Imigrasi Blitar Perketat Paspor ke Malaysia

Jum'at, 19 Desember 2014 - 13:13 WIB
Imigrasi Blitar Perketat...
Imigrasi Blitar Perketat Paspor ke Malaysia
A A A
BLITAR - Kantor Imigrasi Kelas II Blitar berjanji akan lebih memperketat syarat pengurusan dokumen perjalanan luar negeri (paspor). Itu menyusul sepasang suami-istri dan seorang balita warga negara Indonesia (WNI) asal Desa Jajar, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, yangditangkapkepolisian Malaysia karena terduga terlibat jaringan kelompok radikal State of Iraq and Syiria (ISIS).

“Ke depan kita akan lebih perketat lagi, terutama menggali lebih dalam saat wawancara pemohon paspor,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Blitar Tato Juliadin Hidayawan kepada KORAN SINDO, kemarin. Petugas imigrasi akan mengembangkan pertanyaan yang bersifat memancing sekaligus “menjebak” saat berlangsung sesi interviu.

Tidak sedikit ditemukan kasus bahwa paspor kunjungan atau holiday disalahgunakan. Terutama pemohon paspor yang hendak ke negeri jiran. Sesampai di negara tujuan, mereka tidak sekadar mengunjungi keluarga, tetapi juga bekerja. Alasan tandang, kata Tato, rupanya untuk melicinkan jalan memburu pekerjaan atau aktivitas lain. “Kita tidak mau kecolongan lagi,” ujarnya.

Atas dasar itu, pihak imigrasi Blitar telah berulangkali mengganjal keberangkatan sejumlah pemohon yang dianggap mencurigakan. Mereka biasanya mengutarakan dalih yang dinilai tidak masuk akal. Setiap hari sekurangnya ada 5-10 orang yang batal mendapat paspor. Sementara jumlah rata-rata pemohon paspor per hari mencapai 100- 150 orang.

Secara kuantitas jumlah pemohon di Kantor Imigrasi Blitar tersebut menurun drastis dibanding sebelumnya sekitar 400-500 orang per hari. Penurunan angka tersebut dampak dari pembukaan Kantor Imigrasi di Kediri dan wilayah Madura. “Begitu juga seperti kasus dugaan ISIS ini. Informasinya, sesudah sampai di Malaysia. Mereka bersama-sama hendak bertolak ke negara Syiria,” ucap Tato.

Seperti diberitakan, dari 12 orang WNI asal Jawa Timur yang ditangkap kepolisian Malaysia karena diduga terlibat ISIS, tiga di antaranya warga Kabupaten Blitar. Mereka pasangan suamiistri Harfan Ansharu dan Lina Maratul Fitria serta Fatih Abdurrahman, anaknya yang masih berusia setahun.

Secara terpisah Wakapolres Blitar Kompol Ghufron Agus Sukaton mengatakan akan melakukan pantauan secara khusus kepada mereka bila sudah kembali ke Kabupaten Blitar. “Meski saat ini masih diduga, kita tetap akan melakukan pemantauan khusus secara tertutup maupun terbuka,” katanya.

Solichan arif
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6671 seconds (0.1#10.140)