Sabu 1,5 Kuintal Disita dari Rumah Mewah
A
A
A
JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) kembali membongkar bisnis narkoba kelas kakap. Dalam sebuah penggerebekan di perumahan elite kawasan Pluit, Jakarta Utara, sabu-sabu seberat lebih dari 1,5 kuintal berhasil diamankan.
Penggerebekan dilakukan pada sebuah gudang di perumahan mewah Karang Elok EBlokI Barat V, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara sekitar pukul 15.00 WIB kemarin. Petugas BNN awalnya mendapatkan informasi akan ada pengiriman sabu-sabu dari China ke Indonesia melalui jalur laut. Barang terlarang itu lantas diangkut ke Pluit.
”Setelah ditelusuri, sabusabu itu tiba di gudang pada pukul 11.00 WIB. Kami akhirnya menuju lokasi dan melakukan penangkapan,” kata Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar di Jakarta kemarin. Dari gudang itu ditemukan sabu-sabu seberat 157 kg yang dikemas dalam kardus berwarna cokelat.
Untuk mengelabui petugas, kardus-kardus berisi kristal putih itu dicampur dengan tumpukan kemasan mainan dan makanan asal China. Diperkirakan sabu-sabu ini bernilai Rp300 miliar. Petugas menangkap tiga orang berkewarganegaraan China. Mereka Xiao Jin Zeng, 43, Chen Wei Biao, 44, dan Li Lin Fei, 32.
”Ketiga pelaku masuk melalui jalur resmi. Artinya mereka memiliki paspor dan surat izin lain untuk masuk ke Indonesia,” kata Anang. Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu melanjutkan, berdasarkan penyidikan awal, mereka merupakan sindikat internasional yang akan menjalankan bisnis sabu-sabu di Jakarta.
Rencananya, sabu-sabu itu akan diedarkan ke seluruh kota besar Indonesia. ”Kami masih selidiki siapa pemilik narkoba ini, termasuk peran dari ketiga pelaku tersebut,” ungkapnya. Sementara itu, Aling, 62, ketua RT setempat, sangat terkejut dengan penggerebekan BNN.
Dia tak menduga rumah itu dijadikan tempat penampungan sabu-sabu karena selama ini tidak terlihat hal mencurigakan. Sepengetahuannya, para pelaku baru saja mengontrak rumah tersebut tiga pekan lalu. ”Harga sewa Rp75 juta per tahun. Penghuni atas nama Xiai Jin Zeng dan Chen Wei Biao. Sementara Lin Lin Fei, perempuan itu baru terlihat beberapa hari belakangan ini saja,” ujarnya.
Aling menuturkan, saat awal menyewarumah, para pelakumengaku ditugasi atasannya, seorang pengusaha pertambangan batu bara di China. Tapi tidak disebutkan siapa pengusaha yang dimaksud. Anehnya, saat diminta menyerahkan identitas, para pelaku yang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia itu mengatakan bahwa identitas mereka akan diantarkan oleh bosnya dalam beberapa hari ke depan.
”Mereka bilang hanya tinggal sementara. Mereka mengaku akan pulang ke China akhir bulan ini dan kembali lagi setelah dua bulan di sana,” ujarnya. Aling menambahkan, sebelum penggerebekan, datang dua mobil boks ke tempat itu sekitar pukul 11.00 WIB. Mobil-mobil itu langsung membongkar muatan dan menyimpannya dalam gudang. ”Tidak ada yang menyangka bahwa muatan itu ternyata narkoba,” katanya.
Bima setiyadi
Penggerebekan dilakukan pada sebuah gudang di perumahan mewah Karang Elok EBlokI Barat V, Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara sekitar pukul 15.00 WIB kemarin. Petugas BNN awalnya mendapatkan informasi akan ada pengiriman sabu-sabu dari China ke Indonesia melalui jalur laut. Barang terlarang itu lantas diangkut ke Pluit.
”Setelah ditelusuri, sabusabu itu tiba di gudang pada pukul 11.00 WIB. Kami akhirnya menuju lokasi dan melakukan penangkapan,” kata Kepala BNN Komjen Pol Anang Iskandar di Jakarta kemarin. Dari gudang itu ditemukan sabu-sabu seberat 157 kg yang dikemas dalam kardus berwarna cokelat.
Untuk mengelabui petugas, kardus-kardus berisi kristal putih itu dicampur dengan tumpukan kemasan mainan dan makanan asal China. Diperkirakan sabu-sabu ini bernilai Rp300 miliar. Petugas menangkap tiga orang berkewarganegaraan China. Mereka Xiao Jin Zeng, 43, Chen Wei Biao, 44, dan Li Lin Fei, 32.
”Ketiga pelaku masuk melalui jalur resmi. Artinya mereka memiliki paspor dan surat izin lain untuk masuk ke Indonesia,” kata Anang. Mantan Kapolwiltabes Surabaya itu melanjutkan, berdasarkan penyidikan awal, mereka merupakan sindikat internasional yang akan menjalankan bisnis sabu-sabu di Jakarta.
Rencananya, sabu-sabu itu akan diedarkan ke seluruh kota besar Indonesia. ”Kami masih selidiki siapa pemilik narkoba ini, termasuk peran dari ketiga pelaku tersebut,” ungkapnya. Sementara itu, Aling, 62, ketua RT setempat, sangat terkejut dengan penggerebekan BNN.
Dia tak menduga rumah itu dijadikan tempat penampungan sabu-sabu karena selama ini tidak terlihat hal mencurigakan. Sepengetahuannya, para pelaku baru saja mengontrak rumah tersebut tiga pekan lalu. ”Harga sewa Rp75 juta per tahun. Penghuni atas nama Xiai Jin Zeng dan Chen Wei Biao. Sementara Lin Lin Fei, perempuan itu baru terlihat beberapa hari belakangan ini saja,” ujarnya.
Aling menuturkan, saat awal menyewarumah, para pelakumengaku ditugasi atasannya, seorang pengusaha pertambangan batu bara di China. Tapi tidak disebutkan siapa pengusaha yang dimaksud. Anehnya, saat diminta menyerahkan identitas, para pelaku yang tidak bisa berbicara bahasa Indonesia itu mengatakan bahwa identitas mereka akan diantarkan oleh bosnya dalam beberapa hari ke depan.
”Mereka bilang hanya tinggal sementara. Mereka mengaku akan pulang ke China akhir bulan ini dan kembali lagi setelah dua bulan di sana,” ujarnya. Aling menambahkan, sebelum penggerebekan, datang dua mobil boks ke tempat itu sekitar pukul 11.00 WIB. Mobil-mobil itu langsung membongkar muatan dan menyimpannya dalam gudang. ”Tidak ada yang menyangka bahwa muatan itu ternyata narkoba,” katanya.
Bima setiyadi
(bbg)