Hujan Deras Guyur Jakarta, Lalu Lintas Semrawut
A
A
A
JAKARTA - Lalu lintas di DKI Jakarta kemarin sore hingga malam hari semrawut setelah hujan deras diserta angin kencang menerpa Ibu Kota dan beberapa daerah di sekitarnya sejak siang hingga sore hari.
Selain akibat munculnya genangan di berbagai kawasan, kemacetan juga disebabkan banyaknya pohon tumbang dan makin parah karena bersamaan dengan jam pulang kerja. Berdasar pantauan di lapangan, titik kemacetan parah di antaranya terjadi di Jalan Gunung Sahari dan Jalan Yos Sudarso.
Kemacetan di Gunung Sahari terjadi akibat luapan air Kali Ciliwung di beberapa titik, sedangkan di Jalan RE Martadinata kemacetan terjadi setelah Kali Ancol meluap dan menimbulkan beberapa genangan. Kemacetan pun tak terhindarkan hingga mencapai beberapa kilo.
TMC Polda Metro Jaya dan Pusdalops BPBD DKI Jakarta melaporkan, hujan sedikitnya mengakibatkan 16 titik genangan dan 8 pohon tumbang. Beberapa titik genangan di antaranya di sekitar lampu merah Pancoran dengan ketinggian air mencapai 40 cm, depan Halte Cawang di Jalan Mayjen SutoyoarahTanjungPriok(20cm), Jalan Kapten Tendean (20 cm), depan Mal Gandaria City (20 cm), lampu merah Lebak Bulus (40 cm), Jalan Kuningan depan Gedung Wirausaha Setiabudi (25 cm), dan depan Universitas Sahid ( 20 cm).
Air juga menggenangi terowongan Semanggi (40 cm), Jalan Fatmawati (20 cm), Jalan Raya Kemang (40 cm), Jalan Tebet Barat (30 cm), lampu merah Otista (30 cm), Jalan Iskandarsyah(40 cm), dan terowongan Cawang arah ke Halim (40 cm), Tanah Kusir ( 20 cm), depan halte busway Cipinang, Kebon Nanas (40 cm), dan Jalan DI Panjaitan sekitar Kebon Nanas arah ke Cempaka Putih ( 50 cm).
”Akibat genangan, kemacetan terjadi seluruh wilayah tersebut. Selain itu, kemacetan juga disebabkan hujan terjadi berbarengan dengan jam pulang kerja, jalan pun semakin padat,” ujar petugas TMC Polda Metro Jaya Brigadir Yusuf di Jakarta kemarin. Pengamat perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga menuturkan bahwa genangan dan banjir terjadi akibat kondisi drainase yang tidak berfungsi optimal.
Dari seluruh drainase yang ada, hanya 33% yang mampu mengalirkan air. Dengan banyak drainase tidak berfungsi, air hujan yang jatuh di permukaan pun tertahan. Genangan itu diperparah pula oleh air buangan gedung. ”Mestinya air jatuhan gedung itu tidak dibuang, tapi diserap melalui biopori dan sumur resapan. Mitigasi seperti ini dapat mengurangi beban dari saluran mikro di depan properti yang ada,” terangnya.
Pemprov DKI, menurut Nirwono, harus memperketat audit bangunan untuk memastikan setiap bangunan memiliki sumur resapan yang berfungsi. Pada sistem drainase makro, banyakpompaairyangtidakberjalan optimal. Padahal Jakarta memiliki ratusan pompa air. Apalagi akhir-akhir ini sering digadang- gadang untuk menanggulangi banjir. ”Hasilnya samasama dilihat. Genangan masih ada kan,” ungkapnya.
Pohon Tumbang
Adapun pohon tumbang tercatat terjadi di delapan titik, di antaranya di depan Al-Azhar Jalan Sisingamaraja arah ke Blok M, Jalan Prapanca, Jalan Woltermonginsidi Kebayoran Baru. Bahkan sebuah pohon yang roboh di Jalan Cipaku, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menimpa 4 mobil. Akibatnya selain menghancurkan mobil, jalan tersebut juga ditutup untuk kendaraan melintas.
”Pohon roboh saat angin kencang dan hujan deras. Di depan itu sedang padat kendaraan jadinya macet,” ujar Sukatno, salah satu pedagang soto di lokasi tersebut. Menurut Sukatno, saat kendaraan sedang macet tiba-tiba pohon dengan tinggi 10 meter dan diameter 50 cm tersebut perlahan tumbang.
Beruntung pohon roboh secara perlahan sehingga seluruh sopir dan penumpang mobil berhasil menyelamatkan diri. Empat mobil yang tertimpa adalah Toyota Avanza B 1721 URD dan Innova B 1421 NKS yang sedang antre kemacetan serta Mercedez B 735 TB dan Grandmax B 1816 PFP yang sedang terparkir di sebuah kantor seberang warung soto milik Sukatno.
”Kalau Avanza dan Innova sedang macet. Itu karena pohonnya besar, jadi kena juga Mercedez dan Grandmax yang parkir di kantor,” tuturnya. Kepala Pusat Meteorologi (Kapusmet) Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahardi Mulyono Prabowo menuturkan, selama sehari kemarin Jakarta memang dilanda angin kencang dan hujan lebat di arah selatan Jakarta.
Pada malam kemarin hujan baru mulai bergerak ke arah utara Jakarta. Angin kencang itu terjadi karena dari pagi hingga siang cuaca terlihat cerah. Pada siang menuju sore pun banyak pertumbuhan awam. Terjadinya pohon tumbang, menurutnya, akibat kanopi di pohon. Pohon terlalu rimbun dan jarak antara dahan dan ranting terlalu rapat membuat pohon itu mudah diterpa angin kencang. Terpaan itu membuat pohon tidak mampu menahan guncangan dan tumbang.
”Angin kencang juga rawan terhadap baliho roboh,” sebut Prabowo kemarin. Sementara di Kota Bekasi, pohon roboh akibat hujan deras disertai angin kencang menewaskan seorang pemulung di Jalan Perumahan Tytian Kencana, Bekasi Utara, kemarin sore. Tuminem, 40, tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah akibat tertimpa pohon.
Nasib nahas menimpanya saat warga Cilacap, Jawa Tengah, ini hendak pulang ke tempat tinggalnya di bedeng pemulung yang berada di belakang perumahan tersebut. ”Sudah kami ingatkan jangan jalan karena hujan deras dan angin yang kencang,” ujar Dedy Beben, 33.
Selain merobohkan pohon, hujan deras dan angin kencang juga mengakibatkan sejumlah reklame bertumbangan ke tengah jalan dan ada yang menimpa beberapa rumah warga sekitar. Camat Bekasi Utara Junaedi menegaskan, peristiwa tersebut menewaskan seorang warganya. Namun hingga saat ini pihaknya masih melakukan inventarisasi kerugian akibat pohon dan reklame yang bertumbangan. ”Masih kita data rumah rusak akibat tertimpa pohon,” tegasnya.
Helmi syarif/Bima setiyadi/Ilham safutra/Yan yusuf/Abdullah m surjaya
Selain akibat munculnya genangan di berbagai kawasan, kemacetan juga disebabkan banyaknya pohon tumbang dan makin parah karena bersamaan dengan jam pulang kerja. Berdasar pantauan di lapangan, titik kemacetan parah di antaranya terjadi di Jalan Gunung Sahari dan Jalan Yos Sudarso.
Kemacetan di Gunung Sahari terjadi akibat luapan air Kali Ciliwung di beberapa titik, sedangkan di Jalan RE Martadinata kemacetan terjadi setelah Kali Ancol meluap dan menimbulkan beberapa genangan. Kemacetan pun tak terhindarkan hingga mencapai beberapa kilo.
TMC Polda Metro Jaya dan Pusdalops BPBD DKI Jakarta melaporkan, hujan sedikitnya mengakibatkan 16 titik genangan dan 8 pohon tumbang. Beberapa titik genangan di antaranya di sekitar lampu merah Pancoran dengan ketinggian air mencapai 40 cm, depan Halte Cawang di Jalan Mayjen SutoyoarahTanjungPriok(20cm), Jalan Kapten Tendean (20 cm), depan Mal Gandaria City (20 cm), lampu merah Lebak Bulus (40 cm), Jalan Kuningan depan Gedung Wirausaha Setiabudi (25 cm), dan depan Universitas Sahid ( 20 cm).
Air juga menggenangi terowongan Semanggi (40 cm), Jalan Fatmawati (20 cm), Jalan Raya Kemang (40 cm), Jalan Tebet Barat (30 cm), lampu merah Otista (30 cm), Jalan Iskandarsyah(40 cm), dan terowongan Cawang arah ke Halim (40 cm), Tanah Kusir ( 20 cm), depan halte busway Cipinang, Kebon Nanas (40 cm), dan Jalan DI Panjaitan sekitar Kebon Nanas arah ke Cempaka Putih ( 50 cm).
”Akibat genangan, kemacetan terjadi seluruh wilayah tersebut. Selain itu, kemacetan juga disebabkan hujan terjadi berbarengan dengan jam pulang kerja, jalan pun semakin padat,” ujar petugas TMC Polda Metro Jaya Brigadir Yusuf di Jakarta kemarin. Pengamat perkotaan Universitas Trisakti Nirwono Joga menuturkan bahwa genangan dan banjir terjadi akibat kondisi drainase yang tidak berfungsi optimal.
Dari seluruh drainase yang ada, hanya 33% yang mampu mengalirkan air. Dengan banyak drainase tidak berfungsi, air hujan yang jatuh di permukaan pun tertahan. Genangan itu diperparah pula oleh air buangan gedung. ”Mestinya air jatuhan gedung itu tidak dibuang, tapi diserap melalui biopori dan sumur resapan. Mitigasi seperti ini dapat mengurangi beban dari saluran mikro di depan properti yang ada,” terangnya.
Pemprov DKI, menurut Nirwono, harus memperketat audit bangunan untuk memastikan setiap bangunan memiliki sumur resapan yang berfungsi. Pada sistem drainase makro, banyakpompaairyangtidakberjalan optimal. Padahal Jakarta memiliki ratusan pompa air. Apalagi akhir-akhir ini sering digadang- gadang untuk menanggulangi banjir. ”Hasilnya samasama dilihat. Genangan masih ada kan,” ungkapnya.
Pohon Tumbang
Adapun pohon tumbang tercatat terjadi di delapan titik, di antaranya di depan Al-Azhar Jalan Sisingamaraja arah ke Blok M, Jalan Prapanca, Jalan Woltermonginsidi Kebayoran Baru. Bahkan sebuah pohon yang roboh di Jalan Cipaku, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan menimpa 4 mobil. Akibatnya selain menghancurkan mobil, jalan tersebut juga ditutup untuk kendaraan melintas.
”Pohon roboh saat angin kencang dan hujan deras. Di depan itu sedang padat kendaraan jadinya macet,” ujar Sukatno, salah satu pedagang soto di lokasi tersebut. Menurut Sukatno, saat kendaraan sedang macet tiba-tiba pohon dengan tinggi 10 meter dan diameter 50 cm tersebut perlahan tumbang.
Beruntung pohon roboh secara perlahan sehingga seluruh sopir dan penumpang mobil berhasil menyelamatkan diri. Empat mobil yang tertimpa adalah Toyota Avanza B 1721 URD dan Innova B 1421 NKS yang sedang antre kemacetan serta Mercedez B 735 TB dan Grandmax B 1816 PFP yang sedang terparkir di sebuah kantor seberang warung soto milik Sukatno.
”Kalau Avanza dan Innova sedang macet. Itu karena pohonnya besar, jadi kena juga Mercedez dan Grandmax yang parkir di kantor,” tuturnya. Kepala Pusat Meteorologi (Kapusmet) Publik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahardi Mulyono Prabowo menuturkan, selama sehari kemarin Jakarta memang dilanda angin kencang dan hujan lebat di arah selatan Jakarta.
Pada malam kemarin hujan baru mulai bergerak ke arah utara Jakarta. Angin kencang itu terjadi karena dari pagi hingga siang cuaca terlihat cerah. Pada siang menuju sore pun banyak pertumbuhan awam. Terjadinya pohon tumbang, menurutnya, akibat kanopi di pohon. Pohon terlalu rimbun dan jarak antara dahan dan ranting terlalu rapat membuat pohon itu mudah diterpa angin kencang. Terpaan itu membuat pohon tidak mampu menahan guncangan dan tumbang.
”Angin kencang juga rawan terhadap baliho roboh,” sebut Prabowo kemarin. Sementara di Kota Bekasi, pohon roboh akibat hujan deras disertai angin kencang menewaskan seorang pemulung di Jalan Perumahan Tytian Kencana, Bekasi Utara, kemarin sore. Tuminem, 40, tewas mengenaskan dengan kondisi kepala pecah akibat tertimpa pohon.
Nasib nahas menimpanya saat warga Cilacap, Jawa Tengah, ini hendak pulang ke tempat tinggalnya di bedeng pemulung yang berada di belakang perumahan tersebut. ”Sudah kami ingatkan jangan jalan karena hujan deras dan angin yang kencang,” ujar Dedy Beben, 33.
Selain merobohkan pohon, hujan deras dan angin kencang juga mengakibatkan sejumlah reklame bertumbangan ke tengah jalan dan ada yang menimpa beberapa rumah warga sekitar. Camat Bekasi Utara Junaedi menegaskan, peristiwa tersebut menewaskan seorang warganya. Namun hingga saat ini pihaknya masih melakukan inventarisasi kerugian akibat pohon dan reklame yang bertumbangan. ”Masih kita data rumah rusak akibat tertimpa pohon,” tegasnya.
Helmi syarif/Bima setiyadi/Ilham safutra/Yan yusuf/Abdullah m surjaya
(bbg)