Mengurangi Shutter Lag
A
A
A
Kamera compact siap dalam genggaman saat hendak memotret anak kita yang tengah berlari di taman. Saat ia sampai pada titik yang kita inginkan dalam komposisi, tombol rana ditekan, namun hasilnya bukan seperti yang kita inginkan, karena objek telah lewat dari titik target.
Masalah seperti ini kerap dijumpai oleh pengguna kamera compact digital dan disebut sebagai shutter lag . Secara sederhana shutter lag dapat didefinisikan sebagai waktu jeda antara tombol rana ditekan dan terbukanya rana untuk menangkap cahaya. Waktu jeda tersebut adalah saat kamera memproses penghitungan cahaya dan mencari fokus dari objek.
Pengembangan teknologi dan penggunaan chip komputer yang canggih membuat permasalahan shutter lag bisa diminimalkan, bahkan sama sekali dihilangkan pada kamera digital, terutama DSLR level menengah ke atas. Namun, sebagian besar kamera compact masih memiliki permasalahan ini walaupun jeda waktu shutter lag semakin berkurang seiring perkembangan teknologi.
Ada beberapa pendekatan untuk meminimalkan efek buruk shutter lag saat memotret. Pendekatan paling mudah tentu saja menggunakan kamera DSLR semi profesional atau bahkan tipe profesional. Namun, pendekatan ini tentu saja membutuhkan biaya yang tak sedikit, karena perbedaan harga yang cukup signifikan antara kamera compact dan DSLR semiprofesional.
Selain biaya, mekanisme pengoperasian juga berbeda dengan kamera compact. Membidik objek pada kamera compact dilakukan dengan melihat pada lcd preview di belakang kamera, sedangkan kamera DSLR mengharuskan kita menggunakan jendela bidik saat memotret dan cenderung menyulitkan bagi yang belum terbiasa. Pendekatan selanjutnya adalah dengan meminimalkannya. Gunakan kamera compact di dalam kamar yang sunyi dan tekanlah perlahan tombol rana.
Sebelum tombol rana tersebut mencapai akhir tekanan, kita bisa mendengar (atau bahkan merasakan) suara motor lensa yang bergerakaktif. Inilahsaat dimanakamera mengatur pencahayaan yang dibutuhkan dan mencari fokus objek sebelum kamera tersebut membuka rana dan merekam cahaya ke dalam image sensor.
Teknik untuk mengurangi waktu shutter lag ini adalah terlebih dahulu membuat kamera mengaturpencahayaandanmencari fokus dengan cara menekan shutter button setengah jalan dan tahanlah hingga waktu eksekusi foto dirasa tepat. Cara ini akan membuat waktu shutter lag berkurang. Kemudian, kita juga melakukan beragam antisipasi untuk menyiasati permasalahan ini.
Shutter lag sangat mengganggu terutama untuk memotret candid , fotografi yang bersifat spontan. Momen menarik yang berlangsung hanya sepersekian detik akan mudah lenyap dan tak terekam jika kita hanya bergantung pada kamera. Ada trik yang bisa dilakukan jika ingin menangkap momen ekspresi riang dari seseorang.
Terlebih dahulu bidiklah objek kita saat dirinya tidak melihat kamera, kemudian tahan shutter button setengah jalan seperti diterangkan sebelumnya. Panggil dan mintalah objek kita senyum dan menghadap kamera. Bersamaan dengan itu tekan penuh shutter button sebelum objek melihat penuh ke arah kamera.
Sebagian besar raut muka terbaik dari seseorang adalah saat mereka melakukan sesuatu (seperti menengok ke suatu arah) dan lebih alami daripada saat mereka melihat kamera menunggu untuk difoto. Saat memotret objek bergerak semisal anak yang tengah berlari, tekanlah shutter button sebelum ia sampai pada titik yang kita inginkan ia berada. Jeda waktu shutter lag yang dibutuhkan kamera akan membuat objek berada di titik yang kita inginkan. Selamat mencoba!
Arie yudhistira
Masalah seperti ini kerap dijumpai oleh pengguna kamera compact digital dan disebut sebagai shutter lag . Secara sederhana shutter lag dapat didefinisikan sebagai waktu jeda antara tombol rana ditekan dan terbukanya rana untuk menangkap cahaya. Waktu jeda tersebut adalah saat kamera memproses penghitungan cahaya dan mencari fokus dari objek.
Pengembangan teknologi dan penggunaan chip komputer yang canggih membuat permasalahan shutter lag bisa diminimalkan, bahkan sama sekali dihilangkan pada kamera digital, terutama DSLR level menengah ke atas. Namun, sebagian besar kamera compact masih memiliki permasalahan ini walaupun jeda waktu shutter lag semakin berkurang seiring perkembangan teknologi.
Ada beberapa pendekatan untuk meminimalkan efek buruk shutter lag saat memotret. Pendekatan paling mudah tentu saja menggunakan kamera DSLR semi profesional atau bahkan tipe profesional. Namun, pendekatan ini tentu saja membutuhkan biaya yang tak sedikit, karena perbedaan harga yang cukup signifikan antara kamera compact dan DSLR semiprofesional.
Selain biaya, mekanisme pengoperasian juga berbeda dengan kamera compact. Membidik objek pada kamera compact dilakukan dengan melihat pada lcd preview di belakang kamera, sedangkan kamera DSLR mengharuskan kita menggunakan jendela bidik saat memotret dan cenderung menyulitkan bagi yang belum terbiasa. Pendekatan selanjutnya adalah dengan meminimalkannya. Gunakan kamera compact di dalam kamar yang sunyi dan tekanlah perlahan tombol rana.
Sebelum tombol rana tersebut mencapai akhir tekanan, kita bisa mendengar (atau bahkan merasakan) suara motor lensa yang bergerakaktif. Inilahsaat dimanakamera mengatur pencahayaan yang dibutuhkan dan mencari fokus objek sebelum kamera tersebut membuka rana dan merekam cahaya ke dalam image sensor.
Teknik untuk mengurangi waktu shutter lag ini adalah terlebih dahulu membuat kamera mengaturpencahayaandanmencari fokus dengan cara menekan shutter button setengah jalan dan tahanlah hingga waktu eksekusi foto dirasa tepat. Cara ini akan membuat waktu shutter lag berkurang. Kemudian, kita juga melakukan beragam antisipasi untuk menyiasati permasalahan ini.
Shutter lag sangat mengganggu terutama untuk memotret candid , fotografi yang bersifat spontan. Momen menarik yang berlangsung hanya sepersekian detik akan mudah lenyap dan tak terekam jika kita hanya bergantung pada kamera. Ada trik yang bisa dilakukan jika ingin menangkap momen ekspresi riang dari seseorang.
Terlebih dahulu bidiklah objek kita saat dirinya tidak melihat kamera, kemudian tahan shutter button setengah jalan seperti diterangkan sebelumnya. Panggil dan mintalah objek kita senyum dan menghadap kamera. Bersamaan dengan itu tekan penuh shutter button sebelum objek melihat penuh ke arah kamera.
Sebagian besar raut muka terbaik dari seseorang adalah saat mereka melakukan sesuatu (seperti menengok ke suatu arah) dan lebih alami daripada saat mereka melihat kamera menunggu untuk difoto. Saat memotret objek bergerak semisal anak yang tengah berlari, tekanlah shutter button sebelum ia sampai pada titik yang kita inginkan ia berada. Jeda waktu shutter lag yang dibutuhkan kamera akan membuat objek berada di titik yang kita inginkan. Selamat mencoba!
Arie yudhistira
(bbg)