Gunung Gamalama Kembali Meletus

Selasa, 23 Desember 2014 - 13:08 WIB
Gunung Gamalama Kembali...
Gunung Gamalama Kembali Meletus
A A A
JAKARTA - Gunung Gamalama kembali meletus pukul 17.30 Wita kemarin. Letusan disertai abu setinggi 100 meter dengan embusan angin ke arah timur, tenggara, dan selatan.

Kota Ternate, Maluku Utara pun diselimuti abu vulkanik. Ini kali kedua gunung setinggi 1.715 meter di atas permukaan laut itu meletus dalam sepekan terakhir setelah letusan 17 Desember lalu. Meski begitu, Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) mengatakan status gunung masih siaga.

“Berdasarkan laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Gamalama, letusan muncul dari retakan tahun 2011,” ujar Ketua Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho seperti dilansir laman resmi BNPB, kemarin. Sutopo menegaskan, sejauh ini belum ada laporan mengenai kepanikan warga dengan kejadian itu.

Bahkan, masyarakat tetap menjalani aktivitas secara normal. Ini menunjukkan bahwa warga memang sudah siap dengan situasi seperti itu. Apalagi, Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman sudah menetapkan status siaga darurat erupsi Gunung Gamalama dari 18-31 Desember 2014.

Bahkan, pemerintah daerah juga sudah menyiapkan 18 titik pengungsian untuk mengantisipasi letusan yang lebih besar. Jadi, warga tidak terlalu khawatir lagi dengan letusan-letusan Gunung Gamalama yang kemungkinan terjadi lagi.

“Abu letusan hanya menimbulkan beberapa masalah seperti penutupan bandara. Namun, pembersihan bandara dan jalan sudah dilakukan otoritas bandara, pemadam kebakaran, dan dinas kebersihan. Begitu juga Balai Teknik Penyehatan Lingkungan dan Dinas Kesehatan, melakukan uji kualitas udara di sekitar alunalun kesultanan,” ujar Sutopo.

Jadi, secara umum kewaspadaan instansi dan peran komando tanggap darurat dinilai cukup responsif. Bahkan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate telah membagikan 55.000 masker kepada masyarakat. Kini stok masker di BPBD dan Dinas Kesehatan tinggal 3.000 lembar.

Alhasil, pemerintah daerah masih membutuhkan bantuan tambahan masker untuk mengantisipasi kemungkinan letusan-letusan lainnya. Yang jelas, selain status siaga darurat yang ditetapkan pemerintah, kesiapsiagaan masyarakat Kota Ternate juga terbangun lantaran berjalannya sistem peringatan dini di kawasan itu.

“Sistem peringatan dini sudah berjalan dari pos pantau, pos tanggap darurat, BPBD, hingga kelurahan, melalui frekuensi radio,” ujar Sutopo. Sistem itu yang membuat masyarakat lebih mampu mengantisipasi keadaan. Apalagi berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada pukul 06.00 WIB hingga 12.00 WIB kemarin, tercatat enam kali embusan dan enam kali gempa tektonik dalam di Gunung Gamalama.

Bahkan, aktivitas tremor embusan juga berlangsung terus menerus. Karena itu, ketika terjadi letusan pada pukul 17.30 Wita, masyarakat sudah mempersiapkan diri. Wajar jika pemerintahkan daerah melaporkan tidak adanya kepanikan warga dengan terjadinya letusan kemarin.

Meski demikian, PVMBG merekomendasikan bahwa di dalam radius 2,5 km masyarakat dilarang melakukan aktivitas. Itu untuk mengantisipasi letusan-letusan lebih besar yang kemungkinan akan terjadi di waktu-waktu mendatang. Yang jelas, gunung yang ditutupi Hutan Montane pada ketinggian 1.200-1.500 m dan Hutan Ericaceous pada ketinggian di atas 1.500 m itu tetap harus diwaspadai.

Apalagi, gunung yang memiliki nama lain Piek van Ternate, tersebut sudah lebih dari 60 kali meletus sejak letusan pertamanya pada 1538. Seperti dilansir Wikipedia , erupsi yang menimbulkan korban jiwa setidaknya sudah empat kali terjadi, dengan korban terbanyak pada 1775. Kala itu erupsi Gunung Gamalama melenyapkan Desa Soela Takomi bersama 141 penduduknya.

Pascaletusan, di lokasi desa yang berjarak 18 kilometer dari pusat Kota Ternate itu muncul dua danau, yaitu Danau Tolire Jaha dan Tolire Kecil. Setelah letusan pada 2003, Gamalama tidak menunjukkan gejala aktif. Namun, mulai 2009, gunung itu kembali menunjukkan aktivitasnya sehingga status waspada diberlakukan karena aktivitas gunung yang makin meningkat.

Faktanya, beberapa tahun kemudian memang terjadi letusan. Pada 5 Desember 2011 misalnya, Gamalama meletus dan membuat ribuan warga mengungsi karena semburan abu dan partikel debu setinggi 2.000 meter mengguyur kota dekat gunung tersebut. Itu pula yang membuat status kewaspadaan Gamalama naik menjadi level ketiga, siaga. Begitu juga pada 16 September 2012, gunung ini kembali meletus. Dan, tahun ini dua kali letusan terjadi digunung tersebut, yakni pada 17 Desember lalu dan kemarin sore.

M ridwan
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1019 seconds (0.1#10.140)