Agung Laksono Cs Diingatkan Harus Tahu Berterimakasih
A
A
A
DEPOK - Tensi politik Partai Golkar pasca digelarnya dua Musyawarah Nasional (Munas) versi Bali dan Ancol masih belum reda. Namun, keinginan islah diantara kader partai berlambang beringin itu tentu tetap ada.
“Saya sebagai Ketua DPD Golkar tentu berharap islah, khususnya tokoh-tokoh Golkar yang disebut Presidium Penyelamat Partai berpikir lah, kalau berpikir untuk Golkar kenapa enggak bisa islah,” kata Ketua DPD Partai Golkar Depok Babai Suhaemi ketika dihubungi, Kamis 12 Desember 2014.
Babai berharap Agung Laksono, Priyo Budi Santoso serta Agun Gunanjar masih memiliki rasa kepedulian terhadap keutuhan partai. Pihaknya pun masih menunggu keputusan atau pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
“Saya yakin sejauh yang saya tahu Pak Agun Gunanjar, Pak Agung Laksono, Pak Priyo, masih punya hati yang sama. Pak Agun pun pernah berkata bahwa meski tak berada di kepengurusan pun akan tetap berada di Golkar, tidak akan bentuk partai baru ataupun bergabung dengan partai lain,” jelasnya.
Menurut Babai, mereka para tokoh versi Munas di Ancol adalah tokoh yang besar karena Partai Golkar sejak zaman Orde Baru. Menurut Babai, saat zaman Orba untuk menduduki jabatan parlemen sangat mudah, namun kini kader harus blusukan menemui konstituen.
“Kalau Kemenkumham menegaskan bahwa Golkar sah versi Bali maka saya yakin mereka versi Ancol akan legowo, kalau tidak maka mereka orang yang tak tahu bersyukur, mereka besar karena dari Partai Golkar, mereka besar sejak zaman Orba dimana untuk jadi pejabat tinggi adalah given diberi dikasih."
"Sekarang harus turun blusukan, Pak Agung rasakan sendiri padahal Ketua DPR RI tahun 2009 tak terpilih, lalu begitupun Pak Priyo. Itu harus disadari mereka pernah hebat karena given dari Golkar. Kalau gabung partai lain, mereka tak tahu bersyukur dan berterimakasih,” tukasnya.
“Saya sebagai Ketua DPD Golkar tentu berharap islah, khususnya tokoh-tokoh Golkar yang disebut Presidium Penyelamat Partai berpikir lah, kalau berpikir untuk Golkar kenapa enggak bisa islah,” kata Ketua DPD Partai Golkar Depok Babai Suhaemi ketika dihubungi, Kamis 12 Desember 2014.
Babai berharap Agung Laksono, Priyo Budi Santoso serta Agun Gunanjar masih memiliki rasa kepedulian terhadap keutuhan partai. Pihaknya pun masih menunggu keputusan atau pengesahan dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
“Saya yakin sejauh yang saya tahu Pak Agun Gunanjar, Pak Agung Laksono, Pak Priyo, masih punya hati yang sama. Pak Agun pun pernah berkata bahwa meski tak berada di kepengurusan pun akan tetap berada di Golkar, tidak akan bentuk partai baru ataupun bergabung dengan partai lain,” jelasnya.
Menurut Babai, mereka para tokoh versi Munas di Ancol adalah tokoh yang besar karena Partai Golkar sejak zaman Orde Baru. Menurut Babai, saat zaman Orba untuk menduduki jabatan parlemen sangat mudah, namun kini kader harus blusukan menemui konstituen.
“Kalau Kemenkumham menegaskan bahwa Golkar sah versi Bali maka saya yakin mereka versi Ancol akan legowo, kalau tidak maka mereka orang yang tak tahu bersyukur, mereka besar karena dari Partai Golkar, mereka besar sejak zaman Orba dimana untuk jadi pejabat tinggi adalah given diberi dikasih."
"Sekarang harus turun blusukan, Pak Agung rasakan sendiri padahal Ketua DPR RI tahun 2009 tak terpilih, lalu begitupun Pak Priyo. Itu harus disadari mereka pernah hebat karena given dari Golkar. Kalau gabung partai lain, mereka tak tahu bersyukur dan berterimakasih,” tukasnya.
(kri)