aparat kepolisian terus melakukan pengawalan dan mengatur arus lalu lintas di sekitar gereja. Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo kemarin hadir di Gereja Katedral untuk menyampaikan ucapan selamat Natal. Tjahjo datang menumpang mobil dinasnya, RI 40. “Atas nama pemerintah dan atas nama Bapak Presiden dan Wakil Presiden serta jajaran Kementerian Dalam Negeri, kami mengucapkan selamat Natal,” ujarnya.

Suasana tenang dan damai juga mewarnai peringatan Misa pagi di Gereja Blenduk (GPIB Immanuel) Semarang yang diikuti ratusan orang dari dalam dan luar kota. DiSurabaya, ibadahMisa dan Kebaktian Natal di berbagai gereja berjalan hikmat. Ribuan jemaat Gereja Mawar Sharon, misalnya, mengisi momen suci itu dengan doa-doa, lantunan kidung rohani, dan khotbah dari Pendeta Philip Mantofa.

Dalam rangkaian acara bertajuk Finding Hope tersebut, mereka juga mengutarakan harapan dan doa untuk kehidupan di negeri ini menjadi lebih baik, makmur, damai, dan sejahtera.

Andika hendra m/Valentino warouw/Hendrati hapsari
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5250 seconds (0.1#10.140)