50 Juta Penduduk Filipina Dievakuasi

Minggu, 07 Desember 2014 - 10:28 WIB
50 Juta Penduduk Filipina...
50 Juta Penduduk Filipina Dievakuasi
A A A
MANILA - Sekitar 50 juta warga atau lebih dari separuh populasi Filipina dievakuasi sepanjang hari, kemarin, untuk menghindari terjangan Topan Hagupit. Evakuasi ini menjadi salah satu yang terbesar di dunia dalam kondisi damai.

Kemarin Hagupit mulai bergerak perlahan di Samudra Pasifik menuju wilayah Filipina. Hujan lebat dan angin besar mulai menghantam wilayah Filipina timur sebagai tanda topan segera menghampiri negara kepulauan tersebut. Ramalan cuaca memperkirakan hujan lebat dan angin besar menjadi pertanda topan akan segera memasuki wilayah Filipina, sebelum akhirnya menerjang negara tersebut Minggu (7/12) ini.

Ramalan cuaca membuat warga yang berada di area pesisir pantai mulai menyelamatkan diri. Sekretaris Kesejahteraan Sosial Filipina Corazon Soliman mengatakan, hujan dan angin akan berdampak kepada sekitar 50 juta penduduk atau separuh dari populasi nasional. Hagupit diprediksi berkecepatan antara 185 kilometer per jam dengan embusan mencapai 220 kilometer per jam.

Jika sampai ke daratan, ini akan menjadi topan terbesar yang menghantam Filipina tahun ini. Sistem peringatan dini ruang operasi ASEAN Coordinating Center for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Center) memperkirakan, Hagupit dengan estimasi kekuatan angin sebelumnya mencapai 241 kilometer per jam (kph) akan mencapai Filipina, Minggu pagi ini.

National Disaster Risk Reduction and Management Council (NDRRMC) mengidentifikasi 49 provinsi di Region IVA, Region IVB, Region V, dan Region VIII berpotensi terkena dampak dari Hagupit dengan perkiraan lintasan mencapai 100 km. Dampak Hagupit yang membawa angin bersifat merusak dan curah hujan tinggi, dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor.

Wilayah utara dan timur Samar telah menerima peringatan dini badai kategori 3 dengan kekuatan hingga mencapai 185 kph. Adapun tinggi gelombang diperkirakan dapat mencapai empat hingga lima meter di beberapa provinsi seperti Samar, Leyte, Masbate, Biliran, Cebu, Quezon, dan Camarines Sur.

Berdasarkan perkiraan, Hagupit pertama kali akan menerjang wilayah perairan yang menjadi pusat nelayan di timur Pulau Samar. Setelah itu, topan akan mengarah ke pusat pertanian di wilayah tengah. Yang memprihatinkan, topan akan terus bergerak hingga menuju ke Manila, di mana populasi penduduk terbesar berada.

Sebelumnya topan terbesar tahun ini, Rammasun, menewaskan sedikitnya 100 orang ketika melewati Manila dan menerjang beberapa bagian Kepulauan Luzon pada Juli. Filipina sendiri disebutkan mengalami sekitar 20 topan tiap tahunnya. Musibah datang bersamaan dengan gempa bumi, erupsi gunung, membuat negara tersebut sebagai wilayah paling sering terkena bencana di dunia.

Sebagai tindakan antisipasi kedatangan Hagupit, sejumlah langkah evakuasi dilakukan. Lebih dari 600.000 warga bergerak ke wilayah Filipina bagian tengah, di mana lokasi evakuasi berada. Cuaca yang buruk sepanjang kemarin diprediksi akan menghancurkan rumah dan menyebabkan longsor. Warga pun diminta mengungsi untuk menghindari jatuhnya korban. Kemungkinan datangnya Hagupit cukup membuat masyarakat khawatir.

Mereka semakin cemas karena sejatinya sebagian masyarakat belum sepenuhnya pulih dari terjangan Super Haiyan, topan terbesar yang tercatat melanda negara tersebut, yang mana menyebabkan lebih dari 7.350 warga meninggal dan hilang pada November tahun lalu. Di Tacloban, salah satu kota yang paling parah terdampak monster Haiyan dan badai menyerupai tsunami, ribuan warga juga sudah waspada sejak kemarin.

Ribuan warga di sana menuju sekolah-sekolah, gereja-gereja, dan pusat evakuasi lainnya yang dibentuk otoritas setempat. ”Kami semua takut. Warga dilanda kepanikan,” kata Alma Gaut, 36, yang rumahnya hancur dan ibunya meninggal saat Haiyan menerjang, sebagaimana dilansir AFP. Gaut sudah berada di lantai dua gedung universitas bersama 1.000 warga lainnya sebagai bagian kewaspadaan menghadapi Hagupit.

”Kami semua dalam keadaan seadanya. Tidur pun hanya beralas plastik. Bahkan, nenek saya kedinginan,” imbuh Gaut. Cuaca sepanjang kemarin di Filipina cukup buruk. Hujan besar disertai angin yang melanda membuat pepohonan bertumbangan. Pemerintah pun mengimbau warga segera menuju pusat evakuasi. Catbalogan, ibu kota tetangga Pulau Samar, menjadi lokasi pertama yang terkena badai.

Otoritas sudah bersiap untuk banjir yang melanda. Wali Kota Catbalogan Stephany Uy-Tan mengungkapkan lebih dari 10.000 warganya sudah diperintahkan mengungsi kebangunan yang aman. ”Kami tak boleh membiarkan warga panik. Kami meminta tindakan evakuasi agar mereka dalam keadaan aman,” kata Uy-Tan melalui saluran telepon kepada AFP.

”Kami berusaha memberikan pemahaman kepada warga bahwa kondisi terburuk bisa terjadi.” Langkah evakuasi juga dilakukan di wilayah timur Bicol. Otoritas setempat mengatakan setidaknya 2,5 juta warganya separuh dari populasi local sudah dievakuasi ke pusat kota sejak Sabtu malam.

Badan PBB untuk Pengurangan Risiko Bencana di Jenewa mengungkap setidaknya 200.000 warga sudah dievakuasi diprovinsi kepulauan pusat Cebu. ”Topan Hagupit membuat sebuah langkah evakuasi terbesar yang saya saksikan di masa damai,” kata juru bicara Denis McClean. Kemungkinan datangnya Hagupit juga membuat aktivitas penerbangan terganggu. Maskapai Philipine Airlines dan Cebu Pacific dilaporkan membatalkan 100 penerbangan ke wilayah tengah dan selatan Filipina kemarin.

Sugeng wahyudi/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0923 seconds (0.1#10.140)