Satu Korban Belum Ditemukan
A
A
A
SIBOLGA - Tim penyelamatan korban bencana alam dari BPBD Pemkab Tapteng, TNI/ Polri, dan Basarnas hingga kemarin belum menemukan tubuh atau jasad bayi hanyut ditelan banjir bandang di Desa Sibio-bio, Sibabangun, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, Sabtu (22/11).
Jalan menuju lokasi juga masih terputus sehingga kawasan menuju desa untuk sementara terisolasi. Banjir bandang yang berasal dari Sungai Sosopan itu memang telah menelan empat warga meninggal dunia serta satu bayi hilang. Banjir juga menyebabkan tiga rumah warga rusak berat, dua rusak ringan, serta merendam sejumlah tanaman penduduk desa dan fasilitas umum seperti jalan.
Akses jalan penghubung Desa Sibio-bio dengan Dusun I Desa Muara Sibuntuan dan Desa Mombang Boru juga terputus. Sepanjang jalan menuju lokasi bencana masih tertimbun longsoran tanah, sehingga untuk proses evakuasi material belum memungkinkan karena kawasan yang masih dilanda hujan dan banjir.
“Jalan penghubung masih terputus, sehingga alat berat yang telah diterjunkan ke lokasi belum dapat bekerja. Tapi, kami akan terus berupaya membuka akses jalan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tapteng Henry Susanto Lumbantobing kemarin. Henry berharap pihaknya dapat bekerja maksimal melakukan evakuasi dan relokasi tempat, terutama membuka akses jalan penghubung yang memisahkan kedua desa itu, hari ini. Namun demikian, warga Desa Sibio-bio sepenuhnya sudah berada di tempat-tempat aman.
“Kerugian bencana diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Pemkab Tapteng melalui Bapak PLT Bupati Sukran Jamilan Tanjung telah turun ke lokasi menyalurkan sejumlah bantuan material dan sembako kepada para warga yang menjadi korban bencana banjir bandang, kemarin,” tuturnya.
Sementara banjir yang melanda Rokan Hulu (Rohul), Riau, sejak dua pekan terakhir tidak hanya menggenangi permukiman warga dan badan jalan umum, tetapi juga merendam 553 hektare (ha) tanaman padi, yang terdiri dari 46 ha tanaman padi sawah dan 507 ha padi gogo atau padi darat.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Rohul Sri Hardono, yang disampaikan Sekretaris Dinas TPH Rohul Mubrizal, 46 ha tanaman padi sawah tersebut tersebar di beberapa kecamatan, seperti Bangunpurba 30 ha dengan umur tanaman 30–40 hari, Kepenuhan 8 ha, dan Rokan IV Koto seluas 8 ha.
Sedangkan tanaman padi gogo yang terendam banjir tersebar di Kecamatan Rambah Hilir 116 ha, Kepenuhan 51 ha, Rokan IV Koto 3 ha, Kuntodarussalam 40 ha, Rambahsamo 20,5 ha, Bangunpurba 74 ha, Ujungbatu 15 ha, Rambah 143 ha, dan di Kecamatan Bonai darussalam 45 ha.
Tanaman padi gogo yang terendam banjir rata-rata usia tanam antara 30 hari hingga 60 hari, sementara padi sawah yang terendam usia tanam antara 30 hari hingga 40 hari.
jonny simatupang /ant
Jalan menuju lokasi juga masih terputus sehingga kawasan menuju desa untuk sementara terisolasi. Banjir bandang yang berasal dari Sungai Sosopan itu memang telah menelan empat warga meninggal dunia serta satu bayi hilang. Banjir juga menyebabkan tiga rumah warga rusak berat, dua rusak ringan, serta merendam sejumlah tanaman penduduk desa dan fasilitas umum seperti jalan.
Akses jalan penghubung Desa Sibio-bio dengan Dusun I Desa Muara Sibuntuan dan Desa Mombang Boru juga terputus. Sepanjang jalan menuju lokasi bencana masih tertimbun longsoran tanah, sehingga untuk proses evakuasi material belum memungkinkan karena kawasan yang masih dilanda hujan dan banjir.
“Jalan penghubung masih terputus, sehingga alat berat yang telah diterjunkan ke lokasi belum dapat bekerja. Tapi, kami akan terus berupaya membuka akses jalan,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Tapteng Henry Susanto Lumbantobing kemarin. Henry berharap pihaknya dapat bekerja maksimal melakukan evakuasi dan relokasi tempat, terutama membuka akses jalan penghubung yang memisahkan kedua desa itu, hari ini. Namun demikian, warga Desa Sibio-bio sepenuhnya sudah berada di tempat-tempat aman.
“Kerugian bencana diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Pemkab Tapteng melalui Bapak PLT Bupati Sukran Jamilan Tanjung telah turun ke lokasi menyalurkan sejumlah bantuan material dan sembako kepada para warga yang menjadi korban bencana banjir bandang, kemarin,” tuturnya.
Sementara banjir yang melanda Rokan Hulu (Rohul), Riau, sejak dua pekan terakhir tidak hanya menggenangi permukiman warga dan badan jalan umum, tetapi juga merendam 553 hektare (ha) tanaman padi, yang terdiri dari 46 ha tanaman padi sawah dan 507 ha padi gogo atau padi darat.
Menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH) Rohul Sri Hardono, yang disampaikan Sekretaris Dinas TPH Rohul Mubrizal, 46 ha tanaman padi sawah tersebut tersebar di beberapa kecamatan, seperti Bangunpurba 30 ha dengan umur tanaman 30–40 hari, Kepenuhan 8 ha, dan Rokan IV Koto seluas 8 ha.
Sedangkan tanaman padi gogo yang terendam banjir tersebar di Kecamatan Rambah Hilir 116 ha, Kepenuhan 51 ha, Rokan IV Koto 3 ha, Kuntodarussalam 40 ha, Rambahsamo 20,5 ha, Bangunpurba 74 ha, Ujungbatu 15 ha, Rambah 143 ha, dan di Kecamatan Bonai darussalam 45 ha.
Tanaman padi gogo yang terendam banjir rata-rata usia tanam antara 30 hari hingga 60 hari, sementara padi sawah yang terendam usia tanam antara 30 hari hingga 40 hari.
jonny simatupang /ant
(ars)