Para Korban Aksi Koboi Polisi Sepanjang 2014

Kamis, 25 Desember 2014 - 11:16 WIB
Para Korban Aksi Koboi Polisi Sepanjang 2014
Para Korban Aksi Koboi Polisi Sepanjang 2014
A A A
JAKARTA - Aksi koboi aparat kepolisian di tahun 2014 masih marak terjadi. Inonesia Police Watch (IPW) mencatat, sepanjang tahun 2014 terjadi 13 kasus salah tembak dan menyebabkan 27 korban salah tembak oleh aparat kepolisian. Tujuh diantaranya tewas dan 20 luka-luka.

Ketua Presidium IPW, Neta S Pane mengungkapkan para korban akibat aksi koboi tersebut sebagai berikut:

8 Desember 2014

Empat warga tewas tertembak dan 13 lainnya luka berat dirawat di RSUD Madi, Enarotali, Paniai, Papua, setelah massa menyerang polsek setempat.

Peristiwa ini terjadi setelah seorang warga pingsan dipukuli polisi, yang membuat massa protes dan menyerang polsek. Keempat korban penembakan adalah Habakuk Degei, Neles Gobay, Bertus Gobai, dan Apinus Gobai.

30 November 2014

Brigadir CK anggota Direktorat Narkotika Polda Jabar melakukan aksi koboi di tempat hiburan malam di Paskal Hypersquare, Jalan Pasirkaliki, Bandung. CK marah-marah dan melepaskan tembakan dua kali setelah tidak terima biling yang dikenakan padanya sebesar Rp 966.000.

13 Agustus 2014

Digit Ginansah (18), warga Lapang Desa Glempang, Cilacap, Jateng jadi korban peluru nyasar Brigadir S, anggota Polres Banyumas. Saat itu Brigadir S tengah mengawal pengisian mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Lalu ada seorang wanita yang dirampok dan Brigadir S melepaskan tembakan peringatan yang mengenai pundak kanan korban hingga luka.

4 Agustus 2014

Tanpa diketahui sebabnya, anggota Provost Polsek Tallo, Bripka Muslimin, menembak betis kanan Muhammad Arif (12). Peristiwa ini terjadi di Kompleks Pasar Pannampu, Makassar, Sulsel. Saat itu, korban tengah bermain bola di komplek pasar.

2 Juli 2014

Dua anggota Polsek Banjaransari, Ciamis, Jabar, yakni Aiptu Tatang Sukian dan Bripka Hadi Purwanto saling tembak akibat bertengkar soal piket jaga. Akibatnya, Bripka Hadi Purwanto tewas dengan luka tembak di bagian kepala.

12 Juni 2014

Briptu TA anggota Brimob Polda Riau yang sedang di-BKO di Polres Dumai menembak komandan regunya Aipda Heri Suprapto, dengan senjata laras panjang. Akibatnya, lutut korban luka. Penembakan ini terjadi, karena pelaku tersinggung dengan ucapan komandannya.

14 Mei 2014

Nurhalimah Utari (10) tewas setelah tertembak di bagian dada saat bermain di sekitar rumahnya. Diduga korban tertembak anggota Polsek Plaju, Palembang, Sumsel yang sedang mengejar penjambret di kawasan itu, namun polisi membantah dugaan ini.

6 Mei 2014

Bripka E luka tertembak pistolnya sendiri saat ribut dengan seorang wanita, Irianti di Jalan Cut Nyak Dien, Pekanbaru, Riau. Saat itu antara Bripka E dan Irianti ribut di dalam mobil. Kemudian terjadi rebutan pistol antar keduanya hingga pistol itu meletus dan pelurunya menerjang kaki Bripka E.

25 Maret 2014

Gara-gara senggolan Bripka OS anggota Polsek Pondok Gede dan Bripka A anggota Polres Jakarta Timur adu jotos di sebuah cafe di kawasan Pinang Ranti, Jakarta Timur. Bahkan Bripka A melepaskan tembakan hingga membuat warga panik.

18 Maret 2014

Kepala Denma Polda Metro Jaya AKBP Pamudji tewas ditembak anak buahnya Brigadir Santoso di markas Polda Metro Jaya.

15 Februari 2014

Anggota Polsek Jatiuwung Bripka Lasmidi luka luka ditembak oknum polisi di Cimone Tangerang, Banten, saat hendak menangkap pelaku kejahatan di angkutan umum.

12 Februari 2014

Maksud hati hendak menonton balapan liar Mohammad Soleh alias Deden (17) malah tewas terkena tembakan anggota Resmob Polres Jakarta Timur, Iptu Gunawan Saragih, yang saat itu tengah melerai perkelahian di depan komplek Menzikon, Cijantung.

17 Januari 2014

Pistol Bripka HR anggota Tim Unit Narkoba Polsek Kembangan yang diletakkan di atas menja tiba-tiba meletus. Pelurunya menerjang Suwardi, pemilik warung kopi di Jalan Peta Barat, Kalideres, Jakarta Barat. Akibat, korban mengalami luka parah. Peluru mengenai dada kanannya hingga tembus.

"Sebagian besar aksi penembakan yang dilakukan polisi koboi di 2014 adalah akibat persoalan sepele, misalnya akibat senggolan atau akibat billing yang ditagih dinilai terlalu tinggi atau gara-gara tersinggung karena ditegur atasan," ujar Neta dalam keterangan persnya yang diterima Sindonews, Kamis (25/12/2014).
(kur)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5039 seconds (0.1#10.140)