Perayaan Natal Nasional di Papua Akan Dijaga Ketat
A
A
A
JAKARTA - Kepolisian dan TNI AD akan memperketat penjagaan perayaan Natal nasional yang akan berlangsung di Papua 27 Desember nanti. Menyusul adanya penolakan akan kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) di perayaan tersebut.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP dan PA) Yohannas Yambise mengakui adanya penolakan dari kelompok masyarakat di Papua atas kehadiran Jokowi pada perayaan natal nanti.
Namun, pihaknya sudah menjalin koordinasi dengan kepolisian dan TNI AD untuk penjagaan keamanan. Sejauh ini, sudah ada komitmen dari tokoh agama dari berbagai komunitas gereja untuk menyukseskan perayaan nasional ini.
"Diperkirakan akan ada 500.000 umat kristiani di Papua yang akan mengikuti perayaan. Tiket darat dan laut pun sudah sold out. Hal ini membuktikan masyarakat Papua mendukung perayaan ini," katanya dalam konferensi pers Perayaan Natal Nasional di Kantor Kemeneg PP dan PA, Jakarta, Jumat (19/12/2014)
Yohana menjelaskan, Natal 2014 ini merupakan perayaan Natal pertama bagi Presiden Jokowi dan kabinetnya serta untuk pertama kalinya dirayakan dalam tingkat nasional di Papua. Perayaan yang akan diadakan di lapangan Mandala ini akan dibuat unik dari perayaan sebelumnya.
Dengan bentuk perayaan berupa parade pentas pujian, tari, narasi dan opera mini yang didukung oleh artis nasional, paduan suara dan pemusik Tanah Air. Dia mengundang khusus penyanyi dan seniman asli Papua sebagai pendukung acara.
Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw melaporkan, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Papua sampai saat ini aman terkendali. Paulus menjelaskan, kepolisian sudah melakukan komunikasi intens ke seluruh lapisan masyarakat dan juga LSM untuk mendukung agenda ini.
Paulus menegaskan, seluruh pemerintah daerah juga turut membantu dengan intens berkomunikasi dengan seluuruh lapisan masyarakat di kotanya. Namun, dia menegaskan, jika ada pihak yang mengganggu keamanan dan melawan hukum akan segera diproses.
"Beberapa persoalan sudah bisa diatasi oleh semua pihak di kabupaten dan provinsi. Kami backup dengan TNI sehingga situasi sudah terkendali dan berjalan sebagaimana yang diharapkan semua pihak," jelasnya.
Komandan Danrem 172 Tri Yuniarso menambahkan, pihaknya sudah meninjau dan menyisir lapangan Mandala sebagai antisipasi pengamanan. Dia menyampaikan, kondisi keamanan di Papua, Papua Barat dan perbatasan kondusif dan aman terkendali.
Tri juga mengakui sudah ada pendekatan dengan seluruh stakeholder di Papua yang bergerak ke lapangan agar perayaan natal nasional ini tidak dikotori dengan provokasi-provokasi dari pihak luar. Menurut dia, sudah terbangun kesadaran dari masyarakat yang akan mengawasi kondisi di lapangan sehingga memudahkan pengawasan kepolisian dan Danrem.
Dia mengakui, masih adanya penolakan atas kehadiran Jokowi di Papua yang dilakukan sebagian masyarakat. Namun, hal itu bukan menjadi penghalang karena lebih banyak masyarakat Papua yang menginginkan kehadiran presiden.
"Dalam sisa waktu yang ada kami bersama Polda Papua akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pendekatan kepada saudara kita yang masih belum sepaham. Kami lakukan dialog dengan pihak gereja dan tokoh adat agar kehadiran presiden di Papua dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat," terangnya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Meneg PP dan PA) Yohannas Yambise mengakui adanya penolakan dari kelompok masyarakat di Papua atas kehadiran Jokowi pada perayaan natal nanti.
Namun, pihaknya sudah menjalin koordinasi dengan kepolisian dan TNI AD untuk penjagaan keamanan. Sejauh ini, sudah ada komitmen dari tokoh agama dari berbagai komunitas gereja untuk menyukseskan perayaan nasional ini.
"Diperkirakan akan ada 500.000 umat kristiani di Papua yang akan mengikuti perayaan. Tiket darat dan laut pun sudah sold out. Hal ini membuktikan masyarakat Papua mendukung perayaan ini," katanya dalam konferensi pers Perayaan Natal Nasional di Kantor Kemeneg PP dan PA, Jakarta, Jumat (19/12/2014)
Yohana menjelaskan, Natal 2014 ini merupakan perayaan Natal pertama bagi Presiden Jokowi dan kabinetnya serta untuk pertama kalinya dirayakan dalam tingkat nasional di Papua. Perayaan yang akan diadakan di lapangan Mandala ini akan dibuat unik dari perayaan sebelumnya.
Dengan bentuk perayaan berupa parade pentas pujian, tari, narasi dan opera mini yang didukung oleh artis nasional, paduan suara dan pemusik Tanah Air. Dia mengundang khusus penyanyi dan seniman asli Papua sebagai pendukung acara.
Wakapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw melaporkan, situasi keamanan dan ketertiban masyarakat di Papua sampai saat ini aman terkendali. Paulus menjelaskan, kepolisian sudah melakukan komunikasi intens ke seluruh lapisan masyarakat dan juga LSM untuk mendukung agenda ini.
Paulus menegaskan, seluruh pemerintah daerah juga turut membantu dengan intens berkomunikasi dengan seluuruh lapisan masyarakat di kotanya. Namun, dia menegaskan, jika ada pihak yang mengganggu keamanan dan melawan hukum akan segera diproses.
"Beberapa persoalan sudah bisa diatasi oleh semua pihak di kabupaten dan provinsi. Kami backup dengan TNI sehingga situasi sudah terkendali dan berjalan sebagaimana yang diharapkan semua pihak," jelasnya.
Komandan Danrem 172 Tri Yuniarso menambahkan, pihaknya sudah meninjau dan menyisir lapangan Mandala sebagai antisipasi pengamanan. Dia menyampaikan, kondisi keamanan di Papua, Papua Barat dan perbatasan kondusif dan aman terkendali.
Tri juga mengakui sudah ada pendekatan dengan seluruh stakeholder di Papua yang bergerak ke lapangan agar perayaan natal nasional ini tidak dikotori dengan provokasi-provokasi dari pihak luar. Menurut dia, sudah terbangun kesadaran dari masyarakat yang akan mengawasi kondisi di lapangan sehingga memudahkan pengawasan kepolisian dan Danrem.
Dia mengakui, masih adanya penolakan atas kehadiran Jokowi di Papua yang dilakukan sebagian masyarakat. Namun, hal itu bukan menjadi penghalang karena lebih banyak masyarakat Papua yang menginginkan kehadiran presiden.
"Dalam sisa waktu yang ada kami bersama Polda Papua akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pendekatan kepada saudara kita yang masih belum sepaham. Kami lakukan dialog dengan pihak gereja dan tokoh adat agar kehadiran presiden di Papua dapat diterima oleh seluruh lapisan masyarakat," terangnya.
(kri)