Dinilai Waras, Ibu Korban Diadili Januari 2015

Selasa, 23 Desember 2014 - 12:10 WIB
Dinilai Waras, Ibu Korban Diadili Januari 2015
Dinilai Waras, Ibu Korban Diadili Januari 2015
A A A
BRISBANE - Tersangka perempuan pelaku pembunuhan delapan anak di Kota Cairns, negara bagian Queensland, Australia, akan tetap menjalani sidang di pengadilan umum pada 30 Januari 2015.

Permohonan pengalihan kasus itu ke pengadilan kesehatan jiwa oleh pengacara tersangka ditolak hakim kemarin. Mersane Warria, ibu berusia 37 tahun, harus diseret ke meja hijau setelah ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan tujuh anak kandungnya dan satu keponakannya.

Empat korban merupakan anak laki-laki berusia sembilan, delapan, enam, dan lima tahun, sementara empat korban perempuan berusia 14, 12, 11, dan dua tahun. Jasad delapan korban ditemukan pada Jumat (19/12) waktu setempat oleh kakak lakilaki korban yang saat itu juga langsung memberi tahu polisi.

Warria terdaftar dengan nama lengkap Raina Mersane Ina Thaiday di Pengadilan Magistrates Cairns. Juru bicara (jubir) pengadilan mengatakan Warria ada dalam daftar tahanan. “Dakwaan selanjutnya akan dibacakan di Pengadilan Magistrates Cairns pada Senin (kemarin). Warria meminta izin untuk tidak mengikuti pembacaan dakwaan itu,” ungkap jubir pengadilan.

Hingga kemarin Warria masih berada di rumah sakit untuk menjalani perawatan setelah dirinya terluka tusukan pisau. Dia dijaga ketat polisi. Inspektur Detektif Bruno Asnicar mengatakan, Warria sudah dapat berbicara dengan jelas. Saat ini polisi sedang mengumpulkan bukti. Setiap orang memiliki hak untuk menjalani sidang dengan adil. Proses autopsi jenazah korban sudah selesai pada Minggu (21/12).

“Tugas kami adalah tidak membuat imej yang salah terhadap seseorang atau membuat keputusan yang spekulatif. Saya tidak ingin melihat semua berjalan tidak benar dan memengaruhi proses sidang. Saat ini kami juga masih menyelidiki apakah ada penggunaan narkoba dalam kasus ini,” ungkap Asnicar, dikutip ABC .

Rumah yang menjadi tempat kejadian perkara (TKP) dilaporkan akan diratakan dengan tanah sesuai hasil diskusi antara pemerintah dan keluarga, penduduk lokal, agen properti, dan Kementerian Perumahan. Pemerintah akan mengganti rumah itu dengan monumen. Namun, bentuk monumennya belum ditentukan. Asisten Komisaris Polisi Paul Taylor juga mengatakan, rumah itu akan diruntuhkan.

“Kami akan melakukannya ketika kami sudah berhasil menyelesaikan kasus ini,” ujar Taylor. Saat ini rumah itu masih menjadi pusat penyelidikan. “Para ahli sudah berada di sana. Penyelidikan masih panjang. Ada banyak hal yang perlu kami kerjakan,” tambah Asnicar. Lebih lanjut Asnicar mengatakan, sejumlah saksi mata sudah memberikan keterangan terhadap polisi.

Kakak angkat Warria, Michael Gela, menilai tersangka sebagai orang yang santun. “Dia selalu memiliki kepribadian yang sangat baik,” ucap Gela kepada Sydney Morning Herald. Hal yang sama juga diutarakan tetangganya. Peristiwa itu menarik perhatian sejumlah komunitas.

Beberapa gereja bahkan bergabung dan berkabung di Trinity High School pada Minggu (21/12). Sebelumnya pemandangan emosional juga terlihat di Cairns. Anggota keluarga korban menghadiri memorial di dekat rumah Warria menjelang penguburan jasad korban.

Muh shamil
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8910 seconds (0.1#10.140)