Anak Bangsa Siap Luncurkan Bus Listrik
A
A
A
DEPOK - Bus listrik yang dikerjakan tiga sarjana Institut Teknologi Bandung (ITB) yakni Mirfa Fauzan, Nydia Irtiana, dan Ahmad Kurnia Paramastya siap diluncurkan ke pasaran.
Mereka bekerja di PT Sarimas Ahmadi Pratama pimpinan Dasep Ahmadi. Bus listrik tersebut diberi nama Ahmadi dan diklaim sebagai bus listrik tercanggih, ternyaman, dan terbesar di Indonesia. Bus dengan baterai litium ferofospat itu mampu menempuh hingga 100 km dengan kecepatan 80 km/jam. Baterai bisa menyimpan daya 150 kilowatt dan perlu diisi selama delapan jam.
Bus yang memiliki kapasitas 40 penumpang itu juga sudah melakukan test drive ke Puncak, Bogor. “Saat uji coba tak ada masalah berarti. Bus ini dalam waktu dekat akan dilaunching ke pasaran,” kata Mirfa kemarin. Untuk menciptakan bus listrik, tiga sarjana ITB memerlukan waktu penelitian selama enam bulan.
Saat ini ada tiga bus siap dijual dengan harga kisaran Rp4-8 miliar, bergantung spesifikasi bus. Kendati dirakit dan dibuat di Depok, 50% bagian dari bus ini diimpor dari Amerika Serikat dan 50% lainnya produk lokal Indonesia. Bus ramah lingkungan ini dilengkapi peralatan canggih seperti alat kontrol perilaku pengemudi saat menjalankan bus.
“Kami memasang alat yang jika pengemudi ugalugalan saat menyetir bisa terdeteksi oleh pemilik bus. Daya tempuh juga bisa diperjauh bergantung permintaan pembeli,” ungkap Nydia. Menurut dia, suku cadang bus ini sudah ada di Indonesia sehingga jika terjadi kerusakan, dapat diperbaiki dengan segera termasuk para ahli mesin yang bisa merawat dan memperbaiki kerusakan.
“Enggak perlu impor sparepart kalau ada bagian rusak. Kami memiliki sumber daya manusia yang bisa merawat mesin, termasuk perawatan baterainya,” kata Ahmad. Direktur Utama PT Sarimas Ahmadi Pratama Dasep Ahmadi mengaku bangga dengan hasil karya ketiga insinyur itu. Sebelum diproduksi, tim melakukan penelitian sejak 2013. Semua rancangan dan perakitan bus dilakukan di perusahaannya.
“Harapan kami bus ini menjadi moda transportasi umum pengganti bus berbahan bakar minyak. Selain hemat energi, juga ramah lingkungan. Kami akan coba tawarkan kepada Pemkot Depok dulu baru ke pasar yang lebih besar,” ungkapnya. Penelitian bus listrik ini mengeluarkan anggaran sebesar Rp3 miliar. “Para generasi muda Indonesia terbukti mampu menciptakan kendaraan yang canggih, aman, dan ramah lingkungan,” ucapnya.
R ratna purnama
Mereka bekerja di PT Sarimas Ahmadi Pratama pimpinan Dasep Ahmadi. Bus listrik tersebut diberi nama Ahmadi dan diklaim sebagai bus listrik tercanggih, ternyaman, dan terbesar di Indonesia. Bus dengan baterai litium ferofospat itu mampu menempuh hingga 100 km dengan kecepatan 80 km/jam. Baterai bisa menyimpan daya 150 kilowatt dan perlu diisi selama delapan jam.
Bus yang memiliki kapasitas 40 penumpang itu juga sudah melakukan test drive ke Puncak, Bogor. “Saat uji coba tak ada masalah berarti. Bus ini dalam waktu dekat akan dilaunching ke pasaran,” kata Mirfa kemarin. Untuk menciptakan bus listrik, tiga sarjana ITB memerlukan waktu penelitian selama enam bulan.
Saat ini ada tiga bus siap dijual dengan harga kisaran Rp4-8 miliar, bergantung spesifikasi bus. Kendati dirakit dan dibuat di Depok, 50% bagian dari bus ini diimpor dari Amerika Serikat dan 50% lainnya produk lokal Indonesia. Bus ramah lingkungan ini dilengkapi peralatan canggih seperti alat kontrol perilaku pengemudi saat menjalankan bus.
“Kami memasang alat yang jika pengemudi ugalugalan saat menyetir bisa terdeteksi oleh pemilik bus. Daya tempuh juga bisa diperjauh bergantung permintaan pembeli,” ungkap Nydia. Menurut dia, suku cadang bus ini sudah ada di Indonesia sehingga jika terjadi kerusakan, dapat diperbaiki dengan segera termasuk para ahli mesin yang bisa merawat dan memperbaiki kerusakan.
“Enggak perlu impor sparepart kalau ada bagian rusak. Kami memiliki sumber daya manusia yang bisa merawat mesin, termasuk perawatan baterainya,” kata Ahmad. Direktur Utama PT Sarimas Ahmadi Pratama Dasep Ahmadi mengaku bangga dengan hasil karya ketiga insinyur itu. Sebelum diproduksi, tim melakukan penelitian sejak 2013. Semua rancangan dan perakitan bus dilakukan di perusahaannya.
“Harapan kami bus ini menjadi moda transportasi umum pengganti bus berbahan bakar minyak. Selain hemat energi, juga ramah lingkungan. Kami akan coba tawarkan kepada Pemkot Depok dulu baru ke pasar yang lebih besar,” ungkapnya. Penelitian bus listrik ini mengeluarkan anggaran sebesar Rp3 miliar. “Para generasi muda Indonesia terbukti mampu menciptakan kendaraan yang canggih, aman, dan ramah lingkungan,” ucapnya.
R ratna purnama
(bbg)