Pendidikan Taruna TNI-Polri Disatukan Lagi
A
A
A
JAKARTA - Penyelenggaraan pendidikan dasar taruna/taruni Akademi TNI dengan Akademi Kepolisian (Akpol) akan disatukan kembali mulai tahun depan.
Kebijakan tersebut untuk menguatkan pemahaman, koordinasi, dan komunikasi saat para calon perwira itu mulai berdinas. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengungkapkan, dia sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Pol Sutarman terkait upaya membangun emosi bersama agar semakin kuat di kalangan anggota TNI dan Polri.
“Pendidikan dasar kemiliteran titik beratnya bukan pendidikan kemiliteran. Salah orang yang berpikir seperti itu,” ujar dia seusai serah terima jabatan Danjen Akademi TNI dari Marsda TNI Bambang Samudro kepada Mayjen TNI Harry Purdianto di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Jakarta kemarin.
Pendidikan dasar tersebut, kata Panglima TNI, tujuan dasarnya adalah membangun karakter yang kuat, disiplin, tanggung jawab, serta semangat juang yang tinggi. “Harapan kita ada pemahaman yang semakin kuat, ada koordinasi yang semakin baik di lapangan, komunikasi yang semakin intens,” urai Moeldoko.
Terkait rencana penyatuan pelaksanaan pendidikan dasar ini, Panglima TNI juga sudah menyampaikan pesan khusus kepada Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI Mayjen TNI Harry Purdianto. Panglima TNI mengharapkan, Danjen Akademi TNI dapat memahami dan melakukan integrative culture . Moeldoko menandaskan, pemahaman integrative culture sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan dasar candradimuka dan/atau pendidikan taruna tingkat satu gabungan TNI-Polri.
Ini dalam rangka membangun kesamaan karakter dan kesamaan persepsi terhadap keamanan dan pertahanan negara. Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Sutarman menyatakan, penyatuan pendidikan dasar taruna ini sudah lama direncanakan. Salah satu tujuannya adalah menghilangkan ego sektoral sekolah kedinasan. Dalam jenjang kependidikan dasar di Akmil atau Akpol terdapat beberapa kesamaan kurikulum.
Berdasar pada kesamaan itulah, menurut Kapolri dan Panglima TNI, merasa tepat untuk digabungkan.
“Ada beberapa kurikulum yang sama, melakukan pendidikan karakter bangsa. Saya kira kita satukan sehingga ada hubungan emosional antara teman-teman TNI dan Polri,” ungkap Sutarman di MabesPolri, Jakarta, Jumat(28/11). Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini menyatakan, penggabungan itu tidak mengurangi dan menambah kurikulum.
“Itu masih dalam perumusan untuk beberapa waktu ke depan yang ada kaitannya dengan kurikulum yang sama,” paparnya.
Fefy dwi haryanto/ Alfian faisal
Kebijakan tersebut untuk menguatkan pemahaman, koordinasi, dan komunikasi saat para calon perwira itu mulai berdinas. Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko mengungkapkan, dia sudah berkoordinasi dengan Kapolri Jenderal Pol Sutarman terkait upaya membangun emosi bersama agar semakin kuat di kalangan anggota TNI dan Polri.
“Pendidikan dasar kemiliteran titik beratnya bukan pendidikan kemiliteran. Salah orang yang berpikir seperti itu,” ujar dia seusai serah terima jabatan Danjen Akademi TNI dari Marsda TNI Bambang Samudro kepada Mayjen TNI Harry Purdianto di Aula Gatot Subroto Mabes TNI Jakarta kemarin.
Pendidikan dasar tersebut, kata Panglima TNI, tujuan dasarnya adalah membangun karakter yang kuat, disiplin, tanggung jawab, serta semangat juang yang tinggi. “Harapan kita ada pemahaman yang semakin kuat, ada koordinasi yang semakin baik di lapangan, komunikasi yang semakin intens,” urai Moeldoko.
Terkait rencana penyatuan pelaksanaan pendidikan dasar ini, Panglima TNI juga sudah menyampaikan pesan khusus kepada Komandan Jenderal (Danjen) Akademi TNI Mayjen TNI Harry Purdianto. Panglima TNI mengharapkan, Danjen Akademi TNI dapat memahami dan melakukan integrative culture . Moeldoko menandaskan, pemahaman integrative culture sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan dasar candradimuka dan/atau pendidikan taruna tingkat satu gabungan TNI-Polri.
Ini dalam rangka membangun kesamaan karakter dan kesamaan persepsi terhadap keamanan dan pertahanan negara. Sebelumnya Kapolri Jenderal Pol Sutarman menyatakan, penyatuan pendidikan dasar taruna ini sudah lama direncanakan. Salah satu tujuannya adalah menghilangkan ego sektoral sekolah kedinasan. Dalam jenjang kependidikan dasar di Akmil atau Akpol terdapat beberapa kesamaan kurikulum.
Berdasar pada kesamaan itulah, menurut Kapolri dan Panglima TNI, merasa tepat untuk digabungkan.
“Ada beberapa kurikulum yang sama, melakukan pendidikan karakter bangsa. Saya kira kita satukan sehingga ada hubungan emosional antara teman-teman TNI dan Polri,” ungkap Sutarman di MabesPolri, Jakarta, Jumat(28/11). Mantan Kabareskrim Mabes Polri ini menyatakan, penggabungan itu tidak mengurangi dan menambah kurikulum.
“Itu masih dalam perumusan untuk beberapa waktu ke depan yang ada kaitannya dengan kurikulum yang sama,” paparnya.
Fefy dwi haryanto/ Alfian faisal
(ars)