Ribuan Sopir Mogok Beroperasi

Kamis, 20 November 2014 - 14:35 WIB
Ribuan Sopir Mogok Beroperasi
Ribuan Sopir Mogok Beroperasi
A A A
DEPOK - Ribuan sopir angkutan kota (angkot) di Depok melakukan aksi mogok beroperasi kemarin. Mereka keberatan dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi Rp2.000.

Para sopir angkot D37 dan D41 jurusan Cibinong-Depok itu memenuhi Jalan Raya Bogor Km 37,5. Mereka beraksi di tiga titik, yakni depan SPBU Cilangkap, depan Terminal Jati Jajar, dan Simpangan Depok. Para sopir memarkir kendaraannya di pinggir jalan. Leo, sopir angkot D41, mengatakan selain protes kenaikan harga BBM, aksi itu juga menuntut kenaikan tarif angkutan umum.

“Harus diimbangi realitas di lapangan. Kami tidak bisa menolak (kenaikan) karena sudah terjadi, tapi kami juga meminta penyesuaian,” ujarnya. Dia mendesak keputusan kenaikan tarif angkutan segera ditetapkan sehingga para sopir memiliki legalitas dan tidak dianggap menaikkan tarif secara sepihak.

“Kalau penumpang membayar ongkos seenaknya dan tidak sesuai tarif, kami nombok . Untuk sekali jalan, biaya bensin dulu hanya Rp30.000, sekarang menjadi Rp60.000. Ini sangat mencekik para sopir angkot,” katanya.

Diketahui tarif angkutan umum jurusan Cibinong-Depok kini mengalami kenaikan antara Rp1.000-2.500, sedangkan rute Kampung Rambutan-Cibinong Rp7.500 menjadi Rp10.000, Kampung Rambutan-Simpangan dari Rp5.000 menjadi Rp7.000, serta Kampung Rambutan- Pal Rp4.000 menjadi Rp5.000.

Sekretaris DPC Organisasi Gabungan Pengusaha Angkutan Darat (Organda) Kota Depok M Hasyim mengimbau para sopir bersabar hingga ada keputusan resmi dari pemerintah mengenai besaran kenaikan tarif. “Usulan kami 22,71% dan sampai kini masih dalam pembahasan dengan dewan dan dinas terkait,” ujarnya.

Dia mengakui para sopir sudah memberlakukan tarif sementara meski belum ada ketetapan. “Saya memaklumi karena biaya operasional naik dan terpaksa sopir menaikkan tarif,” ucapnya. Kenaikan harga BBM yang berdampak pada kenaikan tarif angkot mulai dikeluhkan masyarakat Kota Bogor.

Kenaikan tarif angkot sekitar 40% atau sebesar Rp1.000 dari Rp2.500 menjadi Rp3.500 dinilai sangat memberatkan, karena tarif tersebut berlaku untuk jarak jauh dan dekat, khusus di Kota Bogor yang jumlah trayek angkotnya banyak. “Kenaikan Rp1.000, ya cukup berat juga. Sebab saya tidak satu kali naik angkot bila harus ke Terminal Baranangsiang, tapi nyambung-nyambung sampai dua atau tiga kali naik angkot, belum nanti naik bus lagi ke Jakarta,” ujar Ranti, 28, warga, Tanah Sareal, Kota Bogor.

Hal senada diungkapkan Rizki, 32, warga Citeureup, Kabupaten Bogor. Dia harus merogoh Rp10.000 untuk sekali naik angkot jurusan Citeureup- Pasar Anyar (Kota Bogor). “Kalau seperti ini terus bisa jebol juga, terpaksa saya mondar-mandir dari rumah ke Bogor pakai motor meski capek dan pegal,” katanya.

Sementara itu, Dinas Perhubungan (Dishub) dan Organda DKI Jakarta sepakat mengusulkan kenaikan tarif angkutan umum perkotaan kelas ekonomi atau reguler sebesar Rp1.000. Tarif itu akan ditetapkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kepala Dishub DKI Jakarta M Akbar mengungkapkan dasar kenaikan itu di antaranya harga BBM, harga suku cadang kendaraan, dan kebutuhan masyarakat terhadap ketersediaan angkutan umum yang terjangkau.

“Hari ini atau besok langsung kita sodorkan rekomendasi ini. Mudah-mudahan beliau setuju,” katanya. Nanti kenaikan tarif angkutan kelas ekonomi reguler dicantumkan dalam peraturan gubernur (pergub). Keputusan tersebut berdasarkan kajian dari Organda dan Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) sebagai unsur masyarakat. Kenaikan tarif juga terjadi pada segmen bus besar, bus sedang, dan bus kecil.

Akbar menambahkan, kenaikan tarif ini tidak memerlukan persetujuan DPRD karena telah tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) No 5/2014 tentang Transportasi. Ketua Organda DKI Jakarta Shafruhan Sinungan berharap ada insentif yang berkaitan dengan masalah pajak kendaraan bermotor, tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB), serta pajak kendaraan bermotor (PKB).

“Tadinya insentif itu 40% kini diajukan 50%. Ini berdasarkan surat edaran dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan berlaku untuk seluruh Indonesia,” ucapnya. Dengan kenaikan Rp1.000, dia mengaku dapat menutupi biaya operasional angkutan umum.

Secara resmi, kenaikan tarif itu belum berlaku. Tapi jika ada yang telah menaikkan, dia menyerahkan tindakannya ke Dishub. Ketua Kopaja Nanang Basuki menyebutkan saat ini sedang menghitung besaran tarif untuk Kopaja AC. Diperkirakan kenaikannya 30%. Bila sebelumnya Rp6.000, menjadi Rp7.500 per penumpang.

“Angka untuk Kopaja AC atau nonreguler akan kami rampungkan lagi untuk disetujui oleh pemerintah,” katanya. Menurut Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin, kenaikan tarif angkutan umum harus mendapatkan persetujuan dari DPRD. Kenaikan tarif harus disertai peningkatan pelayanan dari angkutan umum.

“Tidak bisa menaikkan begitu saja. Fungsi DPRD sebagai wakil rakyat perlu diperhatikan. Masyarakat membutuhkan tambahan pelayanan,” tandasnya. Pemkot Bekasi juga menaikkan tarif angkutan umum berkisar Rp1.000-1.500. Kabid Angkutan Dishub Kota Bekasi Erwin mengatakan, tarif angkutan umum sudah dinaikkan kemarin. Pemerintah telah memberikan rincian besaran kenaikan tarif angkutan setiap trayek.

“Kenaikan tarif untuk semua trayek sudah diberitahukan kepada Organda,” ujarnya. Untuk angkutan lokal tarif atas naik Rp1.500, sedangkan tarif bawah Rp1.000 dari tarif sebelumnya. Adapun angkutan jarak jauh antarkota dan antarprovinsi tarif atas sebesar Rp2.000 serta tarif bawah Rp1.000 per penumpang.

“Kenaikan tarif di wilayah Bekasi diharapkan tidak memicu gejolakditransportasi,” ucapnya. Erik Kustara, penumpang tujuan Terminal Bekasi-Stasiun Bekasi, mengatakan hari ini (kemarin) merogoh kocek lebih besar daripada sebelumnya. Biasanya dia membayar ongkos jarak dekat Rp4.000, tapi sekarang harus membayar Rp5.000. “Kenaikan tarif angkutan sangat memberatkan. Untuk itu, pemerintah harus bertanggung jawab,” tegasnya.

R Ratna purnama/Haryudi/ilham safutra/Abdullah m surjaya
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9541 seconds (0.1#10.140)