Hendardi Pernah Menduga Jadi Target Pollycarpus

Selasa, 02 Desember 2014 - 03:42 WIB
Hendardi Pernah Menduga Jadi Target Pollycarpus
Hendardi Pernah Menduga Jadi Target Pollycarpus
A A A
JAKARTA - Pembebasan bersyarat Pollycarpus Budihari Prijanto, terpidana perkara pembunuhan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Munir Said Thalib, membuat Ketua Setara Institute Hendardi teringat memori pada 2003 silam ketika pertama kali mengenal Pollycarpus.

Hendardi yang saat itu menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan Hak Asasi Manusia Indonesia (PBHI) menduga saat itu dirinya akan menjadi target operasi (TO) Pollycarpus.

"Saya mengambil kesimpulan itu, karena dia (Pollycarpus) cukup intens menghubungi saya berbulan-bulan. Kemudian gagal dalam katakanlah operasinya," ujar Hendardi di Kantor Imparsial, Jalan Tebet Utara II C, Jakarta Selatan, Senin 1 Desember kemarin.

Hendardi mengaku, pernah didekati Pollycarpus, sekira akhir tahun 2003 silam. Sebelum Munir meninggal, Pollycarpus pernah mendekatinya dan seorang aktivis perempuan Yeni Rosa Damayanti.

"Yeni tidak cukup intensif, saya yang cukup intensif berkomunikasi dengan Pollycarpus," akunya.

Hendardi yang saat itu masih menjabat Ketua PBHI menuturkan,
awalnya Pollycarpus beberapa kali gagal menemuinya. Pollycarpus terkadang bertandang ke Kantor PBHI saat itu.

Hendardi pun mengetahui ada seseorang bernama Pollycarpus ingin menemuinya dari sekretarisnya kala itu.

"Dia ketemu sekretaris saya, pakai seragam pilot dan hanya ingin mengatakan ingin berkenalan dengan saya," ungkapnya.

Awalnya Hendardi mengaku belum memiliki pikiran yang macam-macam terhadap Pollycarpus. Lantaran belum memiliki pikiran buruk, Hendardi pun memberikan jadwal waktu pertemuan kepada Pollycarpus.

Singkat cerita, Hendardi pun bertemu dengan Pollycarpus yang ditemani dua orang asal Timor Timur di kantornya.

"Pollycarpus menyatakan dua temannya itu akan kembali ke Timor Timur setelah mendapatkan pembekalan dari saya tetek bengek," ucapnya.

Sampai singkatnya, lanjut Hendardi, Pollycarpus bertanya apakah ada cabang PBHI di Papua. Ketika itu Hendardi pun menjawab tidak ada dan di Papua hanya back saja.

Selanjutnya, Pollycarpus pun berulang kali menanyakan kapan Hendardi akan ke Papua.

"Berkali-kali Pollycarpus telepon menanyakan kapan saya ke Papua. Bahkan, dia menawarkan tiket gratis dan akan mendampingi bila ke Papua," ujarnya.

Hendardi yang memang belum memiliki agenda kerja ke Papua menawarkan Pollycarpus agar tiket pesawat tersebut diberikan kepada Jonson Panjaitan yang saat itu menjadi wakilnya.

Namun, Pollycarpus enggan memberikan tiket tersebut. Menurut Hendardi, Pollycarpus mulai berkurang menghubunginya setelah Hendardi enggan menerima telepon dari Pollycarpus.

Hingga akhirnya Hendardi kembali bertemu dengan Pollycarpus, saat menjadi ketua Tim Pencari Fakta (TPF) kasus pembunuhan Munir.

Ketika memeriksa Pollycarpus, Hendardi semppat bertanya bahwa Pollycarpus pernah berkali-kali menelpon dengan nomor ponsel berbeda-beda. Saat itu Pollycarpus menjawab lupa.

"Saya kira orang semacam Pollycarpus ini bukan harus berhati-hati. Tapi, kita yang harus berhati-hati dengan dia," pungkasnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7884 seconds (0.1#10.140)