64 Tahun, Transmigrasi Entaskan 8,8 Juta Warga Miskin
A
A
A
JAKARTA - Keberhasilan pembangunan melalui transmigrasi dalam kurun waktu 64 tahun, telah mampu mengentaskan sekitar 2,2 juta keluarga atau sekitar 8,8 juta orang miskin dan pengangguran mendapatkan secara langsung peluang usaha.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar dalam acara Transmigrasi Award tahun 2014 di Kantor Departemen Transmigrasi, Jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2014).
"Hingga tahun 2014 tercatat 104 permukiman transmigrasi telah berkembang menjadi ibukota kabupaten/kota, 382 permukiman transmigrasi menjadi ibukota kecamatan, 1.183 permukiman transmigrasi menjadi desa definitif. Bahkan terdapat dua ibukota provinsi yang berasal dari lokasi transmigrasi," tutur Marwan.
Di samping itu, kata dia, kurang lebih 70% kawasan transmigrasi telah berkembang menjadi sentra produksi pangan, serta memberikan kontribusi terhadap produksi beras nasional berdasarkan data tahun 2012 sebanyak kurang lebih 5,8 juta ton.
"Program transmigrasi pada prinsipnya sejalan dengan sembilan agenda strategis prioritas Nawa Cita khususnya Nawa Cita ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan," ungkapnya.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang atau meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sejumlah 28,17 juta orang.
Berdasarkan catatan BPS, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013, namun jika dibandingkan pada periode September 2013 yang tercatat mencapai 28,6 juta orang, jumlah penduduk miskin relatif menurun.
Selanjutnya, selama periode September 2013-Maret 2014 jumlah penduduk miskin daerah perkotaan turun sebanyak 0,17 juta dari 10,68 juta pada September 2013 menjadi 10,51 juta pada Maret 2014. Sementara itu, di daerah pedesaan turun sebanyak 0,15 juta orang dari 17,92 orang pada September 2013 menjadi 17,77 juta pada Maret 2014.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan September 2013 sebesar 8,55% turun menjadi 8,34% pada Maret 2014 sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun 14,37% pada September 2013 menjadi 14,17% pada Maret 2014.
Hal itu dikatakan oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar dalam acara Transmigrasi Award tahun 2014 di Kantor Departemen Transmigrasi, Jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (15/12/2014).
"Hingga tahun 2014 tercatat 104 permukiman transmigrasi telah berkembang menjadi ibukota kabupaten/kota, 382 permukiman transmigrasi menjadi ibukota kecamatan, 1.183 permukiman transmigrasi menjadi desa definitif. Bahkan terdapat dua ibukota provinsi yang berasal dari lokasi transmigrasi," tutur Marwan.
Di samping itu, kata dia, kurang lebih 70% kawasan transmigrasi telah berkembang menjadi sentra produksi pangan, serta memberikan kontribusi terhadap produksi beras nasional berdasarkan data tahun 2012 sebanyak kurang lebih 5,8 juta ton.
"Program transmigrasi pada prinsipnya sejalan dengan sembilan agenda strategis prioritas Nawa Cita khususnya Nawa Cita ke-3 yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan," ungkapnya.
Perlu diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang atau meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu yang tercatat sejumlah 28,17 juta orang.
Berdasarkan catatan BPS, meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin dibandingkan Maret 2013, namun jika dibandingkan pada periode September 2013 yang tercatat mencapai 28,6 juta orang, jumlah penduduk miskin relatif menurun.
Selanjutnya, selama periode September 2013-Maret 2014 jumlah penduduk miskin daerah perkotaan turun sebanyak 0,17 juta dari 10,68 juta pada September 2013 menjadi 10,51 juta pada Maret 2014. Sementara itu, di daerah pedesaan turun sebanyak 0,15 juta orang dari 17,92 orang pada September 2013 menjadi 17,77 juta pada Maret 2014.
Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan September 2013 sebesar 8,55% turun menjadi 8,34% pada Maret 2014 sementara persentase penduduk miskin di daerah perdesaan turun 14,37% pada September 2013 menjadi 14,17% pada Maret 2014.
(kri)