Rampok dalam Taksi Diduga Pemain Lama

Kamis, 04 Desember 2014 - 12:35 WIB
Rampok dalam Taksi Diduga...
Rampok dalam Taksi Diduga Pemain Lama
A A A
JAKARTA - Pelaku perampokan di dalam taksi yang beraksi di dua lokasi di DKI Jakarta diduga pemain lama. Sebelumnya, polisi pernah menangkap pelaku dengan ciri dan modus yang sama.

Karena itu, polisi akan mendalami kemungkinan para pelaku lama kembali beraksi. “Korban sudah menceritakan ciriciri sopir dan kendaraan. Modusnya juga modus lama. Kita akan mengecek keberadaan tersangka perampok modus taksi terdahulu,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto kemarin.

Berdasarkan data olah tempat kejadian perkara (TKP) dan berkas data penyidik, setahun lalu Polda Metro Jaya pernah menangkap pelaku perampokan di dalam taksi dengan modus sama dengan wilayah operasional di Jakarta Selatan. “Caranya sama, pelaku juga profilnya mirip, kita kembangkan juga keterangan korban dan kita cek ke lembaga pemasyarakatan (lapas) apakah yang divonis sudah keluar atau belum, diduga sudah keluar,” katanya.

Perampokan taksi dalam waktu empat hari sudah terjadi dua kali. Peristiwa pertama pada Jumat (28/11) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, di mana karyawati RW, 27, dirampok sehingga dua ponsel dan sejumlah uang tunai hilang. RW dilepaskan di kompleks perumahan di Cikini, Jakarta Pusat. Kejadian kedua pada Senin (1/12) menimpa karyawati RP, 30, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan.

Korban yang kehilangan iPhone 5S, laptop , kartu ATM, kalung emas, dan dikuras isi ATM-nya, diturunkan oleh para pelaku di Jalan Daksa, Senopati, Jakarta Selatan. Dua kasus perampokan ini mempunyai kemiripan yakni sama-sama menggunakan taksi putih, seorang pelaku bersembunyi di dalam bagasi, serta sopir diduga berkomplot karena menghubungi pelaku lain untuk naik taksi membantu menguras harta korban.

Bahkan, Rikwanto memastikan dua aksi perampokan di dalam taksi itu dilakukan orang yang sama. Polisi juga telah memeriksa taksi yang disebut korban di pul taksi bersangkutan. “Nomor pintu dan catnya memang sama, tapi begitu melihat interior dalam taksi terdapat perbedaan. Jok yang di bagasi sudah ditutup permanen dan tidak ada bekas atau tandatanda baru diperbaiki,” ujarnya.

Meski demikian, pihaknya telah mendapatkan profil pelaku yang berjumlah tiga orang tersebut. Korban perampokan dalam taksi, RP, 30, meyakinkan bahwa taksi putih yang ditumpanginya adalah Taksi Express. “Karena selama ini kalau pulang kerja saya kalau tidak Blue Bird, ya Express,” ujarnya.

Dia menceritakan saat itu dirinya menyetop taksi di depan kantornya di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Selatan. Sebelum naik taksi, dia yakin betul taksi tersebut adalah Express yang biasa ditumpanginya. “Saya pastikan itu Express karena ada LED merah di depan dasbor . Kemudian di sandaran belakang jok juga ada logo Express,” katanya. RP juga ingat nomor pintu taksi yakni DP 8012.

“Setelah kejadian, saya langsung telepon call center Express. Saya tanyakan nomor pintu DP 8012 itu, operator menjawab memang ada dan mereka juga bilang sekitar pukul 19.30 WIB mengangkut penumpang di perkantoran saya,” terangnya.

Dia juga menyampaikan ke pihak Express kalau dirinya baru saja dirampok di dalam taksi tersebut, namun tidak ada respons. Dia berharap para pelaku segera ditangkap sehingga tidak ada korban lainnya. Direktur Taksi Express Safruhan Sinunga membantah armada taksinya digunakan untuk merampok.

“Bukan Express, yangwarnanya putihbukankami saja,” ucapnya. Dia menegaskan sopir perusahaannya dilengkapi ID card dan mobilnya juga sangat jelas nomor pintu dan lainnya sehingga tidak mungkin digunakan merampok. Bantahan juga disampaikan General Manager Operational Express Group Sutiarto atas laporan korban perampokan di kawasan Kuningan yang menyatakan taksi yang ditumpanginya Express dengan nomor pintu DP 8015.

Setelah polisi melakukan penyelidikan dengan memanggil unit Express dan dipertemukan dengan korban, ternyata ada perbedaan signifikan antara ciri-ciri pengemudi dan bentuk fisik taksi yang dimaksud korban. “Taksi Express dengan nomor pintu tersebut tidak beredar di rute yang ditempuh korban. Dugaan sementara terdapat tindakan kriminalitas yang menyalahgunakan unit taksi berwarna putih yang mirip dengan armada Taksi Express,” ujar Sutiarto.

Saat inipihaknya bersamakepolisian sedang mengumpulkan fakta dan data terkait kasus perampokan tersebut. “Kami juga sudah menghubungi korban untuk memastikan kronologi kejadian yang sebenarnya, karena insiden ini sangat merugikan reputasi kami,” katanya.

Dia menambahkan, Express Group berusaha menciptakan lingkungan kerja yang positif dan mendorong para pengemudinya untuk mencapai potensi penuh sekaligus menumbuhkan nilai bersama-sama. Salah satu core value yang selalu dipegang erat adalah perhatian dan peduli terhadap konsumen.

Helmi syarif
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7995 seconds (0.1#10.140)