Pendidikan Harus Makin Melek Teknologi

Minggu, 23 November 2014 - 11:03 WIB
Pendidikan Harus Makin Melek Teknologi
Pendidikan Harus Makin Melek Teknologi
A A A
Model pembelajaran di kelas kini sudah harus terkoneksi dengan kecanggihan teknologi informasi dan komunikasi (TIK).

Hal ini dirasa penting karena banyak pengetahuan baru yang bisa diserap baik oleh guru maupun siswa. Pendidikan berbasis TIK juga dinilai lebih efektif dan efisien untuk memberikan pemahaman kepada siswa.

Pemanfaatan TIK sebagai media pembelajaran di kelas sudah mulai diterapkan di banyak sekolah di Indonesia. Bahkan, semua jenjang pendidikan telah menerapkannya dengan baik. Hanya, sebagian lembaga sekolah belum bisa terkoneksi internet khususnya di Indonesia bagian timur.

Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ari Santoso mengatakan, jumlah sekolah yang menerapkan TIK sebagai media pembelajaran meningkat signifikan sepanjang tahun ini. Dibandingkan tiga tahun lalu, jumlah sekolah yang menggunakan TIK sekarang meningkat 250%, atau berjumlah 100.277 sekolah.

“Meski begitu, tak sedikit sekolah yang masih belum terhubung dengan layanan internet karena ketiadaan dana dan infrastruktur yang memadai,” kata Ari dalam acara malam anugerah Kita Harus Belajar (KiHajar) 2014 di Jakarta, Kamis (21/11).

Menurut data Pustekkom, persentase SMA/SMK yang terkoneksi dengan internet mencapai 60%, sementara SD dan SMP masih relatif kecil. Bahkan, pemanfaatan TIK ini belum bisa dikatakan merata. Hingga saat ini, sekolah-sekolah di Jawa yang telah menggunakan kecanggihan teknologi dalam proses belajar-mengajarnya mencapai 68% dan Sumatera 60%. Namun, kondisi yang sama belum dirasakan banyak sekolah di kawasan Indonesia bagian timur.

Begitu pun dengan sekolah-sekolah di kawasan terluar Indonesia dan di pedalaman Kalimantan, masih susah terkoneksi karena listrik belum bisa masuk. Seperti juga di Papua, di mana hanya 11% sekolah yang ada di tanah mutiara hitam tersebut yang baru bisa memanfaatkan TIK. Untuk memastikan pemanfaatan TIK di semua lembaga pendidikan di Indonesia, pemerintah daerah perlu bekerja keras mengupayakannya.

Apalagi, akhir-akhir ini pemerintah telah memprogramkan pengalihan subsidi BBM ke sektor pendidikan. Pada satu hal, terlepas dari polemik yang mengemuka di tataran publik, tentuinformasi tersebut merupakan berita yang menggembirakan. Hal ini harus disambut baik oleh pemerintah daerah supaya betul-betul merealisasikannya kepada program yang nyata.

Pengalihan anggaran tersebut dapat dimanfaatkan untuk membangun infrastruktur energi listrik agar layanan internet bisa terhubung ke sekolah-sekolah di kawasan Indonesia bagian timur. Mendikbud Anies Baswedan menjelaskan, pada prinsipnya metode pembelajaran di kelas harus bisa membuat senang siswa. Mereka mesti dibuat nyaman di dalam kelas dan tidak merasa takut karena didikte guru.

Karena itu, dengan TIK diharapkan para guru bisa mencari bahan pelajaran yang menyenangkan untuk dijadikan alat pembelajaran kepada siswa. “Jika belajar itu menyenangkan maka ilmu itu akan mudah diserap,” ungkap Anies di acara yang sama. Seiring dengan dampak positif teknologi internet dalam dunia pendidikan, sisi negatif juga tidak bisa dilepaskan dari kecanggihannya.

Para siswa dengan mudah bisa berselancar sendiri di dunia maya tanpa bisa diawasi. Karena itu, pihak guru dan orang tua berperan penting dalam memberikan pemahaman dasar kepada mereka. Hal ini bertujuan agar para siswa tidak mencari-cari informasi yang tidak selayaknya didapat atau dibaca anak usia sekolah.

Jika tidak dilakukan kontrol secara ketat, tidak mustahil anakanak akan mudah menyerap informasi menyimpang yang tersedia di situssitus terlarang. Pengamat pendidikan Biyanto mengatakan, terkait dengan semakin banyaknya sekolah di Indonesia yang sadar terhadap pemanfaatan teknologi patut diapresiasi. Di era yang semakin berkembang seperti sekarang, penggunaan TIK dalam penyelenggaraan sekolah formal adalah sebuah kemutlakan.

Dengan media TIK, proses pembelajaran akan lebih mudah dipahami siswa. Masuknya TIK ke dalam proses pendidikan merupakan keniscayaan yang tak bisa ditolak. Pasalnya, masyarakat modern tidak bisa dilepaskan dari teknologi dalam aktivitasnya sehari-hari. Sementara itu, peserta didik yang saat ini masih duduk di bangku sekolah adalah para generasi masa depan yang akan tumbuh bersama perubahan zaman.

Jadi, penguasaan teknologi informasi sudah harus dimiliki anak-anak sejak usia sekolah. Mereka bisa menjelajah pengetahuan dunia lewat internet dan belajar berbagai disiplin ilmu lewat media tersebut. Dengan begitu, pendidikan berbasis TIK yang kini mulai diadopsi di banyak sekolah, publik berharap semoga akan terlahir generasi-generasi yang terampil di bidang ini.

Nafi muthohirin
(ars)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5718 seconds (0.1#10.140)