Terjadi Longsor Susulan Evakuasi Terhambat Cuaca
A
A
A
BANJARNEGARA - Ancaman bencana terus mengintai wilayah Karangkobar, Jawa Tengah. Di saat upaya pencarian korban masih berlangsung, hujan deras kembali mengguyur kawasan itu dan menimbulkan longsor di sejumlah titik.
Ratusan warga pun kembali diungsikan. Dari pantauan KORAN SINDO, longsor susulan terjadi di Dusun Gintung dan Desa Krakal, Karangkobar, yang masing-masing dihuni 30 keluarga dan 8 keluarga. Longsor juga terjadi di Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening (120 keluarga) dan Dusun Sripat, Kecamatan Pugelan (180 keluarga). Selain longsor, jalan penghubung Dieng, Banjarnegara, menuju Pekalongan terputus akibat tanah ambles.
”Tidak ada laporan korban jiwa. Sekitar 400 keluarga di wilayah itu telah mengungsi,” kata Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno di lokasi bencana kemarin. Hadi mengungkapkan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya juga meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Jika merasa terjadi getaran tanah, mereka diminta cepat-cepat mengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan, potensi bencana di wilayah ini tinggi karena curah hujan diperkirakan akan meningkat hingga Januari nanti. ”Karena itu, kita terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada,” katanya.
Kepala Subdit Mitigasi Bencana, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Kegunungapian (PVMBG) Kristiyanto menambahkan, banyak faktor pemicu tanah longsor di Dusun Jemblung. ”Longsor muncul karena adanya pelapukan tanah,” ujarnya. Selain itu, kawasan Dusun Jemblung juga berada di lereng dengan kemiringan 40- 60 derajat yang rawan bencana.
Korban 64 Orang
Upaya pencarian korban longsor dihadapkan pada situasi sulit. Selain terbatasnya alat, petugas juga harus berpacu dengan cuaca ekstrem. Kemarin pencarian berlangsung setengah hari karena cuaca tidak mendukung. Pencarian menemukan 8 jenazah. Dari 8 korban yang ditemukan itu, sebagian berhasil diidentifikasi, yakni Kalimah, 47, Giarti binti Partono, 27, Fatih bin Agus, 2,5, Supiah binti Tursino, 22, Supono bin Marmo, 27, dan Cindy Ariani Ayu Sukma, 12.
Dengan demikian, sejak bencana itu terjadi pada Jumat lalu (12/12), keseluruhan korban tewas sebanyak 64 orang dengan perincian 41 laki-laki dan 23 perempuan. Sisanya belum berhasil diidentifikasi. Dari puluhan korban, 7 orang dipastikan warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Salah satu kerabat, Karman, mengungkapkan, ketujuh korban merupakan warga Desa Kaligawe, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon. Tiga jasad diidentifikasi sebagai Lina Marlina, Mamat Mohamad, dan Sifa.
”Baru tiga korban itu yang ditemukan dan dibawa ke Cirebon untuk dimakamkan. Empat lainnya belum diketahui nasibnya,” kata dia. Karman menuturkan, 4 korban yang masih dalam tahap pencarian itu diduga masih terkubur longsoran, yaitu Carma, Darti, Katimo, dan Yatno. ”Semoga mereka dapat segera ditemukan,” ucap Sartinah, kerabat lainnya.
Komandan Kodim 0704/ Banjarnegara Letkol Inf Edy Rochmatullah mengakui evakuasi kemarin tak dapat berlangsung optimal sehari karena terkendala cuaca. Sekitar pukul 13.00 WIB hujan lebat disertai angin kencang menyapu kawasan itu. Celakanya, hujan deras ini menimbulkan masalah baru. Kolam bekas rawa-rawa selebar 30 meter di atas tebing yang longsor itu kemarin mendadak ambrol.
Kolam itu tampaknya tak kuat menampung air hujan. Air bah pun menerjang ke bawah, mengalir deras ke titik pencarian korban. Saat peristiwa terjadi, tim relawan sudah meninggalkan lokasi bencana sehingga terjangan air itu tak menimbulkan korban jiwa.
Prahayuda febrianto/Eka setiawan/Muh slamet
Ratusan warga pun kembali diungsikan. Dari pantauan KORAN SINDO, longsor susulan terjadi di Dusun Gintung dan Desa Krakal, Karangkobar, yang masing-masing dihuni 30 keluarga dan 8 keluarga. Longsor juga terjadi di Desa Kertosari, Kecamatan Kalibening (120 keluarga) dan Dusun Sripat, Kecamatan Pugelan (180 keluarga). Selain longsor, jalan penghubung Dieng, Banjarnegara, menuju Pekalongan terputus akibat tanah ambles.
”Tidak ada laporan korban jiwa. Sekitar 400 keluarga di wilayah itu telah mengungsi,” kata Wakil Bupati Banjarnegara Hadi Supeno di lokasi bencana kemarin. Hadi mengungkapkan, sebagai langkah antisipasi, pihaknya juga meminta masyarakat untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Jika merasa terjadi getaran tanah, mereka diminta cepat-cepat mengungsi.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan, potensi bencana di wilayah ini tinggi karena curah hujan diperkirakan akan meningkat hingga Januari nanti. ”Karena itu, kita terus mengimbau masyarakat untuk selalu waspada,” katanya.
Kepala Subdit Mitigasi Bencana, Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Kegunungapian (PVMBG) Kristiyanto menambahkan, banyak faktor pemicu tanah longsor di Dusun Jemblung. ”Longsor muncul karena adanya pelapukan tanah,” ujarnya. Selain itu, kawasan Dusun Jemblung juga berada di lereng dengan kemiringan 40- 60 derajat yang rawan bencana.
Korban 64 Orang
Upaya pencarian korban longsor dihadapkan pada situasi sulit. Selain terbatasnya alat, petugas juga harus berpacu dengan cuaca ekstrem. Kemarin pencarian berlangsung setengah hari karena cuaca tidak mendukung. Pencarian menemukan 8 jenazah. Dari 8 korban yang ditemukan itu, sebagian berhasil diidentifikasi, yakni Kalimah, 47, Giarti binti Partono, 27, Fatih bin Agus, 2,5, Supiah binti Tursino, 22, Supono bin Marmo, 27, dan Cindy Ariani Ayu Sukma, 12.
Dengan demikian, sejak bencana itu terjadi pada Jumat lalu (12/12), keseluruhan korban tewas sebanyak 64 orang dengan perincian 41 laki-laki dan 23 perempuan. Sisanya belum berhasil diidentifikasi. Dari puluhan korban, 7 orang dipastikan warga Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Salah satu kerabat, Karman, mengungkapkan, ketujuh korban merupakan warga Desa Kaligawe, Kecamatan Susukan, Kabupaten Cirebon. Tiga jasad diidentifikasi sebagai Lina Marlina, Mamat Mohamad, dan Sifa.
”Baru tiga korban itu yang ditemukan dan dibawa ke Cirebon untuk dimakamkan. Empat lainnya belum diketahui nasibnya,” kata dia. Karman menuturkan, 4 korban yang masih dalam tahap pencarian itu diduga masih terkubur longsoran, yaitu Carma, Darti, Katimo, dan Yatno. ”Semoga mereka dapat segera ditemukan,” ucap Sartinah, kerabat lainnya.
Komandan Kodim 0704/ Banjarnegara Letkol Inf Edy Rochmatullah mengakui evakuasi kemarin tak dapat berlangsung optimal sehari karena terkendala cuaca. Sekitar pukul 13.00 WIB hujan lebat disertai angin kencang menyapu kawasan itu. Celakanya, hujan deras ini menimbulkan masalah baru. Kolam bekas rawa-rawa selebar 30 meter di atas tebing yang longsor itu kemarin mendadak ambrol.
Kolam itu tampaknya tak kuat menampung air hujan. Air bah pun menerjang ke bawah, mengalir deras ke titik pencarian korban. Saat peristiwa terjadi, tim relawan sudah meninggalkan lokasi bencana sehingga terjangan air itu tak menimbulkan korban jiwa.
Prahayuda febrianto/Eka setiawan/Muh slamet
(bbg)