Dua Tahapan yang Bisa Dilakukan Golkar Menuju Islah
A
A
A
JAKARTA - Partai Golkar mulai berupaya mencari jalan keluar dari konflik internal yang melanda mereka melalui pertemuan 10 juru runding dari dua kubu.
Juru Runding kubu Agung Laksono, Andi Mattalata berharap, ada solusi dari pertemuan juru runding dari dua kubu tersebut. Sehingga penyelesaian bisa dilakukan secara internal.
"Saya optimis kalau permasalahan itu diselesaikan secara internal. Kalau dibawa ke pengadilan itu ada kawan dan lawan, padahal misi kita adalah membangun Golkar survive kembali," kata Andi di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Dirinya juga menyampaikan proses penyelesaian konflik internal melalui perundingan harus dimulai dengan adanya keinginan bersama dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan.
"Yang namanya berunding itu harus happy," terangnya.
Secara pribadi, lanjut Andi, islah kedua belah pihak bisa terjadi setelah adanya kesamaan visi dari mereka untuk selanjutnya bersama memikirkan personel atau kepengurusan partai.
"Itu samakan dulu visinya, (contohnya) visi mengenai pilkada bagaimana, visi mengenai pilpres bagaimana. Kalau visi itu sama, baru lah kita cari persamaan struktur."
"Mekanismenya bagaimana? Apakah islah langsung sesama pengurus atau munas kembali, atau bagaimana. Itu soal tahap kedua. Tahap pertama itu visi dulu. Kalau kita langsung islah personel kesannya kita rebutan kekuasaan," tuntasnya.
Juru Runding kubu Agung Laksono, Andi Mattalata berharap, ada solusi dari pertemuan juru runding dari dua kubu tersebut. Sehingga penyelesaian bisa dilakukan secara internal.
"Saya optimis kalau permasalahan itu diselesaikan secara internal. Kalau dibawa ke pengadilan itu ada kawan dan lawan, padahal misi kita adalah membangun Golkar survive kembali," kata Andi di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Selasa (23/12/2014).
Dirinya juga menyampaikan proses penyelesaian konflik internal melalui perundingan harus dimulai dengan adanya keinginan bersama dari kedua belah pihak untuk menyelesaikan persoalan.
"Yang namanya berunding itu harus happy," terangnya.
Secara pribadi, lanjut Andi, islah kedua belah pihak bisa terjadi setelah adanya kesamaan visi dari mereka untuk selanjutnya bersama memikirkan personel atau kepengurusan partai.
"Itu samakan dulu visinya, (contohnya) visi mengenai pilkada bagaimana, visi mengenai pilpres bagaimana. Kalau visi itu sama, baru lah kita cari persamaan struktur."
"Mekanismenya bagaimana? Apakah islah langsung sesama pengurus atau munas kembali, atau bagaimana. Itu soal tahap kedua. Tahap pertama itu visi dulu. Kalau kita langsung islah personel kesannya kita rebutan kekuasaan," tuntasnya.
(kri)