Flu Burung Landa Mesir, 4 Meninggal

Jum'at, 05 Desember 2014 - 09:36 WIB
Flu Burung Landa Mesir, 4 Meninggal
Flu Burung Landa Mesir, 4 Meninggal
A A A
KAIRO - Virus flu burung kembali merenggut korban jiwa. Terbaru, empat warga Mesir meninggal dunia akibat terserang virus jenis H5N1 pada Rabu (3/12) waktu setempat. Itu menambah jumlah korban menjadi tujuh orang sepanjang 2014.

Virus H5N1 telah menewaskan lebih dari 400 orang sejak muncul pertama kali pada 2003 silam. Virus mematikan itu kembali merebak di Mesir sejak dua pekan lalu. “Pada periode dua pekan itu, 14 orang terinfeksi H5N1,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan Hossam Abdel Ghafar kepada AFP.

Dia menegaskan, seluruh warga yang terinfeksi berada di wilayah pedesaan. Kantor berita Mesir, MENA, melaporkan korban tewas terbaru adalah seorang pria berusia 26 tahun. Dia meninggal Minggu (30/11) lalu di Minya, sekitar 235 kilometer selatan Kairo. Sebelumnya, dua orang tewas di Minya. Kasus H5N1 di Mesir tersebar di daerah pedesaan miskin di wilayah selatan, di mana banyak penduduk yang memelihara dan menyembelih unggas di rumah.

Seperti dilaporkan Al-Ahram, rumah sakit di seluruh Mesir telah mendeklarasikan status darurat semenjak jatuhnya korban flu burung. Mereka tidak ingin jumlah korban pasien yang terinfeksi flu burung semakin bertambah. Kementerian Kesehatan di wilayah Alexandria mendeklarasikan status darurat di seluruh rumah sakit setelah dua pasien meninggal dunia.

“Pemerintahan gubernur menyerukan langkah pencegahan secara intensif di berbagai rumah sakit,” kata pejabat Kementerian Kesehatan Alexandria, Ayman Abdel-Moneim. Ruang karantina berukuran besar telah disiapkan di rumah sakit pemerintah provinsi. Pemimpin Pusat Penelitian Nasional Aida Abdel-Mohsen mengungkapkan, puncak flu burung sebenarnya terjadi pada 2008.

“Kementerian Kesehatan memiliki rencana pencegahan yang telah diimplementasikan sejak 2008,” kata Abdel-Mohsen. Dia menambahkan, virus flu burung akan semakin kuat selama Januari dan Februari. Seharusnya, kata dia, pemerintah menggelar langkah-langkah preventif pada pertengahan Desember. Virus H5N1 muncul di Mesir pada 2006. Sebanyak 180 pasien didiagnosis terinfeksi virus mematikan itu; 65 pasien atau 36% meninggal dunia. Pada Mei 2014, Kantor Informasi PBB menyatakan status flu burung di Mesir.

Negeri Piramida itu memiliki persentase 26% dari seluruh kasus flu burung di dunia. “Risiko flu burung bagi warga Mesir masih tetap ada,” tutur Henrik Bekedamm, perwakilan Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Mesir. Sementara itu, Otoritas Kanada pada Selasa (2/12) menemukan dua kasus flu burung di dua peternakan unggas di Provinsi British Columbia. Badan Inspeksi Makanan Kanada (CFIA) langsung mengarantina dua peternakan.

“Uji coba awal oleh Provinsi British Columbia mengonfirmasi virus flu burung di Fraser Valley,” demikian keterangan Pemerintah Kanada, dikutip Reuters. Hasil uji coba lebih lengkap akan diketahui dalam beberapa hari mendatang. Menurut para pejabat kesehatan, peternakan unggas yang terinfeksi akan dimusnahkan sesuai dengan standar kesehatan dan keselamatan internasional.

Kecurigaan terjangkitnya virus flu burung setelah pengelola mengetahui banyaknya jumlah unggas yang mati selama akhir pekan ini. Dari Amsterdam, pemerintah Belanda, Senin (1/12) lalu memerintahkan pemisahan 50.000 unggas setelah pecahnya wabah flu burung varian baru, H5N8. Otoritas kesehatan Belanda telah mengidentifikasi kasus flu burung di peternakan di Zoeterwoude, Den Haag. Virus H5N8 ditemukan di Belanda pada dua pekan lalu.

Sementara itu, H5N1 merupakan salah satu virus paling mematikan yang terus dimonitor WHO. H5N1 pertama kali ditemukan pada 1997. Setelah itu menyebar ke negara-negara Asia pada 2003-2004.

Hingga Oktober 2014, telah terjadi 668 kasus flu burung pada manusia yang dikonfirmasi laboratorium infeksi H5N1. Hingga kini flu burung telah melanda 16 negara.

Andika hendra m
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6794 seconds (0.1#10.140)