Pakistan Akan Eksekusi 500 Narapidana Teror
A
A
A
ISLAMABAD - Pakistan berencana menghukum mati sekitar 500 narapidana atas kasus serangan teror pekan mendatang, setelah pemerintah menanggalkan moratorium hukuman mati.
Sejak moratorium itu dicopot Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif, enam narapidana kasus serangan teror dihukum mati pada pekan lalu. Pakistan menghukum mati empat narapidana di Faisalabad, Minggu (21/12). Menurut laporan BBC , keempat narapidana itu ialah Akhlas Akhlaq, Ghulam Sarwarm, Zubair Ahmed, dan Rashid Tipu.
Mereka merupakan narapidana gelombang kedua yang dihukum mati, setelah sebelumnya dua narapidana juga dihukum mati pada Jumat (19/12). Sebelumnya, Pakistan memoratorium hukuman mati pada 2008 sesuai dengan permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga hak asasi manusia.
Namun, sejak insiden pembantaian di Army Public School, Peshawar, 16 Desember lalu, pemerintah menimbang ulang kebijakan tersebut dan kembali memberlakukan hukuman mati. “Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menyelesaikan 500 kasus narapidana yang sudah kehabisan banding di pengadilan. Petisi permintaan ampun mereka ditolak presiden. Eksekusi narapidana akan dilakukan pada pekan mendatang,” ujar petugas senior pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya, dikutip Skynews.
Sementara itu, polisi Pakistan kembali menangkap beberapa tersangka yang terlibat dalam peristiwa pembantaian anak sekolah di Peshawar kemarin. Beberapa tersangka itu, kata otoritas terkait, diduga sebagai fasilitator. Namun, mereka tidak mau menyebutkan nama dan berapa banyak tersangka yang ditangkap.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Chaudhry Nisar Ali Khan mengungkap, pihak terkait masih menyelidiki lebih dalam keterlibatan tersangka itu. “Upaya interogasi dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Tidak ada penyimpangan. Beberapa tersangka itu diyakini memfasilitasi serangan dengan berbagai cara,” katanya.
Pakistan juga telah memperketat keamanan di beberapa titik, terutama di gedung pemerintah dan fasilitas umum seperti bandara. Berdasarkan laporan intelijen, Pakistan akan kembali mendapat serangan balasan setelah pasukan keamanan menyerang dan membunuh tentara Taliban pascapembantaian di sekolah.
“Kami mendapatkan laporan intelijen bahwa Taliban sudah siap untuk melakukan serangan balik yang tak berperikemanusiaan dan biadab itu,” ujar Ali Khan. Sebelumnya, tujuh anggota Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), pelaku penembakan di sekolah yang menewaskan 141 orang, termasuk 132 anak-anak, dilaporkan dibunuh di tempat kejadian perkara (TKP).
Dalam serangan itu, Taliban dilaporkan menargetkan anakanak tentara Pakistan yang pernah menye-rang Taliban di wilayah barat laut Pakistan. Saat ini pemerintah Pakistan langsung mengambil langkah konkret untuk membentengi diri dari ancaman serangan teror. Pasukan keamanan juga siaga 24 jam.
Muh shamil
Sejak moratorium itu dicopot Perdana Menteri (PM) Nawaz Sharif, enam narapidana kasus serangan teror dihukum mati pada pekan lalu. Pakistan menghukum mati empat narapidana di Faisalabad, Minggu (21/12). Menurut laporan BBC , keempat narapidana itu ialah Akhlas Akhlaq, Ghulam Sarwarm, Zubair Ahmed, dan Rashid Tipu.
Mereka merupakan narapidana gelombang kedua yang dihukum mati, setelah sebelumnya dua narapidana juga dihukum mati pada Jumat (19/12). Sebelumnya, Pakistan memoratorium hukuman mati pada 2008 sesuai dengan permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan lembaga hak asasi manusia.
Namun, sejak insiden pembantaian di Army Public School, Peshawar, 16 Desember lalu, pemerintah menimbang ulang kebijakan tersebut dan kembali memberlakukan hukuman mati. “Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) telah menyelesaikan 500 kasus narapidana yang sudah kehabisan banding di pengadilan. Petisi permintaan ampun mereka ditolak presiden. Eksekusi narapidana akan dilakukan pada pekan mendatang,” ujar petugas senior pemerintah yang tidak mau disebutkan namanya, dikutip Skynews.
Sementara itu, polisi Pakistan kembali menangkap beberapa tersangka yang terlibat dalam peristiwa pembantaian anak sekolah di Peshawar kemarin. Beberapa tersangka itu, kata otoritas terkait, diduga sebagai fasilitator. Namun, mereka tidak mau menyebutkan nama dan berapa banyak tersangka yang ditangkap.
Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Chaudhry Nisar Ali Khan mengungkap, pihak terkait masih menyelidiki lebih dalam keterlibatan tersangka itu. “Upaya interogasi dilakukan sesuai dengan hukum yang berlaku. Tidak ada penyimpangan. Beberapa tersangka itu diyakini memfasilitasi serangan dengan berbagai cara,” katanya.
Pakistan juga telah memperketat keamanan di beberapa titik, terutama di gedung pemerintah dan fasilitas umum seperti bandara. Berdasarkan laporan intelijen, Pakistan akan kembali mendapat serangan balasan setelah pasukan keamanan menyerang dan membunuh tentara Taliban pascapembantaian di sekolah.
“Kami mendapatkan laporan intelijen bahwa Taliban sudah siap untuk melakukan serangan balik yang tak berperikemanusiaan dan biadab itu,” ujar Ali Khan. Sebelumnya, tujuh anggota Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP), pelaku penembakan di sekolah yang menewaskan 141 orang, termasuk 132 anak-anak, dilaporkan dibunuh di tempat kejadian perkara (TKP).
Dalam serangan itu, Taliban dilaporkan menargetkan anakanak tentara Pakistan yang pernah menye-rang Taliban di wilayah barat laut Pakistan. Saat ini pemerintah Pakistan langsung mengambil langkah konkret untuk membentengi diri dari ancaman serangan teror. Pasukan keamanan juga siaga 24 jam.
Muh shamil
(ftr)