Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN Jadi Tantangan Baru

Sabtu, 22 November 2014 - 13:48 WIB
Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN Jadi Tantangan Baru
Penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN Jadi Tantangan Baru
A A A
JAKARTA - Ketua Umum Fatayat NU Ida Fauziyah mengatakan, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 ibarat pisau bermata dua. Sisi pertama, menurut Ida dalam Konferensi Besar (Konbes) Fatayat NU kemarin, membuka peluang seluas-luasnya bagi perkembangan ekonomi Indonesia karena bisa menjangkau 9 pasar negara lain dengan lebih mudah.

Namun, di sisi lain, persaingan semakin ketat di pasar dagang ASEAN, bahkan didalam negeri. Dalam kesempatan itu juga turut hadir Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, dan Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj.

”Apabila kita siap akan menguntungkan bagi kita, tapi apabila tidak siap, maka akan menjadi bencana bagi kita,” kata Ida dalam konbes yang mengusung tema ”Peran Strategis Fatayat NU bagi Indonesia Menyambut Era Masyarakat ASEAN 2015” di Kantor Kementerian Agama (Kemenag) kemarin.

Lebih jauh politikus PKB itu mengatakan kesiapan Indonesia dalam menghadapi era masyarakat ASEAN sangat diperlukan agar Indonesia tidak hanya menjadi bangsa konsumen atas produk-produk negara lain, tetapi juga menjadi produsen yang bisa menjangkau pasar negara- negara lain.

Untuk itu, lanjut Ida, Fatayat NU mengupayakan perubahan kebijakan yang memihak perempuan, membangun kapasitas sumber daya perempuan, dan membangun kapasitas organisasi. ”Hak perempuan di biang ekonomi, di bidang keamanan dan politik, juga di bidang sosial danbudaya harusdiintegrasikan dalam pelaksanaan tiga pilar Masyarakat ASEAN,” tegas dia.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutannya mengamanatkan kepada Fatayat NU sebagai organisasi perempuan untuk meningkatkan peran dan kualitas perempuan menghadapi MEA. ”Tugas Fatayat NU sebagai organisasi perempuan adalah memberi solusi kepada para anggotanya untuk menjalankan profesinya, meningkatkan kemampuannya. Bekerja sama untuk meningkatkan keterampilan,” katanya.

Sekadar informasi, Fatayat NU didirikan pada 24 April 1950 sebagai wadah kaderisasi perempuan NU. Fatayat NU mempunyai mandat untuk memperjuangkan pemenuhan hak-hak dasar perempuan. Sementara itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj mengapresiasi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang banyak memberikan ruang bagi perempuan di kabinetnya.

Langkah tersebut dinilai sebagai kemajuan bagi pemerintahan baru. Said berharap pemerintah terus memberikan kontribusi terbaik bagi rakyat sehingga lebih makmur. Dalamkesempatanitu, Ketua Umum PB NU menagih janji Jusuf Kalla yang akan membantu sekretariat bagi Fatayat. Sebabkantoryangditempatisaat ini terlihat kurang representatif.

Neneng zubaidah
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5554 seconds (0.1#10.140)