MedSos,Skatepark, dan Iklim Skate Indonesia
A
A
A
Sosial media dan internet membuat iklim skateboard di Indonesia berakselerasi. Semua orang bisa langsung mengakses video skate yang bagus di YouTube, dan langsung belajar trik saat itu juga.
Sekarang banyak sekali brand-brand skateboard internasional yang sudah mulai masuk ke Indonesia, seperti DC Shoes. Masuknya multi-brand yang berfokus pada produk skateboard ini berdampak positif terhadap iklim skateboard lokal. Karena, menurut saya, Indonesia masih menyimpan banyak sekali ruang untuk tumbuh.
Dalam skala 1-10, saya sendiri menganggap jumlah skater yang ada di Indonesia mungkin masih dalam angka 4-5 saja jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah penduduk disini. Bandingkan dengan industri surfing di Indonesia yang sangat besar. Padahal untuk surfing Anda butuh ombak.
Sedangkan bermain skateboard hanya butuh aspal. Ada banyak sekali komunitas-komunitas skateboard di berbagai kota di Indonesia. Tapi masih jauh untuk bisa bergabung bersama menjadi sebuah komunitas yang besar, komunitas yang terstruktur, terorganisir, dan resmi untuk misalnya menggelar kompetisi skateboard secara rutin. Tapi, saya rasa dalam beberapa tahun kedepan komunitas akan terus tumbuh dan semoga arahnya akan ke sana.
Di Eropa, AS, dan Australia, ada banyak sekali skatepark. Sayangnya, di Indonesia hal ini masih sangat kurang. Mungkin hanya ada 3-4 skatepark untuk setiap 10 juta-15 juta penduduk. Di Amerika ada 1.000 skatepark di California, AS, saja. Hal itu juga yang menurut saya membuat kemampuan skater Indonesia agak lambat.
Karena mereka hanya memiliki sedikit ruang untuk berlatih. Skater profesional adalah mereka yang mendapat bayaran karena bermain skate. Di Indonesia, hal ini sudah banyak sekali terjadi. Tapi, dalam skala global, skater profesional dianggap sebagai seorang “pro skater” jika mereka telah memiliki “signature deck” atau papan yang menggunakan nama mereka sendiri.
Tapi saya harus mengatakan bahwa ada gap yang besar antara “pro skater” di Indonesia dengan standar global. Walau, gap itu saya rasakan terus menerus mengecil. Kami di DC Shoes terus mendukung skater-skater lokal dengan membuat kegiatan seperti kompetisi. Juga mencermati bakat-bakat muda dan baru yang berdatangan dan potensial. Kami juga terus mendatangkan atlet global untuk menginspirasi skater lokal.
Bahkan, dalam 3 tahun-4 tahun terakhir ini DC Shoes selalu membawa tim internasional untuk datang ke Indonesia. Selain itu, DC Shoes juga mensponsori atlet skater lokal. Di setiap negara kami hanya fokus pada dua skater terbaik. Yakni Pevi Permana dan Deny TX. Dibawah itu, kami fokus pada grass roots.
Kami bekerja sama dengan skateboard school di seluruh Indonesia, dan membantu anak-anak belajar skateboard. Ya, saat ini memang skater profesional di Indonesia bisa mendapatkan pendapatan dari olah raga ini. Tapi, harus diingat bahwa skateboarding adalah high impact sport. Risiko cidera selalu ada setiap mereka bermain skate. Karena itu, skateboard harusnya hanya sebagai penunjang saja.
Tapi, pendidikan tetaplah yang utama. Jangan bermain skateboard dengan tujuan utama untuk mendapatkan uang. Kalau misalnya kamu menjadi sangat jago dan mendapatkan sponsor yang bisa mendukung gaya hidupmu, itu hebat. Tapi, saya pikir yang terpenting adalah enjoy!.
Sammy gosling
Marketing Executive DC Shoes South East Asia
Sekarang banyak sekali brand-brand skateboard internasional yang sudah mulai masuk ke Indonesia, seperti DC Shoes. Masuknya multi-brand yang berfokus pada produk skateboard ini berdampak positif terhadap iklim skateboard lokal. Karena, menurut saya, Indonesia masih menyimpan banyak sekali ruang untuk tumbuh.
Dalam skala 1-10, saya sendiri menganggap jumlah skater yang ada di Indonesia mungkin masih dalam angka 4-5 saja jika dibandingkan dengan banyaknya jumlah penduduk disini. Bandingkan dengan industri surfing di Indonesia yang sangat besar. Padahal untuk surfing Anda butuh ombak.
Sedangkan bermain skateboard hanya butuh aspal. Ada banyak sekali komunitas-komunitas skateboard di berbagai kota di Indonesia. Tapi masih jauh untuk bisa bergabung bersama menjadi sebuah komunitas yang besar, komunitas yang terstruktur, terorganisir, dan resmi untuk misalnya menggelar kompetisi skateboard secara rutin. Tapi, saya rasa dalam beberapa tahun kedepan komunitas akan terus tumbuh dan semoga arahnya akan ke sana.
Di Eropa, AS, dan Australia, ada banyak sekali skatepark. Sayangnya, di Indonesia hal ini masih sangat kurang. Mungkin hanya ada 3-4 skatepark untuk setiap 10 juta-15 juta penduduk. Di Amerika ada 1.000 skatepark di California, AS, saja. Hal itu juga yang menurut saya membuat kemampuan skater Indonesia agak lambat.
Karena mereka hanya memiliki sedikit ruang untuk berlatih. Skater profesional adalah mereka yang mendapat bayaran karena bermain skate. Di Indonesia, hal ini sudah banyak sekali terjadi. Tapi, dalam skala global, skater profesional dianggap sebagai seorang “pro skater” jika mereka telah memiliki “signature deck” atau papan yang menggunakan nama mereka sendiri.
Tapi saya harus mengatakan bahwa ada gap yang besar antara “pro skater” di Indonesia dengan standar global. Walau, gap itu saya rasakan terus menerus mengecil. Kami di DC Shoes terus mendukung skater-skater lokal dengan membuat kegiatan seperti kompetisi. Juga mencermati bakat-bakat muda dan baru yang berdatangan dan potensial. Kami juga terus mendatangkan atlet global untuk menginspirasi skater lokal.
Bahkan, dalam 3 tahun-4 tahun terakhir ini DC Shoes selalu membawa tim internasional untuk datang ke Indonesia. Selain itu, DC Shoes juga mensponsori atlet skater lokal. Di setiap negara kami hanya fokus pada dua skater terbaik. Yakni Pevi Permana dan Deny TX. Dibawah itu, kami fokus pada grass roots.
Kami bekerja sama dengan skateboard school di seluruh Indonesia, dan membantu anak-anak belajar skateboard. Ya, saat ini memang skater profesional di Indonesia bisa mendapatkan pendapatan dari olah raga ini. Tapi, harus diingat bahwa skateboarding adalah high impact sport. Risiko cidera selalu ada setiap mereka bermain skate. Karena itu, skateboard harusnya hanya sebagai penunjang saja.
Tapi, pendidikan tetaplah yang utama. Jangan bermain skateboard dengan tujuan utama untuk mendapatkan uang. Kalau misalnya kamu menjadi sangat jago dan mendapatkan sponsor yang bisa mendukung gaya hidupmu, itu hebat. Tapi, saya pikir yang terpenting adalah enjoy!.
Sammy gosling
Marketing Executive DC Shoes South East Asia
(bbg)