5 Buku Favorit Bill Gates
A
A
A
Para tokoh sukses selalu punya cerita seputar dunia buku. Koleksi bukubuku favorit, kebiasaan, dan disiplin membaca sudah menjadi bagian dari manajemen diri mereka. William Henry Gates III atau lebih dikenal dengan nama Bill Gates, misalnya, punya kebiasaan membaca buku sejak kecil.
Di tengah kesibukannya mengurus yayasan sosial bernama Bill & Melinda Gates Foundation, kebiasaan membacanya tak pernah surut. Bahkan, pria kelahiran Seattle, Washington, 28 Oktober 1955 ini tak sekadar membaca. Setiap tahun ia menentukan buku-buku mana yang menjadi bacaan favoritnya.
Pada 2014 ini, ia merilis lima buku bacaan kesukaannya. Menarik, buku kesukaannya itu ternyata tak hanya bergenre ekonomi dan bisnis, tapi juga novel. Selain itu, buku-buku yang dibacanya tidak terpaku pada karya yang baru terbit. Ada buku terbitan 1960-an dan ada juga buku yang akan diterbitkan akhir Desember ini, tapi ia sudah membacanya.
Apa saja buku-buku favoritnya? Pertama, Business Adventures karya John Brooks. Karya Brooks ini diterbitkan 1969 dan tetap menjadi buku favorit Gates saat ini. Buku itu sendiri direkomendasi oleh Warren Buffet. Kisahnya, pada 1991 Gates bertemu Warren Buffett. Kepada Warren, ia meminta rekomendasi soal buku bisnis favorit pengusaha sukses itu. Warren langsung merekomendasi Business Adventures karya John Brooksr.
“Saya akan mengirim buku saya untuk kamu,” tutur Bill, menirukan reaksi Warren. Kendati Bill tak pernah mendengar Business Adventures, pun penulisnya John Brooks, Bill langsung merasa tertarik. “Business Adventures buku bisnis yang paling baik yang pernah saya baca. 20 tahun lebih setelah Warren meminjamkannya pada saya dan empat dekade setelah buku itu pertama kali terbit.
John Brooks masih menjadi penulis bisnis favorit saya,” kata Bill. Itulah sebabnya, Bill tetap menempatkan Business Adventures sebagai bacaan favoritnya tahun ini. Koleksi kedua adalah karya Thomas Piketty berjudul Capital in the Twenty-First Century. Thomas Piketty, ekonom Prancis, menerbitkan karyanya ini pada 2013. Lalu edisi versi Inggrisnya diterbitkan pada Maret 2014.
Versi terakhir ini menjadi best seller dan memicu perdebatan hangat di antara para ekonom. Buku ini disiapkan secara matang melalui penelitian selama sepuluh tahun. Piketty menyoroti berbagai isu, mulai dari revolusi industri, buruh, peran modal, kebijakan ekonomi, serta disparitas atau kesenjangan antara yang kaya dan miskin. Piketty menyimpulkan, ketidakadilan ekonomi dimulai sejak revolusi industri.
Pada abad 18 dan 19 Eropa Barat mengalami kesenjangan luar biasa. Kendati depresi ekonomi akibat perang dunia I dan II sedikit mengurangi tren kesenjangan tersebut, saat ini kesenjangan global tetap terjadi. Dalam buku ini, penulis menawarkan beberapa kebijakan yang menurut banyak pengamat lebih bersifat ideologis dari solusi ekonomi. Bill Gates sendiri sangat tertarik dengan rekomendasi Piketty.
“Saya sepakat dengan kesimpulannya: kesenjangan (ekonomi) adalah masalah yang sedang bertubuh saat ini dan pemerintah harus berperan menguranginya,” kata Bill. Buku ketiga adalah How Asia Works karya Joe Studwell. Buku yang diterbitkan pada Mei 2014 ini berisi bagaimana negera-negara seperti Jepang, Taiwan, Korea Utara, dan China bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi terus-menerus, sementara negara-negara lain di Asia tidak.
Yang membuat Bill tertarik, buku ini juga membahas isu pertanian. Isu-isu pertanian memberikan wawasan bagi Bill dan timnya di yayasan yang ia pimpin. “Dan, itu menyisakan pertanyaan da-lam pikiran saya apakah model (pertanian) yang diterapkan di Asia bisa juga diterapkan di Afrika,” katanya.
Keempat, The Rosie Effect karya Graeme Simsion. Sebuah karya fiksi yang masuk dalam daftar buku favorit Bill. Buku ini merupakan kelanjutan dari karya Simon tahun lalu, yaitu The Rosie Project. The Rosie Effect direncanakan baru diterbitkan pada 31 Desember, 2014. Namun, Bill sudah membacanya lewat kopian draf novel tersebut yang diterima langsung dari penulis sendiri.
Novel ini menarik perhatian Bill karena isinya menyangkut relasi antarmanusia; bagaimana memanfaatkan waktu dan tenaga di antara mereka. “Sebuah novel yang indah, menghibur sekaligus memprovokasi pikiran kita,” katanya. Buku kelima, berjudul Making the Modern World: Materials and Dematerialization, karya Vaclav Smil.
Karya-karya Smil merupakan karya favorit bagi pendiri Microsoft MSFT. Making the Modern World digemari ayah tiga anak ini karena berkaitan dengan usaha yang pernah ia rintis dan sukses, yaitu Microsoft Corporation.
Donatus/ Berbagai Sumber
Di tengah kesibukannya mengurus yayasan sosial bernama Bill & Melinda Gates Foundation, kebiasaan membacanya tak pernah surut. Bahkan, pria kelahiran Seattle, Washington, 28 Oktober 1955 ini tak sekadar membaca. Setiap tahun ia menentukan buku-buku mana yang menjadi bacaan favoritnya.
Pada 2014 ini, ia merilis lima buku bacaan kesukaannya. Menarik, buku kesukaannya itu ternyata tak hanya bergenre ekonomi dan bisnis, tapi juga novel. Selain itu, buku-buku yang dibacanya tidak terpaku pada karya yang baru terbit. Ada buku terbitan 1960-an dan ada juga buku yang akan diterbitkan akhir Desember ini, tapi ia sudah membacanya.
Apa saja buku-buku favoritnya? Pertama, Business Adventures karya John Brooks. Karya Brooks ini diterbitkan 1969 dan tetap menjadi buku favorit Gates saat ini. Buku itu sendiri direkomendasi oleh Warren Buffet. Kisahnya, pada 1991 Gates bertemu Warren Buffett. Kepada Warren, ia meminta rekomendasi soal buku bisnis favorit pengusaha sukses itu. Warren langsung merekomendasi Business Adventures karya John Brooksr.
“Saya akan mengirim buku saya untuk kamu,” tutur Bill, menirukan reaksi Warren. Kendati Bill tak pernah mendengar Business Adventures, pun penulisnya John Brooks, Bill langsung merasa tertarik. “Business Adventures buku bisnis yang paling baik yang pernah saya baca. 20 tahun lebih setelah Warren meminjamkannya pada saya dan empat dekade setelah buku itu pertama kali terbit.
John Brooks masih menjadi penulis bisnis favorit saya,” kata Bill. Itulah sebabnya, Bill tetap menempatkan Business Adventures sebagai bacaan favoritnya tahun ini. Koleksi kedua adalah karya Thomas Piketty berjudul Capital in the Twenty-First Century. Thomas Piketty, ekonom Prancis, menerbitkan karyanya ini pada 2013. Lalu edisi versi Inggrisnya diterbitkan pada Maret 2014.
Versi terakhir ini menjadi best seller dan memicu perdebatan hangat di antara para ekonom. Buku ini disiapkan secara matang melalui penelitian selama sepuluh tahun. Piketty menyoroti berbagai isu, mulai dari revolusi industri, buruh, peran modal, kebijakan ekonomi, serta disparitas atau kesenjangan antara yang kaya dan miskin. Piketty menyimpulkan, ketidakadilan ekonomi dimulai sejak revolusi industri.
Pada abad 18 dan 19 Eropa Barat mengalami kesenjangan luar biasa. Kendati depresi ekonomi akibat perang dunia I dan II sedikit mengurangi tren kesenjangan tersebut, saat ini kesenjangan global tetap terjadi. Dalam buku ini, penulis menawarkan beberapa kebijakan yang menurut banyak pengamat lebih bersifat ideologis dari solusi ekonomi. Bill Gates sendiri sangat tertarik dengan rekomendasi Piketty.
“Saya sepakat dengan kesimpulannya: kesenjangan (ekonomi) adalah masalah yang sedang bertubuh saat ini dan pemerintah harus berperan menguranginya,” kata Bill. Buku ketiga adalah How Asia Works karya Joe Studwell. Buku yang diterbitkan pada Mei 2014 ini berisi bagaimana negera-negara seperti Jepang, Taiwan, Korea Utara, dan China bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tinggi terus-menerus, sementara negara-negara lain di Asia tidak.
Yang membuat Bill tertarik, buku ini juga membahas isu pertanian. Isu-isu pertanian memberikan wawasan bagi Bill dan timnya di yayasan yang ia pimpin. “Dan, itu menyisakan pertanyaan da-lam pikiran saya apakah model (pertanian) yang diterapkan di Asia bisa juga diterapkan di Afrika,” katanya.
Keempat, The Rosie Effect karya Graeme Simsion. Sebuah karya fiksi yang masuk dalam daftar buku favorit Bill. Buku ini merupakan kelanjutan dari karya Simon tahun lalu, yaitu The Rosie Project. The Rosie Effect direncanakan baru diterbitkan pada 31 Desember, 2014. Namun, Bill sudah membacanya lewat kopian draf novel tersebut yang diterima langsung dari penulis sendiri.
Novel ini menarik perhatian Bill karena isinya menyangkut relasi antarmanusia; bagaimana memanfaatkan waktu dan tenaga di antara mereka. “Sebuah novel yang indah, menghibur sekaligus memprovokasi pikiran kita,” katanya. Buku kelima, berjudul Making the Modern World: Materials and Dematerialization, karya Vaclav Smil.
Karya-karya Smil merupakan karya favorit bagi pendiri Microsoft MSFT. Making the Modern World digemari ayah tiga anak ini karena berkaitan dengan usaha yang pernah ia rintis dan sukses, yaitu Microsoft Corporation.
Donatus/ Berbagai Sumber
(bbg)