HT Ajak Mahasiswa Bangun Bangsa
A
A
A
BANDUNG - Masa depan suatu bangsa bisa diukur dari kesiapan generasi mudanya. Para generasi muda Indonesia diharapkan terus aktif mengembangkan diri dan berkiprah demi kemajuan bangsa.
Ajakan tersebut disampaikan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) di depan ratusan mahasiswa pada seminar nasional bertajuk ”Pemuda Kreatif, Pahlawan Bangsa di Era Global” di Gedung Serbaguna Fakultas Teknik Universitas Telkom, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kemarin. HT mengemukakan, saat ini berbagai persoalan berat tengah dihadapi bangsa Indonesia.
Meski demikian, dia yakin Indonesia akan mencapai kejayaannya dengan bermodal semangat perjuangan yang tinggi dari masyarakatnya. ”Untuk itu, peran pemerintah sebagai pelindung anak bangsa, pengangkat kesejahteraan rakyat, pendidik, dan ikut ambil bagian dalam ketertiban dunia sangatlah penting,” paparnya.
Menghadapi dimulai era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yangtinggalsebentarlagi, persaingan tenaga kerja akan makin berat. Untuk itu, menurut HT, peningkatan kompetensi danketerampilandirisangat perlu dimiliki rakyat Indonesia. Sebagai generasi muda, mahasiswa dinilai memiliki kesempatan yang besar dalam bersaing pada era ini. Dia meyakini bangsa Indonesia yang 50% masyarakatnya merupakan usia produktif memiliki tenaga terampil yang tidakkalahhebatdari negara lain.
”Sayangnya, ketika negara kita dikatakan mandiri, apakah benar kita sudah benar-benar mandiri? Sudah benar-benar merdeka?” ucapnya. Menurutnya, dengan jumlah penduduk di peringkat keempat terpadat di dunia, Indonesia hakikatnya bisa menjadi kekuatan besardipercaturandunia.
Potensi ini belum ditambah sumber daya alam yang melimpah. Sayangnya, dengan MEA ini, sekitar 40% target pasar ASEAN berada di Indonesia. Kondisi ini dinilai cukup merugikan Indonesia. Atas kondisi tersebut, HT menegaskan generasi muda sekarang tidak hanya dituntut untuk meningkatkan daya saing kompetensi, tetapi juga perlu mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Mahasiswa harus bisa menjadi pembawa perubahan bagi sekelilingnya.
”Lakukan hal apa pun untuk memberikan perubahan yang lebih baik meski dengan latar belakang yang berbeda- beda, meski itu dari hal yang sederhana,” tuturnya. Selain di Bandung, HT kemarin juga memberikan kuliah umum di Auditorium Moch Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sukoharjo, Jawa Tengah.
Di depan ratusan mahasiswa UMS, HT mendorong para mahasiswa dan generasi muda untuk menjadi pengusaha. Dengan menjadi pengusaha, seseorang nanti bisa menghidupi dirinya sendiri dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurutnya, jumlah pengusaha yang ada di Indonesia sangatlah terbatas dan tidak sebanding dengan penduduknya.
Kondisi ini membuat tingginya kesenjangan sosial yang ada di negeri ini. Kemunculan jarak yang terpaut jauh antara orang kaya dan miskin akhirnya juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. ”Pertumbuhan ekonomi di Indonesia itu sangatlah kecil, hanya sekitar 5- 6%. Itu tidak sebanding dengan masyarakatnya,” sebutnya.
Kondisi ini sangat ironis karena potensi sumber daya alam di Indonesia sangatlah tinggi, baik yang ada di lautan maupun daratan. Di dalam laut, masyarakat tinggal mengambil ikan dan memanfaatkannya dengan baik tanpa harus membeli. Di daratan masyarakat bisa memanfaatkan berbagai potensi mulai dari tanaman, pertambangan, hinggasumberdaya lain.
Sementara itu, Rektor UMS Bambang Setiadji berharap mahasiswanya termotivasi dengan dorongan yang diberikan langsung oleh CEO MNC tersebut. Menurutnya, banyak sektor usaha yang saat ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh orang Indonesia. ” Saya harap ke depan elektronik itu diproduksi orang Indonesia,” ucapnya.
Anne rufaidah/Arief setiadi
Ajakan tersebut disampaikan CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (HT) di depan ratusan mahasiswa pada seminar nasional bertajuk ”Pemuda Kreatif, Pahlawan Bangsa di Era Global” di Gedung Serbaguna Fakultas Teknik Universitas Telkom, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kemarin. HT mengemukakan, saat ini berbagai persoalan berat tengah dihadapi bangsa Indonesia.
Meski demikian, dia yakin Indonesia akan mencapai kejayaannya dengan bermodal semangat perjuangan yang tinggi dari masyarakatnya. ”Untuk itu, peran pemerintah sebagai pelindung anak bangsa, pengangkat kesejahteraan rakyat, pendidik, dan ikut ambil bagian dalam ketertiban dunia sangatlah penting,” paparnya.
Menghadapi dimulai era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yangtinggalsebentarlagi, persaingan tenaga kerja akan makin berat. Untuk itu, menurut HT, peningkatan kompetensi danketerampilandirisangat perlu dimiliki rakyat Indonesia. Sebagai generasi muda, mahasiswa dinilai memiliki kesempatan yang besar dalam bersaing pada era ini. Dia meyakini bangsa Indonesia yang 50% masyarakatnya merupakan usia produktif memiliki tenaga terampil yang tidakkalahhebatdari negara lain.
”Sayangnya, ketika negara kita dikatakan mandiri, apakah benar kita sudah benar-benar mandiri? Sudah benar-benar merdeka?” ucapnya. Menurutnya, dengan jumlah penduduk di peringkat keempat terpadat di dunia, Indonesia hakikatnya bisa menjadi kekuatan besardipercaturandunia.
Potensi ini belum ditambah sumber daya alam yang melimpah. Sayangnya, dengan MEA ini, sekitar 40% target pasar ASEAN berada di Indonesia. Kondisi ini dinilai cukup merugikan Indonesia. Atas kondisi tersebut, HT menegaskan generasi muda sekarang tidak hanya dituntut untuk meningkatkan daya saing kompetensi, tetapi juga perlu mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Mahasiswa harus bisa menjadi pembawa perubahan bagi sekelilingnya.
”Lakukan hal apa pun untuk memberikan perubahan yang lebih baik meski dengan latar belakang yang berbeda- beda, meski itu dari hal yang sederhana,” tuturnya. Selain di Bandung, HT kemarin juga memberikan kuliah umum di Auditorium Moch Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sukoharjo, Jawa Tengah.
Di depan ratusan mahasiswa UMS, HT mendorong para mahasiswa dan generasi muda untuk menjadi pengusaha. Dengan menjadi pengusaha, seseorang nanti bisa menghidupi dirinya sendiri dan bisa membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Menurutnya, jumlah pengusaha yang ada di Indonesia sangatlah terbatas dan tidak sebanding dengan penduduknya.
Kondisi ini membuat tingginya kesenjangan sosial yang ada di negeri ini. Kemunculan jarak yang terpaut jauh antara orang kaya dan miskin akhirnya juga berdampak pada pertumbuhan ekonomi. ”Pertumbuhan ekonomi di Indonesia itu sangatlah kecil, hanya sekitar 5- 6%. Itu tidak sebanding dengan masyarakatnya,” sebutnya.
Kondisi ini sangat ironis karena potensi sumber daya alam di Indonesia sangatlah tinggi, baik yang ada di lautan maupun daratan. Di dalam laut, masyarakat tinggal mengambil ikan dan memanfaatkannya dengan baik tanpa harus membeli. Di daratan masyarakat bisa memanfaatkan berbagai potensi mulai dari tanaman, pertambangan, hinggasumberdaya lain.
Sementara itu, Rektor UMS Bambang Setiadji berharap mahasiswanya termotivasi dengan dorongan yang diberikan langsung oleh CEO MNC tersebut. Menurutnya, banyak sektor usaha yang saat ini belum dimanfaatkan dengan baik oleh orang Indonesia. ” Saya harap ke depan elektronik itu diproduksi orang Indonesia,” ucapnya.
Anne rufaidah/Arief setiadi
(bbg)