Delapan Anak Dibunuh di Australia

Sabtu, 20 Desember 2014 - 11:19 WIB
Delapan Anak Dibunuh...
Delapan Anak Dibunuh di Australia
A A A
SYDNEY - Insiden menggemparkan kembali mengguncang Australia. Hanya berselang empat hari dari teror penyanderaan 16 jam di Kafe Lindt, Sydney, kemarin kasus pembunuhan sadis terjadi di Kota Cairns, Australia Utara.

Delapan anak tewas dibunuh dan seorang wanita dalam kondisi luka berat ditemukan di lokasi kejadian. Media-media Australia melaporkan tragedi itu sebagai pembunuhan massal. Insiden ini berlangsung di tengah kesiagaan aparat keamanan setelah peristiwa Kafe Lindt yang menewaskan 3 orang, termasuk pelaku, Man Haron Monis. Pembunuhan 8 anak-anak itu sontak mengagetkan seluruh warga Australia yang masih berduka atas tragedi penyanderaan.

Kepolisian Negara Bagian Queensland mengaku menerima telepon dari sebuah rumah di Cairns, pinggiran Manoora, sekitar pukul 11.20 siang kemarin. Setelah tiba di lokasi, mereka menemukan 8 jenazah anak-anak yang berusia 18 bulan hingga 15 tahun. Selain itu, polisi menemukan seorang perempuan yang menderita luka serius. Detektif Inspektur Bruno Asnicar mengungkapkan, perempuan itu adalah ibu dari 7 anak yang tewas. ”Belum ada terdakwa yang ditetapkan,” kata Asnicar seperti dikutip Reuters.

Dia mengungkapkan polisi tengah menginterogasi banyak orang yang tinggal di sekitar kejadian. Fokus polisi mengarah kepada seorang pria yang pertama kali berada di lokasi kejadian. Pria berusia 20 tahun itu mengaku menemukan saudara lelakinya telah tewas. ”Ini baru hari-hari awal penyelidikan. Kita (saat ini) tidak memiliki satu pun tersangka,” katanya. Selain pria dan warga sekitar, polisi juga berupaya meminta keterangan korban luka. Dia telah mendapatkan perawatan.

Para petugas forensik telah memeriksa jenazah dan lokasi pembunuhan. Namun mereka belum menemukan bukti-bukti yang mengarah ke tersangka tertentu. Aparat Kepolisian Cairns meminta para penduduk tetap tenang. Asnicar menekankan tidak perlu perhatian berlebihan dari publik mengenai kejadian ini.

”Situasi terkontrol dengan baik,” kata dia. Polisi dari beberapa negara bagian lain seperti Brisbane juga mengirimkan personel bantuan. Para detektif pembunuhan juga didatangkan untuk membantu penyelidikan. ”Kita mendatangkan tim intelijen, foreksi, dan spesialis trauma,” kata Asnicar. Sementara itu, sepupu dari perempuan terluka itu menggambarkan, keluarga dan saudaranya sangat dekat.

”Kita merupakan keluarga besar dan sebagian kita berasal dari Selat (Torres),” kata sepupu yang tidak disebutkan namanya kepada Sydney Morning Herald . Dia mengaku tidak percaya tragedi demikian bisa terjadi. Tetangga korban, Bessie Mareko, mengaku tidak mengetahui segala sesuatu yang terjadi di rumah itu meskipun dirinya sering bertegur salam dengan korban ketika bertemu di jalanan.

”Saya melihat seorang perempuan dan sejumlah anak pada pukul 02.00 pagi sedang membersihkan rumah. Mereka meletakkan sesuatu di jalanan,” kata Mareko. Kemudian, pada pagi harinya, dia melihat perempuan dan anak-anak itu dalam rumahnya. Menyusul pembunuhan yang belum terungkap itu, Perdana Menteri (PM) Tony Abbott mengungkapkan tragedi Cairns sangat ”mengguncang hati”. Peristiwa itu juga terjadi di saat ”hari-hari ujian” bagi warga Australia.

”Seluruh orang akan merasakan kesedihan melihat apa yang terjadi. Ini merupakan kejahatan yang tak dapat dikatakan dengan kata-kata. Malam ini (kemarin malam), air mata dan doa dari seluruh negara ini untuk anak-anak (yang menjadi korban pembunuhan),” tutur Abbott. Perdana Menteri Negara Bagian Queensland Campbell Newman mengungkapkan, dia sangat sedih dan terkejut dengan tragedi itu. Dia mengungkapkan perasaan dan pikirannya tetap bersama dengan keluarga dan teman korban.

”Saya minta menteri terkait untuk memastikan bantuan dan dukungan bagi individu yang membutuhkan,” katanya. Cairns merupakan kota tropis dengan penduduk lebih dari 150.000 orang. Kota itu dikenal sebagai objek wisata internasional.

Dunia juga mengenal kota itu sebagai pintu gerbang Great Barrier Reef, salah satu lokasi wisata terpopuler. Insiden Cairns menjadi rentetan dari beberapa kasus yang mengguncang negara itu belakangan ini. Sebelum drama penyanderaan oleh Haron Monis, seorang pecandu narkoba bernama Brendan John Lindsay dengan sejarah penyakit mental menyandera pekerja bar Sheila Tran di Carlisle, Australia Barat.

Brendan akhirnya tewas ditembak mati. Kasus lain yang mengguncang adalah kematian Mayang Prasetyo, WNI asal Lampung yang dibunuh secara sadis oleh pacarnya, Markus Volcke. Tak cuma dibunuh, potongan tubuh wanita transgender itu juga direbus. Volcke ditemukan polisi sudah dalam keadaan tewas akibat bunuh diri. Merespons tragedi Cairns, puluhan penduduk menyalakan lilin untuk mengenang korban di luar rumah korban, Jalan Murray. Mereka begitu emosional.

”Saya pikir ini sangat penting bagi orang untuk melakukan penghormatan di saat menjelang Natal,” kata Coletto Petterson, penyelenggara peringatan duka.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0220 seconds (0.1#10.140)