Misi Angkut Manusia ke Planet Merah

Minggu, 07 Desember 2014 - 10:47 WIB
Misi Angkut Manusia...
Misi Angkut Manusia ke Planet Merah
A A A
Langkah manusia ke Mars semakin dekat. Badan Antariksa Amerika Serikat/AS (NASA) kemarin sukses melakukan uji coba penerbangan Orion, kapsul luar angkasa yang didesain untuk mengirim manusia pertama kali ke planet merah itu. Sebuah langkah yang disebutsebut sangat monumental.

”Sulit untuk memiliki hari yang lebih baik dari hari ini (kemarin),” ujar Manajer Program Orion NASA Mark Geyer penuh kegembiraan kemarin. ”Peluncurannya hanya seperti ledakan,” imbuh dia menggambarkan bahwa roket bekerja dengan baik. Uji coba Orion berjalan sesuai dengan skenario. Pesawat yang mirip wahana Apollo, kapsul yang pertama kali mendarat di bulan, itu mengorbit dua kali pada ketinggian 3.600 mil atau 5.800 km di atas Bumi.

Orion meluncur pada Jumat (5/12) dari Cape Canaveral, Florida, AS, dengan roket Delta IV Heavy (Delta 9250H) . Dalam tempo singkat, Orion melesat menembus langit dan masuk orbit. Setelah melakukan penerbangan dalam kurun waktu sekitar 4,5 jam, Orion kembali memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan 32.000 km/jam.

Menjelang akhir pendaratan, tiga parasut berwarna merah dan putih mengurangi laju Orion. Suasana yang cerah mendukung kepulangan pesawat itu. Kapsul dengan teknologi termutakhir itu pun mendarat dengan mulus di Samudra Pasifik dekat San Diego, California. Dua kapal laut AS, kapal yang menyediakan dermaga serta kapal penyelamat, membantu NASA dalam mengangkut kapsul Orion di lautan.

Reuters melaporkan, uji peluncuran Orion menghasilkan suhu di kisaran 2.000 derajat Celsius. Para ilmuwanbadanantariksaitu kemudian akan memastikan apakah sistem perlindungan termal pesawat sudah memenuhi spesifikasi. Meski penerbangan ini tak membawa manusia, Orion membawa nama-nama lebih dari sejuta orang yang disimpan dalam microchip sebesar uang receh senilai 10 sen.

Direktur Penerbangan Orion Mike Sarafin sangat yakin dengan uji terbang tersebut. ”Tak pernah kami merasa seyakin ini sejak akhir dari program ulangalik,” ujarnya di Johnson Space Center. Sebelumnya, NASA telah menghentikan program ulangalik keorbit rendah sejak 2011. Orion juga sempat mengalami permasalahan yang membuat peluncurannya tertunda.

Masalah yang dialami antara lain kerusakan katup roket, kecepatan angin, dan munculnya sebuah kapal yang berlayar di kawasan terlarang di daerah lepas pantai kompleks tersebut. Semula Orion dijadwalkan meluncur Kamis. Meski tanpa awak, uji terbang Orion dapat menjadi era baru eksplorasi manusia di atas asteroid, lalu Mars.

Kepala Ilmuwan NASA Ellen Stofan mengingatkan, meskipun uji terbang berlangsung lancar, jalan eksplorasi berawak ke Mars masih membutuhkan banyak dukungan teknologi. Hal ini membuat NASA meminta bantuan Badan Antariksa Eropa (ESA) untuk mendukung semua kapsul Orion di masa depan.

”Untuk menuju Mars diperlukan kendaraan transfer, modul huni, dan rantai pasokan komunikasi yang efektif,” urai Stofan. Roket yang mendukung Orion rencananya akan diujiterbangkan pada 2017 dan 2018 mendatang. Harapan NASA, Orion dengan misi berawak pertama dapat diwujudkan pada 2021. Setelah beroperasi, Orion dapat membawa empat hingga enam astronot ke mana saja dalam berbagai misi.

Dina Angelina
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6056 seconds (0.1#10.140)