WNI Korban Tewas Ledakan Tambang di Malaysia Bertambah

Kamis, 27 November 2014 - 11:02 WIB
WNI Korban Tewas Ledakan...
WNI Korban Tewas Ledakan Tambang di Malaysia Bertambah
A A A
SERAWAK - Korban tewas akibat ledakan tambang di Sri Aman, Serawak, Malaysia kembali bertambah. Tadi malam, seorang WNI, Achmad Zidin, meninggal dunia setelah mengalami cedera parah.

Menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Kuching, berita meninggalnya Achmad diterima dari dokter di ICU RSU Sarawak. Pihak rumah sakit menjelaskan, penyebab meninggalnya Achmad lantaran luka berat di kepala dan pendarahan yang berakibat pada kegagalan fungsi organ. Saat ini KJRI tengah mengupayakan pemulangan jenazah.

Pada saat kejadian terdapat seorang WNI yang tewas, Kardianto. Kemarin jenazah telah selesai diautopsi. Hasilnya Kardianto tewas karena luka di dada akibat ledakan. Sedangkan warga Indonesia yang luka Triyono, Dul Salam dan Zaenudin sudah keluar dari ICU. WNI lainnya, Sutarman, Nurul Huda, Nurfatomi, dan Nyiar menjalani pengobatan di ruang rawat.

Total empat orang tewas dalam kejadian tersebut, dua WNI, lainnya seorang warga Korea Utara dan seorang Myanmar. Insiden nahas tersebut terjadi di wilayah timur Negara Bagian Serawak, Sabtu (22/11) pagi. Dikutip dari The Star Online, saat itu 119 penambang, di antaranya warga Korea Utara, Myanmar, China, Bangladesh, dan Indonesia, sedang bekerja di bawah tanah.

TNI AU membantu evakuasi korban termasuk WNI dan warga negara lain. Dalam ledakan di tambang batu bara Sri Aman, 190 km dari Kuching, total sembilan WNI menjadi korban dan dua orang di antaranya meninggal dunia. Hingga kini penyebab ledakan masih terus diselidiki, namunada dugaan kejadian itu dipicu percikan api kipas angin yang rusak.

Ketua Polisi Daerah Sri Aman, Deputi Superintendan Mat Jusoh Mahamad, menjelaskan percikan api itu terjadi sekitar 451,6 meter dari pintu masuk. Dampak ledakan ini mencapai 60 meter ke dalam terowongan. Sementara itu, 26 orang dilaporkan tewas setelah kebakaran terjadi di tambang Fuxin, Provinsi Liaoning, China, kemarin.

Xinhua melaporkan, 30 dari 50 korban luka berada dalam kondisi kritis dan dirawat di RS Fuxin Coal. Pada 2005 silam insiden yang sama terjadi di tambang ini. Sedikitnya 200 orang dilaporkan tewas. Walaupun China berstatus sebagai produsen batu bara terbesar di dunia, sistem keselamatan tambangnya merupakan salah satu yang terburuk.

Tahun lalu Pemerintah China mencatat ada 589 kecelakaan yang terkait tambang dengan total 1.049 meninggal atau hilang. Angka tersebut turun 24% dibanding 2012 silam. Namun, jumlah ini disangkal oleh para buruh. Mereka mengatakan jumlah korban jauh lebih tinggi dibanding data resmi pemerintah.

Hal ini terjadi karena bos tambang kerap tak melaporkan kecelakaan lantaran menghindari sanksi dari negara. Pihak berwenang berusaha mengatasi kemelut ini dengan menutup tambang kecil yang dinilai sebagai sumber utama kecelakaan.

Rini agustina/Ant
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5905 seconds (0.1#10.140)